PENDUGAAN
KESUBURAN TANAH SECARA BIOLOGIS
Semester : 6 Tahun :
2015
Sabki 12122100002
Tanggal
praktikum : 21 April - 26
Mei 2015
Yogyakarta,
07 Juni 2015
A. Tujuan Penelitian
Tujuan
1. Menduga kesuburan tanah dengan menentukan tingkat kekahatan suatu unsur
2. Melihat tanda-tanda kekahatan suatu unsure hara pada tanaman
B. DASAR TEORI
a.
Klasifikasi Tanaman jagung
Tanaman jagung (Zea mays) diklasifikasikan
menurut Askari,W (2001) sebagai berikut :
Divi :
Spermatophyta
Sub
Divi
: Agiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Rhoedelas
Family
: Cruciferae
Species
: Zea mays
b. Kesuburan tanah
Tanah yang subur lebih disukai untuk usaha pertanian,
karena menguntungkan. Sebaliknya terhadap tanah yang kurang subur dilakukan
usaha untuk menyuburkan tanah tersebut sehingga keuntungan yang diperoleh
meningkat.
Kesuburan Tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk
menghasilkan produk tanaman yang diinginkan, pada lingkungan tempat tanah itu
berada. Produk tanaman tersebut dapat berupa: buah, biji, daun, bunga, umbi,
getah, eksudat, akar, trubus, batang, biomassa, naungan atau penampilan. Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda
tergantung faktor pembentuk tanah yang merajai di lokasi tersebut, yaitu: Bahan
induk, Iklim, Relief, Organisme, atau Waktu. Tanah merupakan fokus utama
dalam pembahasan kesuburan tanah, sedangkan tanaman merupakan indikator utama
mutu kesuburan tanah.
Pada percobaan ini tanaman jagung sebagai tanaman
indikator yang digunakan dapat dipilih berdasarkan tujuan kegiatan. Jika
kegiatan diarahkan untuk kesuburan tanah maka dipilih tanaman yang peka
terhadap kekahatan hara. Namun jika untuk tujuan keharaan (neraca hara
misalnya), maka dipilih tanaman yang penting bagi masyarakat.
Penilitian ini diarahkan ke arah pendugaan kesuburan
tanah serta melihat kekahatan suatu unsur terhadap tanaman.
Kekahatan iyalah kekurangan suatu zat atau unsur. Pada
penelitian ini dilihat dari kekurangan unsur Nitrogen yang ada dalam tanah berdasarkan
table berikut yaitu hasil
perhitungan
diklasifikasikan
dengan
bantuan
Tabel 1.
Tabel 1. Tingkat kekahatan suatu unsure berdasarkan hasil relatif
Hasil nisbi (% pupuklengkap)
Hara Berat sedang ringan
N <30 30 – 50 51 – 70
P <20 20 – 50 51 – 65
K <70 70 – 75 76 – 80
C. BAHAN DAN ALAT
Bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Benih jagung, pupuk urea, TSP, KCL,
tanah regosol dan grumusol, polibag
2. Penggaris, jangka sorong, oven,
timbangan
D.
Perlakuan
Rancangan : faktorial
2x5, tata letak acak lengkap (RAL/CRD)
Faktor 1 jenis
tanah: sawah, tegalan
Faktor 2 perlakuan
pemupukan:
o T0 (tanpa pupuk),
o N (pupuk P+K),
o P (pupuk N+K),
o K (pupuk N+P),
o L (lengkap pupuk N+P+K)
Kombinasi Perlakuan
S0, S-N, S-P, S-K, SL, T0, T-N, T-P, T-K, TL
E.
CARA KERJA
Isi polibag dengan tanah sampai ± 2-3 cm di bawah batas
atas, samakan beratnya untuk semua polibag. Dosis pupuk urea 200 kg/ha (4
g/tanaman), TSP 100 kg/ha (2 g/tanaman), dan KCL 100 kg/ha (2 g/tanaman). Berikan
pupuk P dan K bersamaan waktu tanam dan pupuk N ¼ saat tanam ¾ saat umur 2
minggu. Dosis per tanaman disesuaikan
dengan ukuran polibag. Tanam 2-3 benih tiap polibag, sisa kan 1 tanaman
terbaik.
