SISTEM MULSA HITAM PERAK
Nama : SABKI Npm
: 12122100002
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS
PGRI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur saya panjatkan Kepada
Tuhan
Yang
Maha
Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan
sebuah tugas wirausaha dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Teknik Budidaya Sawi (Brassica juncea L.)” yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
sebuah tugas wirausaha dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Teknik Budidaya Sawi (Brassica juncea L.)” yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
Besarnya
volume impor dari negara-negara luar terhadap kebutuhan sayuran didalam negeri
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kondisi ini harus menjadi intropeksi
bagi masyarakat Indonesia. Harapannya komoditas sayuran dapat terus
meningkat sehingga terpenuhi kebutuhan
dalam negeri dan mengurangi nilai impor sayuran.
Ucapan terima kasih
sebesar-besarnya saya ucapkan kepada bapak dosen Ir.
Herman Budi S, MP yang telah
membimbing saya untuk membuat makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan.
Akhir
kata, kami
sampaikan ribuan
terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berperan serta dalam penyusunan
makalah ini baik
dari awal sampai akhir,
yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu-persatu.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Yogyakarta, September 2013
Penulis
TEKNIK BUDIDAYA SAWI (Brassica juncea L.)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Budidaya
tanaman hortikultura merupakan salah satu andalan bagi sektor pertanian. Hal ini
dapat dilihat dari permintaan tanaman hortikulthural yang setiap tahunnya kian meningkat. Seiring dengan meningkatnya
taraf hidup masyarakat di Indonesia maka
kebutuhan akan pangan terutama makanan pokok seperti buah dan sayuran akan
meningkat (Sudjianto, 2001).
Tanaman
sayur dapat berbentuk rumput, perdu, semak, atau pohon. Bentuk pertumbuhanya
tegak pendek, menjulang, atau menjalar dengan hasil berupa umbi, bunga, buah
atau biji. Umumnya tanaman sayur berbunga sempurna (hermaphrodit), yakni dalam satu bunga terdapat bunga jantan dan
betina. Alat reproduksi jantan disebut benang sari (stamen). Benang sari mengandung tepung sari (polen) dalam kantong sari (anthera).
Sementara alat reproduksi betina disebut putik (pistillum). Putik terdiri dari bagian bakal buah (stigma). Benang
sari Ada pula tanaman yang berbungga
betina dan jantannya terpisah atau berkelamin tunggal (unisexualis), tetapi dalam satu pohon. Selain itu ada juga tanaman
sayur yang berumah satu (monoecus),
seperti melinjo, nangka, dan keleweh (Hendro sunarjono, 2003).
Tanaman
sayur sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Awalnya tanaman ini
dikenal sebagai tanaman perkebunan rakyat, tetapi kini lebih dikenal dengan
nama hortikultura. Budidaya sayuran perlu pengolahan dan perhatian yang lebih
dari tanaman lain. Agar dapat menghasilkan tanaman yang maksimal.
Sayuran
sangat penting dikonsumsi untuk kesehatan masyarakat. Nilai gizi makanan sehari-hari dapat duperbaiki dengan
mengkonsumsi sayuran, karna disayuran merupakan sumber vitamin, mineral,
protein nabati,dan tentunya serat. Menurut hasil seminar Gizi tahun 1963 dan
Workshop of Food tahun 1968, setiap orang indonesia memerlukan sayuran sebanyak
150 g berat bersih/orang /hari dalam menu makanannya.(Hendro sunarjono, 2003).
Dari
sekian banyak tanaman horthikultura, Sawi/caisin (Brassica juncea L. Coss)
merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura dari jenis sayur sayuran
yang di menfaatkan daun-daun yang masih muda. Daun sawi sebagai makanan sayuran
memiliki macam-macam manfaat dan kegunaan dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari. Sawi selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan sayuran, juga dapat
dimanfaatkan untuk pengobatan (terapi bermacam-macam penyakit) (Cahyono, 2003).
Selain itu sawi juga digemari
oleh konsumen karena memiliki kandungan pro-vitamin A dan asam askorbat yang
tinggi. Ada dua jenis caisin/sawi yaitu sawi putih dan sawi hijau. Keduanya
dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi. Oleh karena
itu, dalam makalah in akan dibahas
secara terperinci mengenai lokasi yang strategis, cara budidaya, pemberantasan
hama dan penyakit serta panendan pasca panen, dan tentunya analisis usaha tani.
.
B.
Rumusan
Masalah
a)
Bagaimana cara budidaya tanaman sawi
berdasarkan tinjauan pustaka?
b)
Bagaimana keuntungan yang diperoleh dari
hasil budidaya?
c)
Bagaimana hasil analisisusaha tani,
layak atau tidak usaha budidaya sawi?
C.
Tujuan
a)
Tujuan Umum.
Masyarakat dapat menjadikan peluang usaha untuk
membuat tepung mocaf.
b)
Tujuan Khusus.
(1)
Mendeskripsikan sawi beserta varietasnya;
(2)
Menguraikan peroses budidaya yang sesuai ;
(3)
Menganalisis hasil usaha tani;
D.
Manfaat
a)
Manfaat Teoritis.
Menambah
pengetahuan kepada masyarakat tentang
bididaya
sawi.
b)
Manfaat Praktis
Bagi
penulis
(1)
Menambah pengetahuan dan wawasan bagi
penulis tentang budidaya
sawi dan analisis usaha tani
(2)
Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu
yang diperoleh dibangku kuliah.
Bagi
pelaku usaha
Memberi
ilmu tambahanan serta wawasan, terutama yang bergelut di bidang pembudidayaan
sawi.
E. Manfaat Lain Dan Peluang Bisnis sawi
Secara
teoritis sawi juga memiliki manfaat lain dan peluang bisnis yang menjanjikan
berikut ini akan disajikan secara terperinci.
1.
Sawi
untuk bahan makanan.
Sawi
adalah sekelompok tumbuhan dari marga
Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan
(sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica
yang kadang-kadang mirip satu sama lain. Sawi kurang enak dimakan sebagai
sayuran segar, tetapi dimanfaatkan sebagai sayuran atau lalapan dalam bentuk
masak. Selain itu, daun sawi hijau juga sering dibuat asinan oleh masyarakat
Cina. Sawi juga merupakan tanaman semusim
bentuknya menyerupai caisim. Sawi dan caisim kadang sukar dibedakan sawi
berdaun lonjong, halus, tidak berbulu, dan berkrop. Kedua jenis sayuran
tersebut dapat disilangkan (kawin silang). Sawi mempunyai batang pendek dan
lebih langsing dari pada petsai. Urat daun utama lebih sempit dari pada petsai,
tetapi daunnya lebih liat. Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak
(roset) hingga sukar membentuk krop. Tanaman ini mempunyai akar tunggang dengan
akar samping yang banyak tetapi dangkal.
Bunganya mirip petsai tetapi rangkaian
tandan lebih pendek. Ukuran kuntum bunga nya lebihkecil dengan warna kuning
pucat yang spesifik. Ukuran bijinya kecil dan berwarna hitam kecokelatan.
Bijinya terdapat dalam kedua sisi dinding sekat polong yang lebih gemuk. Hampir
setiap orang gemar mengkonsumsi karna rasanya segar (enak) dan banyak
mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Untuk kandungan gizi dan
komposisis kimia pada sawi dapat dilihat tada tabel 1.
No.
|
Jenis Zat
|
Jumlah Kandungan Gizi
|
1
|
kalori
|
22,00 kal
|
2
|
Protein
|
2,30 gr
|
3
|
Fat (lemak)
|
0,30 gr
|
4
|
Carbohydrate (karbohidrat)
|
4,00 gr
|
5
|
Fiber (serat)
|
1,20 gr
|
6
|
Ash (abu)
|
- gr
|
7
|
Kalsium (Ca)
|
220,50 mg
|
8
|
Fosfor (P)
|
38,40 mg
|
9
|
Besi (Fe)
|
2,90 mg
|
10
|
Natrium (Na)
|
-
mg
|
11
|
Vitamin A
|
969,00 SI
|
12
|
Thiamine (Vitamin B1)
|
0,09 mg
|
13
|
Riboflavin (Vitamin B2)
|
0,10 mg
|
14
|
Niacin (Vitamin B3)
|
0,70 mg
|
15
|
Vitamin C
|
102,00 mg
|
16
|
Air
|
-
|
17
|
Kalium (K)
|
-
mg
|
Sumber : Direktorat Gizi, Dep.Kes.RI (1981)
dan Emma. S. Wirakusumah (1994)
Dari
tabel tersebut diatas, sawi kaya akan vitamin A sehingga komoditas ini sangat
berguna untuk mengatasi kekuragan vitamin A.
2.
Manfaat
dan Kandungan Sawi
Di Indonesia penyebutan sawi
biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang
disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi
putih (Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa
dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut
sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk membedakannya dengan caisim).
Kailan (Brassica oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain
yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan
campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran
daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia. Sawi yang
biasanya menjadi sayuran pendamping mie atau pangsit yang enak itu mempunyai
banyak khasiat dan kandungan gizi yang banyak. Sawi Baik untuk Ibu Hamil,
khasiat sawi luar biasa, mampu menangkal hipertensi, penyakit jantung, dan
berbagai jenis kanker. Manfaat lainnya adalah menghindarkan ibu hamil dari
anemia.