F. DATA HASIL PENGAMATAN
A.
TINGGI TANAMAN
1. Tanah Tegalan
No
|
pupuk
|
Ulangan
|
panjang per minggu
|
||
2
|
4
|
6
|
|||
1
|
NPK
|
1
|
0
|
0
|
0
|
2
|
9
|
14,9
|
0
|
||
3
|
8,6
|
0
|
0
|
||
2
|
NP
|
1
|
5,9
|
0
|
0
|
2
|
10
|
19,3
|
0
|
||
3
|
0
|
0
|
0
|
||
3
|
PK
|
1
|
9
|
29
|
74
|
2
|
21
|
21,9
|
40
|
||
3
|
12
|
18,5
|
31
|
||
4
|
NK
|
1
|
0
|
0
|
0
|
2
|
15
|
18,1
|
35
|
||
3
|
0
|
0
|
0
|
||
5
|
TO
|
1
|
19,5
|
29
|
33
|
2
|
15,7
|
60
|
81
|
||
3
|
21,5
|
28,8
|
60
|
2. Tanah Sawah
no
|
pupuk
|
Ulangan
|
panjang per minggu
|
||
2
|
4
|
6
|
|||
1
|
NPK
|
1
|
0
|
0
|
0
|
2
|
2,5
|
12
|
36
|
||
3
|
0
|
0
|
0
|
||
2
|
NP
|
1
|
12
|
17
|
44
|
2
|
0
|
0
|
0
|
||
3
|
11
|
17,9
|
31
|
||
3
|
PK
|
1
|
13
|
24,5
|
45
|
2
|
17,2
|
29,8
|
0
|
||
3
|
0
|
0
|
0
|
||
4
|
NK
|
1
|
0
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
||
3
|
0
|
0
|
0
|
||
5
|
TO
|
1
|
17,1
|
40,5
|
75
|
2
|
16,7
|
24,7
|
51
|
||
3
|
15,2
|
30,3
|
67
|
B.
BERAT SEGAR DAN KERING
1.
Tanah Tegal
No
|
Pupuk
|
ulangan
|
bobot(gr)
|
|
segar
|
kering
|
|||
1
|
NPK
|
1
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
||
3
|
0
|
0
|
||
2
|
NP
|
1
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
||
3
|
0
|
0
|
||
3
|
PK
|
1
|
0,210
|
0,141
|
2
|
0,015
|
0,005
|
||
3
|
0,01
|
0,003
|
||
4
|
NK
|
1
|
0
|
0
|
2
|
0,23
|
0,12
|
||
3
|
0
|
0
|
||
5
|
TO
|
1
|
0,01
|
0,005
|
2
|
0,011
|
0,005
|
||
3
|
0,06
|
0,004
|
2.
Tanah Sawah
No
|
Pupuk
|
ulangan
|
bobot(gr)
|
|
segar
|
kering
|
|||
1
|
NPK
|
1
|
0
|
0
|
2
|
0,021
|
0,012
|
||
3
|
0
|
0
|
||
2
|
NP
|
1
|
0,022
|
0,012
|
2
|
0
|
0
|
||
3
|
0,010
|
0,006
|
||
3
|
PK
|
1
|
0,015
|
0,008
|
2
|
0
|
0
|
||
3
|
0
|
0
|
||
4
|
NK
|
1
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
||
3
|
0
|
0
|
||
5
|
TO
|
1
|
0,023
|
0,015
|
2
|
0,023
|
0,012
|
||
3
|
0.015
|
0,009
|
G. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
A. TINGKAT
TINGGI TANAMAN
A. Tanah Tegalan
Tegalan
adalah lahan kering yang ditanami dengan tanaman musiman atau tahunan, seperti
padi ladang, palawija, dan holtikultura. Tegalan letaknya terpisah dengan
halaman sekitar rumah.