Konsumsi
sayur-sayuran sudah menjadi kebutuhan primer karena kandungan gizinya yang
sangat tinggi. Menurut Gladys Block, Ph.D, dari University of California di
Berkeley, Amerika Serikat, konsumsi sayuran hijau secara teratur dapat menyusutkan
risiko penyakit kanker hingga separuhnya. Dr. Joann Manson dari Harvard Medical
Scholl menyebutkan bahwa konsumsi sayuran hijau dapat menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular seperti stroke, jantung koroner, dan hipertensi. Salah
satu jenis sayuran yang sangat populer di Indonesia adalah sawi. Beberapa
keunggulan sawi yang saya rinci satu persatu.
a. Cegah
Osteoporosis
Sawi
banyak mengandung vitamin dan mineral. Kadar vitamin K, A, C, E, dan folat pada
sawi tergolong dalam kategori excellent. Mineral pada sawi yang tergolong dalam
kategori excellent adalah mangan dan kalsium. Sawi juga excellent dalam hal
asam amino triptofan dan serat pangan (dietaryfiber). Kandungan vitamin K pada
sawi sangat tinggi, yaitu mencapai 419,3 mkg per cangkir. Konsumsi satu cangkir
sawi sudah dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin K per hari.
Vitamin
K sangat berguna untuk membantu proses pembekuan darah, sehingga sering disebut
sebagi vitamin koagulasi. Vitamin K mempunyai potensi dalam mencegah
penyakit-penyakit serius, seperti penyakit jantung dan stroke, karena efeknya
mengurangi pengerasan pembuluh darah oleh faktor timbunan plak kalsium. Selain
itu juga terkait dengan pengaturan protein tulang dan kalsium di dalam tulang
dan darah, sehingga dapat menjaga tulang dari proses osteoporosis. Tanpa peran
vitamin K, osteokalsin sebagai protein tulang tidak dapat bekerja dengan
normal. Vitamin K juga dapat digunakan untuk menangani kanker karena dapat
bertindak sebagai racun bagi sel-sel kanker, tetapi tidak membahayakan sel-sel
yang sehat.
Fungsi
lain dari vitamin K adalah dalam mencegah penyakit alzheimer, pengontrolan
kadar gala darah, serta mencegah sitokin, pembawa pesan yang berperan dalam
menyebabkan pembengkakan sambungan tulang saat penuaan terjadi.
Kadar
vitamin A pada sawi juga sangat tinggi. Konsumsi 1 cangkir sawi cukup untuk
memenuhi 84,9 persen kebutuhan tubuh akan vitamin A per hari. Vitamin A
berperan menjaga kornea mata agar selalu sehat. Mata yang normal biasanya
mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak kental yang dikeluarkan sel epitel
mukosa, sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi. Kekurangan vitamin A
membuat sel epitel akan mengeluarkan keratin, yaitu protein yang tidak larut
dalam air dan bukan mukus. Bila sel-sel epitel mengeluarkan keratin, selsel
membran akan kering dan mengeras, dan bila tidak segera diobati akan
menyebabkan kebutaan.
Kandungan
vitamin C pada sawi hampir setara dengan jeruk. Konsumsi 1 cangkir sawi cukup
untuk memenuhi 59 persen kebutuhan tubuh akan vitamin C per hari. Peran utama
vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler. Kolagen merupakan
senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian dalam
tulang, dentin, dan vascular endothelium. Vitamin C sangat penting perannya
dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi
hidraksiprolin dan hidroksilisin. Kedua senyawa ini merupakan komponen kolagen
penting. Selain itu, vitamin C sangat berperan dalam penyembuhan luka serta
daya tahan tubuh melawan infeksi dan stres.
b. Asam
Folat
Sawi
juga sangat baik bagi ibu hamil karena mengandung asam folat yang cukup tinggi.
Asam folat dibutuhkan tubuh untuk mengatasi anemia yang sering terjadi pada ibu
hamil. Selain itu, asam folat merupakan koenzim untuk beberapa sistem enzim. Salah
satu peranan asam folat adalah biosintesis dan pemindahan satu satuan karbon
seperti gugus metil. Dengan demikian memungkinkan terjadinya sintesis metionin,
kolin, dan penambahan gugus metil pada pirimidin sehingga terbentuk timin.
Senyawa terakhir ini merupakan salah satu komponen penting dalam molekul DNA. Peran
asam folat dalam proses sintesis nukleoprotein merupakan kunci pembentukan dan
produksi butir-butir darah merah normal dalam sumsum tulang. Asam folat juga
terlibat dalam proses oksidasi fenilalanin menjadi tirosin. Kebutuhan asam
folat pada orang dewasa mencapai 400 mkg perhari. Kebutuhan ini menjadi dua
kali lipat pada ibu yang sedang hamil dan bertambah 50 persen untuk ibu yang
sedang menyusui.
Asam
folat dan vitamin B6 dapat mereduksi homosistein di dalam tubuh. Homosistein
dapat mencegah terbentuknya ikatan silang pada kolagen, sehingga tulang menjadi
lebih mudah keropos.
Kandungan
vitamin E pada sawi dapat berfungsi sebagai antioksidan utama di dalam sel. The
George Mateljan Foundation (2006) menggolongkan sawi dalam kategori excellent
sebagai sumber vitamin E. Kebutuhan rata-rata vitamin E mencapai 10-12 mg/hari.
Kandungan vitamin E pada sawi juga berperan balk untuk mencegah penuaan.
c. Unggul
Serat, Kaya Mineral
Sawi
juga memiliki keunggulan dalam hal serat pangan. Serat dibutuhkan tubuh untuk
menurunkan kadar kolesterol dan gula darah. Di dalam saluran pencernaan, serat
akan mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol) dan kemudian dikeluarkan
bersama tinja. Semakin tinggi konsumsi serat, akan semakin banyak asam empedu
dan lemak yang dikeluarkan oleh tubuh. Hal tersebut secara otomatis akan
mengurangi kadar kolesterol. selain untuk mengendalikan kolesterol, serat pada
sawi juga sangat berguna mencegah diabetes melitus dan terjadinya kanker kolon.
Kandungan mangan pada sawi juga termasuk dalam kategori excellent. Mangan
sangat esensial untuk proses metabolisme tubuh, sedangkan triptotan merupakan
protein utama penghubung antarsaraf dan pengatur pola kebiasaan
(neurobehaviour} yang berdampak kepada pola makan, kesadaran, persepsi atas
rasa sakit, dan pola tidur.
Sawi
juga memiliki kalsium yang sangat baik. Kalsium merupakan salah satu mineral
terpenting yang dibutuhkan tubuh. Konsumsi kalsium kurang dari kebutuhan dapat
menyebabkan rapuhnya integritas tulang dan osteoporosis di usia dini, terutama
pada wanita. Kandungan kalsium yang tinggi pada sawi dapat mengurangi hilangnya
bobot tulang yang biasa terjadi pada usia lanjut. Tekanan darah tinggi juga
dapat disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium di dalam darah. Mineral lain yang
cukup berarti pada sawi adalah magnesium. Kandungan magnesium pada sawi sangat
berguna untuk mereduksi stres dan membantu membentuk pola tidur yang baik.
d. Tangkal
Macam-Macam Kanker
Sawi
merupakan jenis sayuran yang sangat bermanfaat untuk mencegah berbagai
penyakit, terutama kanker. Hal itu disebabkan tingginya kadar senyawa fitokimia
pada sawi, khususnya glukosinolat. Di dalam tanaman, glukosinolat bereaksi
dengan enzim mirosinase, menghasilkan komponen aktif indol dan isotiosianat. Indol
dan isotiosianat berfungsi untuk mereduksi potensi kanker karena kemampuan
kedua komponen itu mengatur enzim yang berfungsi mendetoksifikasi hati. Indol
dan isotiosianat juga dapat menghambat enzim yang dapat menyebabkan
terbentuknya senyawa karsinogenik (penyebab kanker).
Sebuah
penelitian yang dilakukan dari Ohio State University membuktikan bahwa senyawa
isotiosianat dapat menghambat sel kanker. Senyawa ini berasal dari senyawa
glukosinolat yang mengalami perubahan setelah sayuran digigit, dikunyah, dan
dicerna. Dari beberapa hasil studi epidemologi, Park dan Pezzuto (2002)
melaporkan bahwa konsumsi sayuran dari genus Brassica (termasuk sawi) dapat
menurunkan risiko berbagai jenis kanker, yaitu kanker payudara, prostat,
ginjal, kolon, kandung kemih, dan paru-paru. Konsumsi tiga porsi atau lebih
sayuran tersebut mampu menurunkan risiko kanker prostat dibandingkan dengan
konsumsi hanya satu porsi per minggu. Dilaporkan juga bahwa konsumsi sayuran
Brassica sebanyak 1-2 porsi/hari mampu menurunkan risiko kanker payudara
sebesar 20-40 persen.