Tegalan sangat
tergantung pada turunnya air hujan. Tegalan biasanya diusahakan pada
daerah yang belum mengenal sistem irigasi atau daerah yang tidak
memungkinkan dibangun saluran irigasi. Permukaan tanah tegalan tidak selalu
datar. Pada musim kemarau keadaan tanahnya terlalu kering sehingga tidak ditanami.
Tanaman utama di lahan tegalan adalah jagung, ketela pohon, kedelai, kacang
tanah, dan jenis kacang-kacangan untuk sayur.
Penelitian yang kami lakukan di
tanah tegalan dengan ditanami jagung sebanyak 15 tanaman yang mampu tumbuh
sebanyak 11 tanaman, dari 3 ulangan dan 5 perlakuan pemupukan. Pertumbuhan
jagung diamati setiap 2 minggu adapun hasil pengamatan kami sajikan dalam
grapik dibawah ini.
a.
Ulangan 1

Pada
ulangan satu, tanah tegalan. Pertumbuhan tinggi tanaman jagung tanpa perlakuan
pupuk memberikan hasil yang lebih baik, dibandingan dengan pemberian pupuk.
Pemberian pupuk lengkap malah mengakibatkan tanaman tidak tumbuh, pemberian
pupuk N dan k serta P dan K berada satu garis dala pertumbuhan. Sedangkan pupuk
N dan P pada umur minggu ke 4 malah mati.
b.
Ulangan 2 Tanah
Tegalan

Ulanagan ke dua tanah tegalan masih
dinominasi dengan pertumbuhan tanah tanpa perlakuan, kemudian dikitu oelh tanah
yang diberikan pupuk P dan K serta tanah yang diberikan pupuk N dan K, pada
pupuk lengkap NPK memberikan pertumbuhan namun di minggu ke enam tanman mati.
c.
Ulangan 3 Tanah
Tegalan

Pada ulangan 3 juga
tidak jauh berbeda, hampir sama pertumbuhan tanaman masih didominasi oleh
tanaman tanpa perlakuan pupuk. Kemudian diikuti oleh tanaman yang dipupuk
dengan pupuk P dan K namun pada naman yang dipupuk Ndan P tidak tumbuh.
Dari ketiga ulangan tersebut pada
tanah tegalan, tanaman tanpa perlakuan pupu memberikan hasil yang cukup baik
dalam hal pertumbuhan karna diduga didalam tanah terdapat unsur hara yang
diperlukan oleh tanaman. Namun, pada perlakuan dengan memberikan pupuk,
pertumbuhannya tidak seragam, tanaman tersebut diduga keracunan unsur hara yang
berlebih didalam tanah sehingga tananman tidak mampu untuk tumbuh, atau juga
kegagalan penelitian yang menggunkan mesida yang terlalu kecil dengan dosis
pupuk ynag tinggi mampu mempengarhi pertumbuha jagung tersebut.
B.
Tanah Sawah
Sawah
adalah bentuk pertanian lahan basah karena menggunakan banyak air dalam
kegiatan pertaniannya terutama pada awal kegiatan penanaman. Penelitian yang
kami lakukan di tanah tegalan dengan ditanami jagung sebanyak 15 tanaman yang
mampu tumbuh sebanyak 8 tanaman, dari 3 ulangan dan 5 perlakuan pemupukan.
Pertumbuhan jagung diamati setiap 2 minggu adapun hasil pengamatan kami sajikan
dalam grapik dibawah ini.
a. Ulangan 1 Tanah Sawah

Pada tanah sawah pertumbuhan jagung
hampir dikatakan banyak tidak tumbuh. Dari lima perlakuan hanya 3 tanaman yang
tumbuh pada ulangan pertama, pemberian pupuk NPK lengkap dan N dan K tidak
menunjukkan hasil perkembangan tanaman tidak tumbuh, perkebangan tinggi tanaman
masih dinominasi oleh tanah tanpa perlakuan.