Sawi
juga bermanfaat untuk mencegah kanker kandung kemih. Kanker kandung kemih
merupakan penyakit yang paling menakutkan. Tercatat 11.000 orang didiagnosis
menderita kanker tersebut di Inggris dan lebih dari 30 persen-nya meninggal
akibat penyakit ini. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Steven Schwartz
dari Ohio State University membuktikan bahwa senyawa isotiosianat dapat
memangkas sel kanker kandung kemih, khususnya sel agresif yang cenderung cepat
menyebar ke seluruh tubuh. Sawi juga mengandung sulforafan yang juga bersifat
antikanker. Sebuah publikasi pada Journal of Nutrition pada tahun 2004
menunjukkan bahwa kandungan sulforafan yang banyak terdapat pada golongan
Brassica sangat efektif untuk mencegah pertumbuhan sel kanker payudara. Paul
Talalay, farmakologis dari Johns Hopkins, menegaskan bahwa sulforafan diketahui
mampu meningkatkan produksi enzim fase II di dalam hati. Enzim ini berperan
mengangkut bahan-bahan karsinogen yang dihasilkan dari senyawa prokarsinogen
dan membuangnya keluar dari sel.
3.
Peluang
Bisnis Sawi
Tanaman
sawi sudah populer di masyarakat dan termasuk komoditas yang digemari terutama
varietas sawi hijau. Sehingga permintaan jenis sayur ini sangat besar. Sawi
merupakan bukan lah tanaman asli indonesia. Daerah asal tanaman sawi diduga
dari Tiangkok ( Cina ) dan Asia Timur, konon didaareah Cina, tanaman ini telah
dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar luas ke Filifina
dan Taiwan. ( Rukman R, 1994 ).
Masuknya
sawi kewilayah Indonesia diduga pada abad XIX. Bersamaan dengan lintas perdaganagn
jenis sayuran sub-tropis lainnya, terutama kelompok kubis-kubisan. Daerah pusat
penyebaran sawi antara lain Cipanas ( Bogor ), Lembang, Pengalengan, Malang dan
Tosari. Terutama daerah yang mempunyai ketinggian diatas 1.000 meter dari
permukaan laut. ( Rukman R, 1994 ). Semenjak berdomisil di Indonesia tanaman
ini sangat poluler di masyarakat. Hal ini dapat dlahat dari permintaan konsumen
terhadap pasar, dengan harga yang relatif lebih murah, sehingga segala la;angan
masyarakat dapat mengkonsumsinya. Disamping itu, sawi hijau juga merupakan mata
dagangan ekspor diberbagai negara, baik dikawasan Asia ataupun eropa.
Memperhatikan pasar yang begitu luas dan kesukaan masyarakat terhadap sawi,
terutama sawi hijau. Memiliki peluang binis yang baik, sehingga apabila
diusahakan dengan baik akan memberikan keuntungan yang baik pula.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Botani
Tanaman Sawi
Sawi/caisin
(Brassica juncea L. Coss) merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura
dari jenis sayur sayuran yang di menfaatkan daun-daun yang masih muda. Daun
sawi sebagai makanan sayuran memiliki macam-macam manfaat dan kegunaan dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari. Sawi selain dimanfaatkan sebagai bahan
makanan sayuran, juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan (terapi
bermacam-macam penyakit). (Cahyono, 2003). Selain itu sawi juga digemari oleh
konsumen karena memiliki kandungan pro-vitamin A dan asam askorbat yang tinggi.
Ada dua jenis caisin/sawi yaitu sawi putih dan sawi hijau. Keduanya dapat
tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi.
Sawi
pada umumnya banyak ditanam di dataran rendah. Tanaman ini selain tahan
terhadap suhu panas (tinggi) juga mudah berbunga dan menghasilkan biji secara
alami pada kondisi iklim tropis Indonesia (Haryanto dkk, 2002). Daerah asal tanaman sawi diduga dari Tiangkok
( Cina ) dan Asia Timur, konon didaareah Cina, tanaman ini telah dibudidayakan
sejak 2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar luas ke Filifina dan Taiwan. Masuknya
sawi kewilayah Indonesia diduga pada abad XIX. Bersamaan dengan lintas perdaganagn
jenis sayuran sub-tropis lainnya, terutama kelompok kubis-kubisan. Daerah pusat
penyebaran sawi antara lain Cipanas ( Bogor ), Lembang, Pengalengan, Malang dan
Tosari. Terutama daerah yang mempunyai ketinggian diatas 1.000 meter dari
permukaan laut. ( Rukman R, 1994 ).
Dalam
ilmu tumbuhan, tanaman sawi diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
(tanaman berbiji)
Sub divisi : Angiospermae ( biji
berada didalam buah)
Kelas : Dicotyledonae
(biji berkeping dua atau biji berbelah)
Ordo (bangsa) : Rhoeadales (Brassicales)
Famili (suku) : Cruciferae ( Brassicaceae)
Genus (marga) : Brassica
Spesies
(jenis)
: Brassica juncea L.
Sumber
: Cahyono, 2003.
Sistem
perakaran sawi memiliki akar tunggang (radix primaria) dan cabang-cabang akar
yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar kesemua arah dengan kedalaman
antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain mengisap air dan zat
makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman (Heru dan
Yovita, 2003). Batang sawi pendek sekali dan beruas-ruas sehingga hampir tidak
kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun
(Rukmana, 2002). Sawi berdaun lonjong,
halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak
(roset) hingga sukar membentuk krop (Sunarjono, 2004).
Sawi
umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami baik di dataran tinggi maupun
di dataran rendah. Stuktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga
(inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap
kuntum bunga sawi terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun
mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah
putik yang berongga dua (Rukmana, 2002).
B.
Tipe
dan Varietas Sawi
Penggunaan
varietas merupakan teknologi yang dapat diandalkan, tidak hanya dalam hal
meningkatkan produksi pertanian, tetapi dampaknya juga meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan petani. Oleh karena itu varietas unggul yang memiliki
berbagai sifat yang diinginkan memegang peranan penting untuk tujuan dimaksud.
Varietas unggul pada umumnya memiliki sifat-sifat yang menonjol dalam hal
potensi hasil tinggi. Tahan terhadap organisme pengganggu tertentu dan memiliki
keunggulan pada ekolokasi tertentu serta mempunyai sifat-sifat agronomis
penting lainnya. Dengan menggunakan varietas unggul tahan hama dan penyakit
adalah merupakan cara paling murah untuk menekan pengganggu tanaman tanpa
adanya kekhawatiran akan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam upaya untuk
terus meningkatkan produksi pertanian, para pemulia tanaman senantiasa berusaha
menciptakan varietas unggul modern yang memiliki sifat-sifat yang dinginkan dan
cocok untuk kondisi lingkungan tertentu (Fakultas Pertanian UNS, 2011).
Varietas adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai
oleh bentuk dan pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi
karakter atau kombinasi genotype yang dapat membedakan dengan jenis atau
spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan
apabila diperbanyak tidak mengalami pertumbuhan (Shvoong, 2011).
Sawi
termasuk famili cruciferae. Dari jenis ini terdapat beberapa vaerietas. Namun,
hanya dua jenis yang sangat digemari oleh konsumen yaitu :
1. Sawi
putih atau disebut juga sawi jabung (Brassica juncea L. var. rugosa Roxb. &
Prain)
Sawi putih dikenal sebagai
sayuran olahan dalam masakan Tionghoa; karena itu disebut juga sawi Cina. Ia
dikenal pula sebagai petsai. Disebut sawi putih karena daunnya yang cenderung
kuning pucat dan tangkai daunnya putih. Sawi putih dapat dilihat penggunaannya
pada asinan
(diawetkan dalam cairan gula dan garam), dalam capcay,
atau pada sup bening. Sawi putih beraroma khas namun netral. Habitus tumbuhan
ini mudah dikenali: memanjang, seperti silinder dengan pangkal membulat seperti
peluru. Warnannya putih. Daunnya tumbuh membentuk roset yang sangat rapat satu
sama lain. Sawi putih hanya tumbuh baik pada tempat-tempat sejuk, sehingga di
Indonesia ditanam di dataran tinggi. Tanaman ini dipanen selagi masih pada
tahap vegetatif (belum berbunga). Bagian yang dipanen adalah keseluruhan bagian
tubuh yang berada di permukaan tanah. Produksinya tidak terlalu tinggi di
Indonesia. Sayuran ini populer di Tiongkok,
Jepang,
dan Korea.
Di Korea varietas
lain sawi putih dipakai sebagai bahan baku kimchi,
makanan khas Korea.
Sawi
putih sangat digemari banyak orang karna rasanya enak. Tulang daunnya lebar, berwarna
hijau keputih-putihan, bertangkai pendek, dan bersayap. Sayap tersebut
melengkung kebawah batang sawi putih perndek tetap tegap.
2. Sawi
hijau ( Pai - Tsai) atau bahasa ilimaiahnya Brassica
Juncea
Sawi hijau merupakan jenis sayuran yang cukup populer. Dikenal pula sebagai caisim, caisin, atau sawi bakso, sayuran ini mudah dibudidayakan dan dapat
dimakan segar (biasanya dilayukan dengan air panas) atau diolah menjadi asinan (kurang umum). Jenis sayuran ini mudah tumbuh di
dataran rendah maupun dataran tinggi. Bila ditanam pada suhu sejuk tumbuhan ini
akan cepat berbunga. Karena biasanya dipanen seluruh bagian tubuhnya (kecuali
akarnya), sifat ini kurang disukai. Pemuliaan sawi ditujukan salah satunya untuk mengurangi
kepekaan akan suhu ini. Sawi ini rasanya agak pahit.
Namun, sangat
digemari sama halnya sawi putih. Sawi hijau batangnya pendek dan
tegap. Daun daunnya lebar, berwarna hijau tua, dan bertangkai pipih.
C.
Syarat
Tumbuh
Sawi
pada umumnya banyak ditanam didataran rendah. Tanaman ini selain tahan terhadap
suhu panas (tinggi) juga mudah berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada
kondisi iklim tropis Indonesia (Haryanto dkk, 2002).
Ada
baiknya lokasi usaha tani sawi harus memiliki kondisi lingkungan yang sesuai
seperti yang dikehendaki tanaman. Sebab, kecocokan keadaan lingkugan (iklim dan
tanah) sangat menunjang produktifitas tanaman. Hingga dewasa ini masih banyak
di jumpai para petani yang mengalami gagal panen atau memperoleh keu7ntungan
yang rendah karna kurang memperhatikan keadaan lingkungan lokasi penanaman.
Adapun
keadaan lingkungan (iklim dan tanah) yang cocok untuk membudidayakan tanaman
sawi adalah sebagai berikut:
1.
Keadaan
Iklim
Keadaan
iklim yang perlu mendapat perhatian didalam memnentukan lokasi usaha tani sawi
adalah suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan penyinaran cahaya
matahari.
a. Suhu
Udara.
Selain dikenal
sebagai tanaman sayuran daerah iklim sedang (sub-tropis) tetapi saat ini
berkembang pesat di daerah panas (tropis). Kondisi iklim yang dikehendaki untuk
pertumbuhan sawi adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,6°C dan siang
hari 21,1°C . (Sastrahidajat dan Soemarno, 1996).
Pertumbuhan
sawi yang baik membutuhkan suhu udara yang berkisar antara 19ºC - 21ºC.. Keadaan
suhu suatu daerah atau wilayah berkaitan erat dengan ketinggian tempat
daripermukaan laut (dpl). Daerah yang
memiliki suhu berkisar antara 19ºC - 21ºC adalah daerah yang ketingiannya 1000
– 1200 m dpl, semakin tinggi letak suatu daerah dari permukaan laut, suhu
udaranya semakin rendah.sementara itu pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh suhu
udara. Misalnya proses perkecambahan, pertunasan, pembangunan dan lain
sebagainya.
Suhu
yang ditanam melebihi 21ºC dapat menyebabkan tanaman sawi tidak dpat tumbuh
dengan baik. Karna suhu udara sangat mempengaruhi. Jika tidak sesuai dengan
kehendakinya maka pertumbuhannya pun tidak bagus, karna terhambatnya proses fotosintesis yang
dapat mengakibatkan terhentinya produksi pati (karbohidrat) dan respirasi
meningkat lebih besar, jika suhu udara melebihi 21ºC. Jika sesuai dengan daerah
yang dia kehendaki, maka tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan baikuntuk
pembentukan karbohidrat dalam jumlah
yang besar. Sehingga sumber energi lebih tersedia untuk proses
pernapasan (respirasi), pertumbuhan tanaman (pembesaran dan pembentukan sel-sel
baru, pembentukan daun), dan produksi (kualitas daun baik). (Cahyono, 2003).
b. Kelembaban
Udara
Kelembaban
yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi yang optimal berkisar antara 80% -
90%. Kelembaban yang tinggi darlebih dari 90% berpengaruh buruk terhadap
pertumbuhan tanaman, yakni tanaman tumbuh tidak sempurna, tanaman tidak subur,
kualitas daun jelek, dan bila penanaman bertujuan untuk pembenihan maka
kualitas biji jelek. Kelembaban udara juga berpengaruh terhadap proses
penyerapan unsur hara oleh tanaman yang diikuti dengan meningkatnya pertumbuhan
tanaman.
c. Curah
Hujan
Tanaman
sawi dapat ditanam sepanjang tahun (sepanjang musim). Curah hujan yang cukup
sepanjang tahun dapat mendukung kelangsungan hidup tanaman karena ketersediaan
air tanah mencukupi. Curah hujan yang
sesuai untuk pembudidayaan tanaman sawi adalah 1000 – 1500 mm/tahun. Daerah
yang memiliki curah hujan sekitar 1000 –
1500 mm/tahun ialah daerah dengan ketinggian 1000 – 1500 m dpl. (Cahyono, 2003) Sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat
di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah
penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini
membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana
lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang.
Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan. ( Zuldesains,
2011).
d. Penyinaran
Cahaya Matahari
Tanaman
dapat melakukan fotosintesis memerlukan energi yang cukup. Cahaya matahari
merupan energi yang dieprlukan untuk tanaman dalam melakukan fotosintesis.
Energi kinetik matahari yang optimal yang diperlukan tanamn untuk pertumbuhan
dan produksi berkisar antara 350 cal / cm2 – 400 cal / cm2
setiap hari. Tanaman sawi hijau memerlukan cahaya matahari tinggi. (Cahyono,
2003).
Faktor
cahaya sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi.
Intensitas cahaya yang tinggi dapat mengakibatkan menigkatnya proses
fotosintesa tercapai, akan tetapi peningkatan proses fotosintesis akan
tyerhenti pada titik jenuh cahaya matahari. Cahaya matahari yang kurang juga
dapat menyebabkan pertumbuahn dan produksi tanaman menurun. Tanaman
pertumbuhannya lemah, pucat, kurus, dan memanjang. Sehingga produktifitas
tanaman sangat kurang.
Tanamna
sawi hijau untuk mendapatkan intensitas cahaya matahari yang cukup memerlukan
panjang penyinaran matahari (fotoperiodisitas) 12 - 16 jam setiap hari. (Cahyono,
2003).
2.
Keadaan
Tanah
Persyaratan
tumbuh bagi jenis komoditi ini tidak terlalu sulit. Caisin dapat tumbuh dan
beradaptasi baik hampir disemua jenis tanah baik pada tanah-tanah mineral yang
bertekstur ringan sampai liat berat maupun tanah organic seperti tanah gambut.
pH tanah yang optimal untuk budidaya caisin berkisar antara 6-6,5. Media tanam
adalah tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak
mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik.
Sawi pada umumnya banyak ditanam didataran
rendah. Tanaman ini selain tahan terhadap suhu panas (tinggi) juga mudah
berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada kondisi iklim tropis Indonesia
(Haryanto dkk, 2002). Menurut Sutirman
(2011) pakcoy bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena
Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga
dikembangkan di Indonesia ini. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari
ketinggian 5 meter sampai dengan 200 meter di atas permukaan laut. Namun
biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai
500 meter dpl.Tanaman pakcoy dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas
maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun
dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih
baik di dataran tinggi. Tanaman pakchoy tahan terhadap air hujan, sehingga
dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan
adalah penyiraman secara teratur (Anonim, 2012). Varietas yang paling
diunggulkan untuk daerah yang rendah yaitu sawi hijau.
BAB III
TEKNIK BUDIDAYA SAWI
A. Penyemaian
Bibit.
Caisim
atau sawi sebelum ditanam, dibibiti terlebih dahulu. Ada 2 cara pembibitan
tanaman caisin/sawi.
Cara
pertama, benih di semai di bedengan yang berukuran kecil 0.5 x 1 m² atau luas ukuran sesuai dengan kebutuhan
bibit.
Cara
kedua, benih di semai di wadah plastic dengan luas ukuran wadah sesuai
kebutuhan bibit (dapat dibeli ditoko) . Sebelum benih disemai, benih direndam
dengan air selama ± 2 jam. Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan
dan dibuang. Benih yang tenggelam digunakan untuk disemai. Kemudian benih
disebar secara merata diatas bedeng persemaian dengan tanah yang telah dicampur
dengan pupuk kandang 1:1, (media
tanam) setebal ± 7 cm. Benih yang telah
disebar disiram sampai basah kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung
goni selama 2-3 hari. Sebaiknya bedeng persemaian diberi naungan. Bila bibit
sudah berumur 2-3 minggu setelah disemai, bibit tersebut sudah siap untuk
ditanam.
Perlakuan
yang sama pula dilakukan jika benih disemai di wadah plastik. Wadah tersebut
diteduhkan di rumah persemaian sampai bibit berumur 2-3 minggu. Bibit tersebut
sudah siap untuk ditanam.
B.
Teknik
Budidaya Sawi
Teknik budidaya sawi banyak jenisnya ada yang
ditanam dilahna terbuka, didalam polybag, ada juga dengan sistem hidroponik,
dan masih banyak lagi berbagai inovasi baru yang diciptakan manusia agar
seefesian munkin dalam penggunaan lahan. kali ini yang akan dipaparkan ada dua
teknik yaitu sistem lahan tebuka dan
sistem tanam di dalam polybag.
1.
Penyiapan
Lahan Untuk Penanaman Bibit
a. Pengolahan
tanah.
Pengolahan
tanah untuk penanaman bibit dilakukan dalam selang waktu 25 hari setelah
mempersiapkan lahan persemaian, atau setelah selesai mempersiapkan lahan
persemaian, atau juga 10 hari stelah menyemai benih. Benanaman bibit
berlangsung 3 minggu (21 hari) baru dapat ditanami, sedangkan umur bibit
pindahg 21 – 30 hari setelah semai.