Terus tanah yang
mendapat tambahan unsur hara P dan K dan unsur N dan P mengalami kematian atau
tidak tumbuh.
b. Ulangan 2 Tanah Sawah

Perlakuan pad ulanagn ke dua
menunjukkan hsil yang berbeda, tanah yang diberi unsur lengkapa (NPK) mampu
ditumbuhi oleh tanaman jagung, meski pertumbuhan terbaik masih di pertanahan
oleh tanaman tanpa perlakuan, pemberian unsur N dan P serta N dan K tidak
menunjukkan hasil atau tanaman tidak tumbuh.
c. Ulangan 3 Tanah Sawah

Pada
ulangan ketiga tanaman jagung hanya mampu tumbuh sebanyak 2 pohon dari lima
perlakuan. Tanaman tanpa perlauan masih
mampu tumbuh di bandingkan tanaman pemberian pupuk NPK, NK, serta PK yang tidak
memnunjukan pertumbuhan, hanya NP yang memberiakan ertumbuhan meski kalah
dengan tanpa perlakuan.
Dari ketiga ualangan pada tanah
sawah dapat di tarik rata-rata tanaman dengan tanpa perlakuan pupuk mampu
tumbuh dengan baik di bandingkan dengan tanaman pemberian pupuk.
Jika dibandingkan lebiha jauh antara
tanah tegalan dan tanah sawah, tanah tegalan lebih memberikan hasil pertumbuhan
yang lebih baik, dibandingkan tanah sawah.
B. BERAT SEGAR DAN KERING TANAMAN
Setiap
tanaman di cabut saat berumur enam minggu dan ditimbang serta di open selama 2 x
24 jam dalam suhu 800 C.
Tabel
berat segar dan kering tanah tegalan
no
|
pupuk
|
ulangan
|
bobot(gr)
|
|
segar
|
Kering
|
|||
1
|
NPK
|
1
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
||
3
|
0
|
0
|
||
2
|
NP
|
1
|
0
|
|
2
|
0
|
0
|
||
3
|
0
|
0
|
||
3
|
PK
|
1
|
0,141
|
|
2
|
0,015
|
0,005
|
||
3
|
0,01
|
0,003
|
||
4
|
NK
|
1
|
0
|
0
|
2
|
0,23
|
0,12
|
||
3
|
0
|
0
|
||
5
|
TO
|
1
|
0,01
|
0,005
|
2
|
0,011
|
0,005
|
||
3
|
0,06
|
0,004
|
Tabel
berat segar dan kering tanah tegalan
no
|
pupuk
|
ulangan
|
bobot(gr)
|
|
segar
|
kering
|
|||
1
|
NPK
|
1
|
0
|
0
|
2
|
0,021
|
0,012
|
||
3
|
0
|
0
|
||
2
|
NP
|
1
|
0,022
|
0,012
|
2
|
0
|
0
|
||
3
|
0,006
|
|||
3
|
PK
|
1
|
0,015
|
0,008
|
2
|
0
|
0
|
||
3
|
0
|
|||
4
|
NK
|
1
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
||
3
|
0
|
0
|
||
5
|
TO
|
1
|
0,023
|
0,015
|
2
|
0,023
|
0,012
|
||
3
|
0.015
|
0,009
|
C. KEKAHATAN
kekurangan
terhadap zat (unsur) tertentu, pada tanah.
Pada percobaan di tanah tegalan dan tanah sawah menunjukkan hasil yang sangat
nyata.
Rumus untuk mencari
hasil kekahatan suatu unsur yaitu rata-rata beratkering suatu unsut dibagi unsur lengkap NPK dikali 100
Contoh : rata-rata NP/rata-rata NPK x 100.