Lahan
dibersikan dari gulma. Kemudian tanahnya dicangkul sedalam 20 – 30 cm supaya
gembur. Setelah itu, bedengan dibuat dengan ketinggian sekitar 20-30 cm, lebar
sekitar 1 m, dan panjang tergantung ukuran/bentuk lahan. Jarak antar bedengan
sekitar 40 cm atau disesuaikan dengan keadaan tanah. Setelah tanah diratakan,
permukaan bedengan diberi pupuk kandang yang sudah matang, dengan dosis 100
kg/100 m². Semprot larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada
permukaan bedengan, kemudian permukaan bedengan ditutup dengan tanah. Biarkan
selama 3 hari dan bedengan siap untuk ditanami. Jika tanah terlalu asam maka
dapat dilakukan pengapuran hingga pH tanah sesuai untuk tanaman sawi.
Pengapuran pada umumnya menggunakan dolamit, untuk menaikkan pH tanah sebesar
0,1 diperlukan kapur dolamit sekitar 312 kg/Ha. Cara melakukan pengapuran tanah
adalah kapur disebarkan secara merata pada permukaan tanah, kemudian tanah
dicangkul tipis-tipis sampai tercampur merata dengan tanah. Sebelum dilakukan
pengapuran tanah, sebaiknya dilakukan pengukuran pHtanh terlebih dahulu . untukmengetahui pH
tanah , cara pengukurannya adalah sebagai berikut :
a. Tanah
diambil secara acak dan merata pada petak kebun.
b. Tanah
yang telah diambil, kemudian dicampur hingga merata. Lalu tanahdiambil
secukupnya kira-kira satu cangkul.
c. Tanah
yang satu cangkul tersebut, dimasukkan kedalam ember yang berisi air, lalu
dibiarkan sampai mengendap.
d. Setelah
tanah mengendap, air dipisahkan dari endapan kedalam emberlain,
e. Selanjutnya,
air tersebut diukur pH-nya dengan kertas lakmus atau pH meter. Nilai pH
tersebut menunjukkan derajat keasaman tanah (pH tanah).
f. Setelah
pH tanah diketahui dan bila tanah kurang dari 6, maka harus dilakukan
pengapuran tanah hinggapH tanah mencapai 6-7 sesuai dengan yang dikehendaki
tanaman sawi.
Setelah
menentukan kemasaman tanah, barulahan diberi denagn pemupukan dasar baik berupa
kotoran ternak atau pupukorganik maupun non organik. Setelah itu selanjutnya
lahan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak. Sistem budidaya menggunakan
mulsa plastik hitam perak pada tanamna sayuran sudah banyak digunakan karna
sangat bermanfaat sekali. Dengan menggunakan mulsa dapat memberikan hasil yang
memuaskan dibandingkan tanpa menggunakan nya.
Beberapa
keuntungannya yaitu :
a. Apabiala
penanaman dilakukan pada musim hujan maka dapat melindungi tanah dari curahan
air hujan sehingga tanah tidak terlalu basah.
b. Mempertahankan
keadaan suhu tanah dan kelembaban tanah, sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman.
c. Mengurangi
penguapan air tanah (evavorasi), sehingga dapat mencegah tanaman kekeringan.
d. Mencegah
tumbuhnya gulma atau rumput- rumput, sehingga tanaman tidak terganggu
pertumbuhannya
e. Dapat
mengurangi erosi atau hanyutnya pupuk
oleh hujan atau saat kita menyiram serta mengurangi penguapan pupuk
kimia (NPK) karena sinar matahari.
f. Penyerapan
pupuk oleh tanaman lebih efektif,
Masih
ada banyak lagi keunggulan penggunaan mulsa hitam perak, tentu membuat keuntungan
bagi para petani. Pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan pada siang hari antara
pukul 09.00 – 14.00. dengan demikian plastik dapat terpasang lebih kencang dan
rapat.
2.
Penanaman
Bibit Dikebun
Didalam
penanaman sawi di kebun meliputi pekerjaan-pekerjaan sbagai berikut :
pemindahan bibit dan seleksi bibit, pengaturan jaraktanam, cara menanam dan
waktu penanaman.
a. Pemindahan
Bibit dan Waktu Penyeleksian Bibit
Pemindahan
dan penyeleksian bibit pada tahap ini setelah penanaman di dalam kantong
polybag. Bibit yang sudah ditanam di polibag kemudain diangkut kelahan untuyk
kemudian ditanam dilahan. Ada juga dengan cara membawa tempat persemaian ke
lahan kemudian langsung diseleksi dan ditanam langsung di lahan atau
dibedengan. Cara ini lebih mudah dan hemat wkatu, tapi kematian tanaman lebih
besar karna ketidak hati-hatian dalam mencabut tanaman dan waktu penanamannya
yang tidak sesuai. Jika menggunakan sistem langsung tanam sebaiknya tanaman di
kasih peneduh yang terbuat dari kulit pohon pisang yang di telungkupkan
membentuk piramida dan ditancapkan di
tanah.
b. Pengaturan
Jarak Tanam
Jarak
tanam sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman dan hasil panen. Pengaturan jarak tanam harus disesuaikan
menurut varietas yang di tanam. Pada umu7mnya jaraktanam yang digunakan adalah
30 cm x 40 cm. (Cahyono, 2003).
Jarak
tanam yang terlalu rapat akan meningkatkan kelembaban disekitar tanaman.
Keadaan ini dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan organisme pengganggu,
terutama golongan cendawan. Selain itu banyak lagi pengaruhnya jika tanaman di
tanam terlalu rapat. Jarak tanam juga mempengaruhi jumlah bibit. Dengan jarak
tanam 30 cm x 40 cm diperlukan bibit sejumlah 73.320 / Ha. Penentuan jarak
tanam dapat menggunakan meteran gulung atau tali yang telah di tandai.
c. Cara
Menanam
Sehari
sebelum bibit ditanam, tanah tempat penanaman bibit diberi air pengairan.
Selanjutnya buat lubang dengan melubangi mulsa denagn diemeter sekitar 8 cm.
Dan dalamnya lunbang sektiar 10 cm pada titik yang telah ditentukan menurut
jarak tanamnya. Bibit kemudian ditanam sedalam leher akar. Pada bbit yang
diambil sistem cabutan, akar-akar serabut nya ditata secara menyebar. Untuk
bibit yang diambil dengan sistem putaran ataupun bibit yang berasal dari
polybag, tanaman dapat langsung dimasukkan kedalam lobangtanam beserta tanah
bawaannya. Kemudian di sekitar pangkal batang diurug tanah sambil di tekan agar
tanaman dapat berdiri tegak dan kuat.
Selesai
penanaman selalu di lakukan penyiraman (memberikan air pengairan). Pada daerah
yang beririgasi teknis , pemberian air dapat dilakukan dengan sistem “leb”.
Sedangkan untuk darah yang tak beririgasi, penyiraman dapat digunakan gembor.
d. Waktu
Penanaman.
Didalam
penanaman waktu penanam harus tepat agar tanaman tumbuh denga baik, disarankan
agar tanaman di tanam di pagi hari atau sore hari. Penanaman pada siang hari
dapat menimbulkan kelayuan pada tanaman, sebab tanaman yang baru ditanam
akarnya blum dapat berfungsi dengan sempurna dalam penyerapan air. Disampng
kelayuandapat juga disebabkankarena
belum adanya keseimbangan antara jumlah air yang diserap oleh akar tanaman
dengan proses transpirasi(penguapan air) yang terjadi pada tanaman itu sendiri
. sehinnga dengan demikian penanaman
pada waktu siang dan pagi hari dapat mencegah kelayuan . waktu pagi hari yang
dianjurkan adalah sebelum jam 09.00 dan pada sore hari setelah jam 15.00.
Bibit
yang ditanam di kebun tak semuanya tumbuh baik. Ada kalanya sebagian tanaman
mengalami ganguan saat di pindahkan dikebun mengalami gangguan atau hambatan
pertumbuhan, seperti tnaman rusak, tumbuhan kerdil dan kurus bahkan sampai ada
yang mati. Tanaman –tanaman yang telah mengalami gangguan segera di ganti
dengan tanaman yang baru agar produksinya tetap tinggi.
3.
Pemupukan
Susulan
Pemupukan
susulan ini merupakan pemupukan yang kedua setelah pemupukan dasar yang telah
dilakukan pada saat pengolahan lahan. Jenis pupuk yang digunakanuntuk pupuk
susulan yaaitu pupuk urea yang mengandung zat niitrogen; pupuk SP-36 (super
phosphate), yang mengandung zat phosphat; dan pupuk KCL (kalium klorida) yang
mengandung kalium. Pupuk urea mengandung nitrogen (N) 46%, pupuk SP-36 mengandung
phosphat (P2O5) 36%, PUPUK kcl mengandung (K2O)
60%.( Cahyono, 2003).
Penggunaan
pup[uk kimia hendaknya memperhatika waktu pemupukan, dosis pemupukan, dan cara
pemupukan. Hal ini untuk menghindari dari pencemaran lingkungan, dan rusaknya
angregat tanah. Sehingga tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pemupukan susulan,
yaitu dosis, waktu, dan cara premupukan.
a. Dosis
dan waktu pemupukan.
Jumlah
pupuk yang diberikan dan waktu pemupukan sangat berpengaruhterhadaphasil panen,
dimana pemberian pupuk dengan jumlah (dosis) dan waktru pemupukan yang sesuai
dapat meningkatkan hasil panen yang sesuai.
Menurut
cahyono, kebutuhan pupuk NPK (Urea, SP-36,dan Kcl) perhektar sebagai pupuk
sususlan untuk tanaman sawi, adalah sebagai berikut :
1. Pupuk
urea = 220 kg/hektar
2. Pupuk
SP-36 = 73 kg/hektar
3. Pupuyk
Kcl = 73
kg/hektar
Waktu
untuk pemberian tergantung cara budidayanya. Apabila budidaya dengan
menggunakan mulsa plastik hitam perak, maka pemberian pupuk urea, SP-36, dan
Kcl dapat diberikan sekaligus dan waktunya adalah 7 hari sebelum tanam.
Sedangkan cara budidayanya dilakukan tanpa menngunakan mulsa plastik hitam
perak, maka pemberian pupuk SP – 36 dan Kcl dilakukan 7 hari sebelum tanam dan
urea 21 hari setelah tanam.
b. Cara
Pemupukan
Cara
pemupukan tergantung dari sistem budidayanya. Pada sistem budidaya dengan
menggunakan mulsa plastik hitam perak, pemberian pupuk kandang sebagai pupuk
dasar diberikan denagn cara ditaburkan secara merata diatas permukaan tanah
pada bedengan –bedengan, kemudian diolah secara ringan. Pemberian pupuk urea,
SP-36, dan Kcl diberikan dengan cara yang sama, yakni ditaburkan secara merata
diatas permukaan tanah bedengan, lalu diolah secara ringan agar pupuk dapat
tercampur merata dengan tanah. Setelah itu, bedengan ditutup dengan mulsa
plastik hitam perak.
Pada
sisitem tanpa mengunakan mulsa pemupukan dasar cara pemberian sama dengan
sistem mulsa sama halnya nengan pemberian pyupuk SP-36 dan Kcl. Namun pemberian
urea dapat diberikan dengan cara ditudal di samping tanaman, dan sebagainya.
4. Pengairan
Pemberian
air yang cukup akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif seperti tinggi tanaman,
jumlah daun, luas daun, diameter batang, dan pertumbuhan genaratif seperti
jumlah bunga, buah,dan kualitas biji. (Cahyono, 2003)
Kebutuhan
air pada tanaman sawi tergantung fase pertumbuhan tanaman, keadaan iklim, jenis
tanah dan teknik budidaya. Pada awal pertumbuhan dapat diberikan air sebanyak 2
kali sehari tergantung cuaca. Selain penyiraman
perlu juga dilakukan penyiangan dan pendangiran. Penyiangan harus
dilakukan dengan baik di sekitar tanaman, agar tidak adsanya perebutan unsur
hara oleh gulma, bagusnya gulma di cabut, secara manual atau secara mekanik,
atau pun bisa juga dilakukan secara kimiawi. Selain penyiangan perlu juga
pendangiran yaitu, pengolahan tanah secara ringan disekitar tanaman. Tujuannya adalah untuk menggemburkan kembali
tanah di sekitar tanaman yang sudah memadat karna tertekan oleh air penyiraman
atau jjuga berfungsi untuk memperbaiki tat letak tanaman yang tanahnya hanyut
dibawa air.
Hama
dan penyakit perlu dikendalikan agar panen mendapat hasil yang maksimal,
umumnya penyerangan hama dan ppenyakit membuat petani menjadi rugi karena
kurangnya pengendalian hama yang menyerang tanaman. Biasanya pengendalian hama banyak
dilakukan dengan cara kimiawi. Pestisida yang digunakan umunnya menggunakan
semprotan. Penngunaan pestisida harus dilakukan dengan baik dan harus
memperhatiakn beberapa hal, yakni waktu penyemprotan, pemakaian dosis yang
tepat, luas areal yang terserang, pennguaan pestisida secara selektuif serta
memperhatikan, penyemprotan pestisida
jangan mendekati waktu panen dan dianjurkan melakukan pengendalian secara
terpadu, yakni dengan mengagabungkan cara kultur teknis, mekanis, biologis, dan
kimiawi.
BAB IV
HAMA DAN PENYAKIT SERTA PANEN DAN
PASCA PANEN
A. Hama dan Penyakit.
Tanaman
sawi caisim dan pakcoy sering diserang oleh empat (4) hama dan dua (2) penyakit
utama, yaitu :
1.
Hama
a. Ulat
Tanah (Agrotis sp.),
berwarna
coklat sampai coklat kehitaman, menyerang tanaman yang masih kecil/muda setelah
ditanam di lahan. Serangan biasanya terjadi pada malam hari, hal tersebut
disebabkan karena ulat ini takut sinar matahari. Pangkal batang tanaman yang
masih sangat sukulen digerek hingga putus, akibatnya tanaman mati karena sudah
tidak memiliki titik tumbuh. Apabila tanaman belum diserang, sebaiknya
dilakukan pencegahan dengan cara melakukan sanitasi lahan secara benar,
termasuk pada galengan atau parit di sekitar lokasi lahan. Akan tetapi bila
tanaman sudah terserang, perlu dilakukan pemberantasan. Serangan ulat tanah
biasanya berlangsung tidak serentak alias sedikit demi sedikit. Apabila
ditemukan gejala awal serangan, segera berantas dengan insektisida berbewntuk
butiran (granul). Caranya dengan menaburkan sedikit insektisida tersebut di
samping pokok tanaman, dengan dosis 0,3 - 0,4 gr per tanaman atau 6 kg
insektisida granul per hektar. Insektisida granul yang dapat diaplikasikan di
antaranya Furadan 3 G dan Curater 3 G.
b. Ulat
Grayak (Spodoptera litura dan Spodoptera exigua).
Spodoptera
litura berukuran sekitar 15-25 mm, berwarna hijau tua kecoklatan dengan
totol-totol hitam di setiap ruas buku badannya. Sedangkan Spodoptera exigua,
mempunyai ukuran yang sama dengan Spodoptera litura tetapi warna tubuhnya hijau
sampai hijau muda tanpa totol-totol hitam di ruas buku badannya. Kedua jenis
ulat ini sering menyerang tanaman dengan cara memakan daun hingga menyebabkan
daun berlubang-lubang terutama pada daun muda. Agar tanaman tidak terserang,
maka perlu dilakukan pencegahan yaitu dengan melakukan sanitasi lahan dengan
baik. Selain itu juga perlu dilakukan dengan cara memasang perangkap kupu-kupu
di beberapa tempat. Perangkap ini dibuat dari botol-botol bekas air mineral
yang diolesi dengan produk semacam lem yang mengandung hormon sex pemanggil
kupu-kupu. Apabila tanaman ditemukan telah terserang ulat ini, segera semprot
dengan insektisida yang tepat yaitu Matador 25 EC, Curacron 500 EC dan Buldok
25 EC. Dosis yang digunakan disesuaikan dengan anjuran pada label kemasan.
c. Ulat
Perusak Daun (Plutella xylostella),
berwarna
hijau muda, dengan panjang tubuh sekitar 7-10 mm. Pada saat melakukan
penyerangan, ulat ini suka bergerombol dan lebih menyukai pucuk tanaman.
Akibatnya daun muda dan pucuk tanaman berlubang-lubang. Jika serangan sudah
sampai ke titik tumbuh tunas, pertumbuhan tanaman akan terhenti, sehingga
proses pembentukan krop akan sangat terganggu, dan lebih parah lagi, krop tidak
terbentuk. Agar tidak mudah terserang maka perlu dilakukan sanitasi
(penyiangan) lahan dengan baik. Jika serangan hama ini sudah tampak, segera
semprot dengan insektisida yang tepat, yaitu March 50 EC, Proclaim 5 SG, Decis
2,5 EC dan Buldok 25 EC. Dosis yang digunakan sesuai anjuran yang ada pada
label kemasan.
d. Leaf
Miner (Liriomyza sp.)
Serangga
ini termasuk hama penggorok daun. Serangga dewasa meletakkan telur di daun,
selanjutnya larva yang berukuran sangat kecil masuk ke dalam daun. Larva ini
memakan daging daun dan hanya menyisakan kulit daunnya. Akibatnya, di permukaan
daun tampak bercak kuning kecoklatan melingkar-lingkar ke segala arah yang
sebenarnya merupakan jalur larva memakan daging daun. Untuk mencegah terjadinya
serangan dengan menghindari menanam di lokasi yang terindikasi banyak serangan
hama ini. Selain itu tentu saja perlu dilakukan sanitasi lahan dengan baik.
Namun bila sudah nampak gejala serangan, segera semprot dengan insektisida
sistemik karena sasaran hama berada di dalam daging daun. Insektisida sistemik
yang dapat digunakan di antaranya Trigard 75 WP dan Proclaim 5 SG. Dosis
penggunaannya sesuai dengan anjuran yang terdapat pada label kemasan.
2.
Penyakit
a. Penyakit
Busuk Daun (Phytoptora sp.).