Untuk melihat kekahatan suatu unsur maka digunakan table
pembantu seperti tabel dibawah ini.
Tabel 1. Tingkat kekahatan suatu unsure berdasarkan hasil relatif
Hasil nisbi (% pupuklengkap)
Hara Berat sedang ringan
N <30 30 – 50 51 – 70
P <20 20 – 50 51 – 65
K <70 70 – 75 76 – 80
Tabel hasil
pengamatan
pupuk
|
tegalan
|
sawah
|
tegalan
|
sawah
|
|
NPK
|
0
|
0,004
|
100
|
100
|
|
NP
|
0
|
0,006
|
0
|
150
|
|
PK
|
0,05
|
0,0027
|
0
|
67,5
|
|
NK
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
TO
|
0,005
|
0,012
|
0
|
300
|
Pada tanah tegalan
tidak dapat dinilai hasil kekahatan suatu unsur dikarenakan semua
tanaman yang berunsur lengkap NPK mati dan tidak tumbuh. Pupuk lengkap
dijadikan sebagai acuan untuk memngetahui kekahatan (kekurangan suatu unsur. Namun, pada tanah sawah dapat dilihat hasil
kekahatan karna tanama dengan unsur lengkap ada yangtumbuh.
Dilihat dari tabel hasil pengamatan pada tanah sawah pada unsur N dan P memberikan nilai 150. Menunjukkan
bahwa tanah tersebut dikategorikan ringan berdasarkan hasil nisbi dalam tabel
kekahatan unsur. Pada pupuk P dan K masih dikategorikan ringan karna melebihi
65 % yakni mencapai 67,4. Namun pada unsur
K tidak dapat dicari karna tanaman penguji tidak tumbuh. Tapi pada
tanaman ang tanpa mengalami pemupukan malah menunjukkan hasil yang lebih tinggi
mencapai 300, ini dapat dikategorikan
dalam keadaan ringan.
Penambahan unsur hara di dalam tanah tidak selalu
berdampak baik bagi tanaman, jika kelebihan akan menracuni tanaman ini dapat
dilihat dari penelitian yang kami lakukan media yang hanya berukuran 2 kilogram
yang tidak memberikan ampak yang baik. Sebagian banyak tanaman yang tanpa
perlakuan pemupukan malah menunjukan hasil yang lebih baik dari pada yang lain.
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan mampu memberi hasil yang dapat
dijadikan acuan untuk melakukan penanaman suatu tanaman jangan asal pemberian
pupuk karna didalam tanah sendiri terdapat unsur hara yang dapat menunjang
pertumbuhan meski harus ditamabah agar memberikan hasil yang maksimal.
H. KESIMPULAN
Dari hasil
pengamatan dari data-data yanag dihasilkan Tanah tegal mampu memberikan
pertumbuhan yang lebih baik dibangingkan dengan tanah sawah, namun di tanah
sawah dapat dilihat kekahatan suatu unsur karna tanaman sawah pada perlakuan
pupuk lengkap ada yang tumbuh.
Dari 30 tanaman
yang kami tanam, tanah tegal ammpu tumbuh sebanyak 11 tanaman dan tanah sawah
hanya mampu tumbuh sebanyak 8 tanaman.
Tanpa pemberian
pupuk tumbuh lebih baik dibanding pemberian pupuk lengkap, maupun pupuk
majemuk.
DAFTAR PUSTAKA
Arenlovesu, 2009. Imbibisi Biji. Dalam : http://arenlovesu.blogspot.
com/. Diakses 19 Desember 2014.
Kuswanto, H., 1997. Analisis Benih. ANDI,
Yogyakarta.
Lukyati, Betty, dkk. 1999. Petunjuk
Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Malang: FMIPA UM, Malang.
Askari, W. 2001. Botani
Jagung. Dalam :
https://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/botani-jagung/. diakses 19 Desember 2014.
No comments:
Post a Comment