Gejala
serangan ditandai dengan bercak basah coklat kehitaman di daun. Bentuk bercak
tidak beraturan, awalnya kecil, lalu melebar dan akhirnya busuk basah. Serangan
akan semakin parah jika suhu dan kelembaban udara terlalu tinggi. Umumnya
kondisiini terjadi ketika hujan sehari diikuti panas atau terik pada beberapa
hari berikutnya. Agar tanaman tidak diserang, sebaiknya dilakukan pencegahan
dengan melakukan sanitasi lahan dengan baik, selain itu juga hindari menanam
pada musim hujan. Apabila menanam pada musim hujan, jarak tanam perlu
dilebarkan menjadi 30 x 25 cm, dan selokan diperlebar agar sirkulasi air dan
udara lancar. Namun bila sudah tampak gejala serangan, segera semprot dengan
fungisida yang tepat yaitu Bion M 1/48 WP, Topsin M 70 WB dan Kocide 60 WDG.
Dosis yang digunakan sesuai dengan anjuran yang ada pada label kemasan.
b. Penyakit
Akar Gada (Plasmodiophora brassicae).
Penyakit
ini menyerang perakaran tanaman. Gejala serangan ditunjukkan dengan tanaman
tampak layu hanya pada siang hari yang cerah dan panas. Sebaliknya, pada pagi
hari kondisi tanaman segar. Pertumbuhan tanaman yang terserang penyakit ini
akan terhambat. Apabila tanaman dicabut, akan tampak benjolan-benjolan besar
seperti kanker di perakarannya. Jika tingkat serangannya sudah parah, tanaman
sama sekali tidak bisa berproduksi. Pencegahan yang harus dilakukan adalah
dengan :
a) menghindari menanam di lahan bekas tanaman
sawi caisim dan pakcoy (brokoli, bunga kol, kol, sawi putih, dan kailan) yang
terindikasi serangan penyakit ini;
b)
melakukan pergiliran tanaman, terutama dengan jagung dan kacang-kacangan untuk
memutus rantai hidup fungi penyebab penyakit ini;
c)
penggunaan teknologi EMP dikombinasi dengan pengapuran tanah (untuk menaikkan
pH tanah).
Namun
bila tanaman sudah terserang penyakit ini, seharusnya dilakukan pemberantasan.
Akan tetapi sampai saat ini belum ditemukan fungisida untuk memberantas
penyakit akar gada, khususnya setelah tanaman terserang. Dengan demikian hal
yang perlu diperhatikan adalah melakukan pengawasan dan pencegahan secara ketat
agar usaha tani sawi caisim dan pakcoy berhasil.
B.
Panen
dan Pasca Panen
Sawi
Caisim dan Pakcoy sudah bisa dipanen pada umur 30 -35 HST, tergantung pada
ketinggian tempat penanaman. Semakin tinggi tempat penanaman, umur panen akan
bertambah. Potong caisim dan pakcoy di pangkal batangnya dengan menggunakan
pisau tajam, lalu kumpulkan hasil panen di tempat pencucian. Setelah terkumpul,
hasil panen dicuci dan dibersihkan dari bekas-bekas tanah sambil mengupas daun
dan tangkai yang tua, kuning, berwarna, dan rusak. Tiriskan di rak-rak yang
ditempatkan di ruangan yang teduh. Untuk sawi caisim dan pakcoy yang akan
dijual ke supermarket perlu dikemas dengan cara mengikatnya dengan menggunakan
label isolasi. Berat setiap kemasan sekitar 250-300 gr. Susun hasil kemasan
secara rapi di dalam boks plastik untuk selanjutnya dikirim ke supermarket.
Sedangkan untuk sayuran yang akan dijual di pasar tradisional, sayuran tidak
perlu dikemas melainkan cukup dicurah saja asalkan kondisinya masih segar dan
tidak rusak.
BAB
V
ANALISIS
USAHA TANI
Perkiraan analisis usaha tani
tanaman sawi berdasarkan berbagai pustaka yang ada dan perkiraan harga yang
tidak menentu dipsaran maka dapat diperinci. Dalam perhitungan biaya dan
pendapatan ini berdasarkan padsa anggapan-anggapan sebagai berikut.
1. Varietas yang ditanamn adalah (sawi hijau ) varietas tosakan (caisim
bangkok).
2. Luas tanah yang diusahakan 1hektar.
3. Sistem budidaya menggunakan sistem
mulsa plastik hitam perak.
4. Lokasi kebun dekat dengan sumber air
yang cukup dan sarana transportasi.
5. Pembudidayaan dilakukan secara
intensif
6. Kegiatan usaha berorientasi pada
pasar komersial
7. Penanaman dilakukan pada musim tanam.
8. Tingkat kerusakan tanaman
deperkirakan sebesar 10%.
9. Tenaga kerja diperhitungakandalam
satuan hari kerja setara pria (HKSP), dimana dalam satu HKSP sama dengan 8 jam
kerja.
10. Harga sawi ditingkat petani
Rp.1.400,-/kg.
11. Rata-rata bobot sawi pertanaman
adalah 400 gr.
12. Biaya tak terduga diperhitungkan
sebesar 10% dari semua biaya yang dikeluarkan.
13. Bunga modal diperhitungkan sebesar
2% per bulan.
14. Jumlah tanaman 73.320/ha dengan
jarak tanam 30 cm x 40 cm.
15. Keadaan agroklimat sesuai dengan
syarat tumbuh tanaman.
Adapun
analisis usaha tani sawi hijau per hektar selama 1 musim tanam (4 bulan) adalah
sebagai berikut :
A.
Modal Usaha Tani
Biaya modal usaha tani ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
biaya prasarana produksi, biaya sarana produksi, dan biaya tenaga kerja.
1. Prasarana
Produksi
a.
Sewa
lahan 1 hektar selama 4 bulan : Rp.800.000,-
b.
Base
campuran ukuran 5 m x 5m = Rp.671.000,-
Komponen
|
Satuan
|
Harga (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Bambu
|
15 batang
|
4000
|
60.000
|
Dinding bambu ukuran 5 x 1,75 m
|
8 buah
|
19.000
|
152.000
|
Paku
|
3,5 kg
|
5000
|
17.500
|
Tali
|
15 meter
|
600
|
9.000
|
Genteng
|
950 buah
|
350
|
332.500
|
Tenaga kerja
|
10 HKSP
|
10.000
|
100.000
|
Total biaya
|
671.000
|
c.
Peralatan
= Rp.494.500,-
Komponen
|
Satuan
|
Harga (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Tangki
semprot
|
2
buah
|
130.000
|
260.000
|
Sabit
|
5
buah
|
5.000
|
25.000
|
Cangkul
|
5
buah
|
13.500
|
67.500
|
Alat
pelubangmulsa plastik
|
2
buah
|
11.000
|
22.000
|
Keranjang
|
5
buah
|
5.000
|
25.000
|
Gembor
|
3
buah
|
5.000
|
15.000
|
Gunting
pangkas
|
4
buah
|
15.000
|
60.000
|
Ember
plastik
|
4
buah
|
5.000
|
20.000
|
Total biaya
|
494.500
|
d.
Prasarana lainnya = Rp. 2.679.500,-
Komponen
|
Satuan
|
Harga (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Mulsa
plastik hitam perak
|
10
rol
|
250.000
|
2.500.000
|
Polybag
semai 8 x 9 cm
|
12
kg
|
4.250
|
51.000
|
Bambu
untuk keranka naungan
|
4
batang
|
4.000
|
16.000
|
Plastik
transparan untuk naunagan persemaian
|
75
meter
|
1.500
|
112.500
|
Total biaya
|
2.679.500
|
Total seluruh biaya
prasarana :
a.
Sewa
lahan 1 hektar selama 4 bulan = Rp.800.000,-
b.
Base
campuran ukuran 5 m x 5m =
Rp.671.000,-
c.
Peralatan
= Rp.494.500,-
d.
Prasarana lainnya = Rp. 2.679.500,-
Jumlah Rp.4.645.000
2. Sarana Produksi
a.
Benih 30 pak (1 pak isi 25 gr) @ Rp.5.000 = Rp.150.000,-
b.
Pupuk dan obat-obatan untuk persemaian =
Rp.610.500,-
Komponen
|
Satuan
|
Harga (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Pupuk
kandang
|
8
ton
|
45.000
|
360.000
|
Pupuk
NPK (15:15:15)
|
9
kg
|
3.500
|
31.500
|
Pupuk
daun cair Fosfo N 500 ml
|
1
botol
|
-
|
19.000
|
Obat-obatan
|
-
|
-
|
200.000
|
Total biaya
|
610.500
|
c.
Pupuk dan obat- obatan untuk penanaman =
Rp.2.298.450,-
Komponen
|
Satuan
|
Harga (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Pupuk
kandang
|
15
ton
|
45.000
|
675.000
|
Pupuk
SP-36
|
36,5
kg
|
1.800
|
65.700
|
Pupuk
urea
|
165
kg
|
1.250
|
206.250
|
Pupuk
Kcl
|
73
kg
|
2.500
|
182.500
|
Pupuk
daun Fosfo N Super
|
1,5
liter
|
42.000
|
63.000
|
Insektisida
|
5
liter
|
146.000
|
730.000
|
Fungisida
|
8
kg
|
47.000
|
376.000
|
Total biaya
|
2.298.450
|
Total seluruh biaya
sarana :
a.
Benih 30 pak (1 pak isi 25 gr) @ Rp.5.000
= Rp.150.000,-
b.
Pupuk dan obat-obatan untuk persemaian = Rp.610.500,-
c.
Pupuk dan obat- obatan
untuk penanaman = Rp.2.298.450,-
Jumlah
Rp.3.058.950,-
3.
Tenaga
Kerja
Uraian
|
Satuan
|
Harga (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Persiapan
tanah persemaian, menyemai dan pemeliharaan persemaian
|
10
HKSP
|
10.0000
|
600.000
|
Pengolahan
tanah dengan traktor
|
-
|
-
|
200.000
|
Pemupukan
dasar
|
10
HKSP
|
10.0000
|
100.000
|
Pembuatan
bedeng dan parit
|
1000
HKSP
|
10.0000
|
1.000.000
|
Pemasangan
mulsa plastik hitam perak
|
45
HKSP
|
10.0000
|
450.000
|
Pelubangan
mulsa dan penanaman
|
75
HKSP
|
10.0000
|
750.000
|
Pemupukan,
penyiangan, penyulaman, dan penyemprotan pestisida
|
1000
HKSP
|
10.0000
|
1.000.000
|
Panen
dan angkut
|
30
HKSP
|
10.0000
|
300.000
|
Tenaga
pengawas 1 orang
|
4
bulan
|
500.000
|
2.000.000
|
Total biaya
|
6.400.000
|
Keterangan : HKSP = Hari Kerja Setara Pria 8 jam per hari.
Total seluruh biaya
yang diperlukan :
1.
Prasarana
Produksi = Rp.4.645.000,-
2.
Sarana Produksi = Rp.3.058.950,-
3.
Tenaga Kerja = Rp. 6.400.000,-
Jumlah keseluruhan Rp.14.103.950,-
B.
Analisis
Biaya Usaha Tani
Perhitungan analisis biaya usaha tani adalah sebagai
berikut :
Uraian
|
Waktu
|
Jumlah
(Rp)
|
Sewa tanah selama
|
Per 4 bulan
|
800.000
|
Nilai penyusutan base
camp
|
Per 4 bulan
|
58.500
|
Nilai penyusutan
tangki semprot
|
Per 4 bulan
|
18.000
|
Nilai penyusutan
cangkul
|
Per 4 bulan
|
10.500
|
Nilai penyusutan
sabit selama
|
Per 4 bulan
|
3.000
|
Nilai penyusutan
keranjang selama
|
Per 4 bulan
|
4.500
|
Nilai penyusutan
gunting pangkas
|
Per 4 bulan
|
10.000
|
Nilai penyusutan
pelubang mulsa plastik
|
Per 4 bulan
|
3.500
|
Nilai penyusutan
mulsa
|
-
|
1.250.000
|
Nilai penyusutan
gembor
|
Per 4 bulan
|
5.000
|
Nilai penyusutan
ember plastik
|
Per 4 bulan
|
3.500
|
Nilai penyusutan
naungan persemaian
|
-
|
21.000
|
Polybag persemaian
|
-
|
51.000
|
Benih
|
-
|
150.000
|
Pupuk dan obat-obatan
untuk persemaian
|
-
|
610.500
|
Pupuk dan obat-obatan
untuk penanaman
|
-
|
2.298.450
|
Tenaga kerja
|
-
|
5.500.000
|
Biaya tak terduga 10%
|
-
|
1.410.395
|
Bunga modal selama 4
bulan 8%
|
-
|
1.128.316
|
Jumlah
|
13.336.161
|
C.
Analisis Pendapatan dan Keuntungan Usaha Tani
1. Pendapatan usaha tani :
Jumlah tanam X 90% X rata-rata bobot sawi X harga
sawi di tingkat petani
ð 73.320 X 90% X 0,4 kg X Rp.1.400,- = Rp. 36.953.280,-
2. Biaya
usaha tani Rp.13.336.161,-
Keuntungan Usaha
Tani Rp.23.617.119,-
D. Analisis Titik
Impas Pulang Modal (BEP)
Analisis titik impas pulang modal atau Break
Event Point (BEP) adalah suatu kondisi
yang menggambarkan hasil usaha tani yang diperoleh sama dengan modal yang
dikeluarkan. Dalam kondisi ini, usaha tani yang dilakukan tidak menghasilkan
keuntungan tetapi juga tidak mengalami
kerugian.
1.
Break Even Point
Volume Produksi
BEP volume produksi menggambarkan produksi minimal yang
harus dihasilkan dalam usaha tani agar tidak mengalami kerugian.
Total Biaya Usaha Tani
BEP Volume
Produksi =
Harga Penjualan
13.336.161,-
=
1.400,-
= 9.525,8 Kg
Hasil yang menunjukkan bahwa pada saat
diperoleh produksi sebesar 9.525,8 Kg tidak diperoleh keuntungan maupun
kerugian.
2.
BEP Harga Produksi
BEP harga produksi menggambarkan harga terendah dari
produk yang dihasilkan. Apabila harga pasaran ditingkat petani lebih rendah
dari harga BEP, maka usaha tani akan mengalami kerugian. Barga BEP ini adalah
merupakan harga pokok atau harga dasar untuk mengembalikan modal. Agar usaha
tani untung, maka petani harus menjual produksinya di atas harga dasar ini.
Total biaya usaha tani
BEP Harga
Produksi =
Total
Produksi
13.336.161,-
=
26.395
=
Rp.505,25,-
Hasil
menunjukkan bahwa pada saat harga sawi ditingkat petani sebesar Rp.505,25,-
usaha tani sawi tidak memberikan keuntungan maupun kerugian.
E.
Analisis Kelayakan Usaha Tani (B/C Ratio)
Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) biasa digunakan
dalam analisis kelayakan usaha tani, yaitu perbandingan antara total pendapatan
dan total biaya yang dikeluarkan :
Pendapatan usaha tani
B/C Ratio =
Biaya
usaha tani
= 36.953.280,- / 13.336.161,- = 2,77
Nilai
B/C Ratio sebesar 2,77 menunjukkan bahwa dari biaya yang dikeluarkan sebesar
Rp.13.336.161,- akan diperoleh penerimaan sebesar 2,77 kali lipatnya. Dengan
kata lain, hasil penjualan sawi mencapai 277 % dari modal yang dikeluarkan.
Nialai B/C Ratio lebih besar dari 1, usaha tani layak.
F.
Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal (ROI)
Return Of
Investment (ROI) adalah analisis untuk mengetahui keuntungan usaha berkaitan
dengan modal yang telah dikeluarkan. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh
keuntungan yang didapat dari perputaran modal.
Keuntungan usaha tani
R O I =
X 100 %
Modal usaha tani
23.617.119,-
14.103.950,-
Nilai
ROI sebesar 167,45 % menggambarkan bahwa dari Rp.100,- modal yang ditanam akan
diperoleh keuntungan sebesar Rp. 167,45
Hasil ROI yang akan tinggi menunjukkan bahwa usaha
tani sawi tesebut telah sangat sesuai.
G. Penutup
1) Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa prospek penggembangan budidaya
sawi sangat menjanjikan, dari harga yang setabil di pesaran, terlebih lagi
manfaatnya begitu banyak dan dari perhitungan analisis ekonomi usaha ini sangat
layak.
2) Saran
Sebagai
mahasiswa yang akan terjun dimasyarakat secara langsung proses budidaya sawi
dapat diterapkan dengan mudah di lapangan asal sesuai lokasi dan kecocokan
tempat budidaya yang telah di urai di awal, agar produksi menguntungkan para
petani dan tentunya tidak mengalami kerugian.
Daftar Pustaka
Anonim. “Botani Tanaman sawi, Universitas Sumatra
Utara”. Dalam http://repository.usu.ac.id/. Diunduh 17 November 2013.
Anonim. 2013. Manfaat dan Kandungan Sawi. Dalam http://minumanbandrek.blogspot.com/. Diunduh 17 November 2013.
Anonim. 2011. Tinjauan Pustaka Tanaman Sawi. dalam http://digilib.unimed.ac.id/. Diunduh 17 November 2013.
Cahyono, Bambang. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya
Sawi Hijau (Pai – Rsai). Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama.
Hidajati, Wiwiek. 2013. “Hama dan Penyakit Utama
serta Penanganan Panen dan Pasca Panen Tanaman Sawi”. Dalam Penyuluh Pertanian Madya, http://cybex.deptan.go.id. Diunduh
tanggal 15 November 2013.
Moctava, Mohammad Aries.
2013. Respon Tiga Varietas Sawi (Brassica
L. ) Terhadap Cekaman Air. Dalam, http://pdf-jurnal-produksi-tanaman. Diunduh tanggal 15 November 2013.
Noprijal, Rahmad. 2012. “Perbandingan Hasil Budidaya
Tanaman Sawi Secara Hidroponik dan Konversional”. Dalam http://hortikulturapolinela.files.wordpress.com/. Diunduh 15 November 2013.
Sosilo, Kartika Restu & Renda Diennazola. 2012.
19 Bisnis Tanaman Sayur Paling Diminati Pasar. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Sunarjono, Hendro. 2003. Bertanam 30 Jenis Tanaman
Sayur. Jakarta : Penebar Swadaya.
Kami tantang para semua yang suka bermain judi online
ReplyDeletedengan kemungkinan menang sangat besar.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
PIN BB : D61E3506
Whatsapp : +85598249684
L ine : Sinidomino
judi poker