LAPORAN
PRAKTIKUM
ACARA
2
MELIHAT
LAMA PENYIMPANAN
PRODUK HORTIKULTURA
Mata kuliah : FISIOLOGI PASCA PANEN
Disusun Oleh :
Sabki 12122100002
Semester : 6
Dosen pengampu : Dr. Okti Purwaningsih,
SP, MP
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
PGRI YOGYAKARTA
2015
LAPORAN
PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
ACARA
2
MELIHAT
LAMA PENYIMPANAN
PRODUK HORTIKULTURA
Semester
: 6 Tahun : 2015
Nama 1. Sabki (12122100002)
2.
3
Tanggal
praktikum : 13-1
juni 2015.
Yogyakarta,
08 Juni 2015
Praktikan
:
1.
Sabki ( )
2.
Arif Sutono ( )
3.
Rony Roben ( )
A.
TUJUAN
PRAKTIKUM
Adapun tujuan
praktikum fisiologi pasca panen
yaitu mengamati berapa lama penyimpanan
buah dan sayur di ruangan kamar maupun dalam lemari es.
B.
DASAR
TEORI
A.
Transpirasi dan Respirasi
Transpirasi adalah pengeluaran air dari dalam
jaringan produk nabati. Laju transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal
(morfologi/anatomi, rasio permukaan terhadap volume, kerusakan fisik, umur
panen) dan faktor eksternal (suhu, RH, pergerakan udara dan tekanan atmosfir).
Menurut Sastry, et al dalam Sucahyo (1999), kehilangan air pada buah-buahan itu
terjadi karena faktor transpirasi, dimana laju transpirasi akan dipengaruhi
oleh faktor komoditi dan faktor lingkungan.
Namun, pada proses respirasi
terjadi suatu proses metabolisme biologis dengan menggunakan oksigen dalam
perombakan senyawa kompleks (seperti karbohidrat, protein dan lemak) untuk
menghasilkan CO2, air dan sejumlah elektron-elektron. Pada umumnya bahan hasil
pertanian setelah dipanen masih melakukan proses respirasi serta metabolisme
lain sampai bahan tersebut rusak dan proses kehidupan berhenti (Syarief dan
Irawati, 1988).
Adanya aktivitas respirasi pada hasil-hasil
pertanian dapat menyebabkan hasil pertanian menjadi matang dan menjadi tua.
Proses matangnya hasil pertanian merupakan perubahan dari warna, aroma, dan
tekstur berturut-turut menuju ke arah hasil pertanian yang dapat dimakan/dapat
digunakan dan memberikan hasil sebaik-baiknya. Proses menjadi tua (senescence)
merupakan proses secara normal menuju ke arah kerusakan sejak lewat masa
optimal (Hadiwiyoto dan Soehardi, 1981).
Adapun perbedaan antara kedua
proses tersebut antara transpirasi dan respirasi yaitu
Pada transpirasi proses yang terjadi yaitu
pengeluaran air dalam jaringan dari produk pertanian. Kerusakan yang
ditimbulkan berupa pengkerutan, merusak flavor dan menurunkan kualitas, juga
mempengaruhi berat. Kualitas sayuran dan buah-buahan berangsur-angsur turun
sejalan dengan transpirasi, respirasi dan perubahan fisik dan kimianya yang
terjadi. Laju transpirasi akan dipengaruhi oleh faktor komoditi seperti
morfologi, anatomi, rasio permukaan, luka dan derajat kematangan dan lingkungan
sekitarnya seperti suhu, kelembaban, pergerakan udara dan tekanan atmosfer.
Pada respirasi proses yang terjadi yaitu suatu
proses metabolisme biologis dengan menggunakan oksigen dalam perombakan senyawa
kompleks (seperti karbohidrat, protein dan lemak) untuk menghasilkan CO2, air
dan sejumlah elektron-elektron. Proses ini berupa pematangan pada buah-buahan
yang telah dipetik dan berlangsung sampai produk tersebut membusuk, proses
respirasi menghasilkan panas yang yang menyebabkan terjadinya peningkatan panas
sehingga proses kemunduran seperti kehilangan air, pelayuan, dan pertumbuhan
mikroorganisme akan semakin meningkat. Panas respirasi dipengaruhi oleh
lingkungan. Meningkatnya suhu lingkungan akan meningkatkan panas respirasi
karena terjadi peningkatan aktivitas metabolisme seiring dengan meningkatnya
suhu lingkungan. Respirasi di pengaruhi oleh
dua faktor yaitu :
-
Faktor internal
-
Faktor ekternal
B.
Penanganan pasca panen
Penanganan
pasca panen sangat menggambil peran dalam menjaga kesegaran dan menghindari
kerusakan buah maupun sayur dalam proses pengangkutan maupun proses pemanenan.
Pada produk-produk tertentu dilakukan penanganan khusus agar dapat ditakan
kerusakan maupun kemasakan produk.
Teknik
pasca panen adalah pemanfaatan ilmu teknik dalam kegiatan pensortiran,
pengemasan, pengaturan temperatur, transportasi, dan penyimpanan sementara
bahan biologis pertanian.
Aktivitas pasca panen melindungi kualitas
produk pertanian yang dipanen. Pensortiran misalnya, diperlukan agar mengetahui
apakah produk memenuhi kriteria standar kualitas untuk dipasarkan, dan
memisahkan antara bahan yang berbeda kualitasnya. Secara singkat, pasca panen adalah
aktivitas yang dilakukan terhadap hasil pertanian yang telah dipanen tanpa
mengubah susunan kimiawinya dan wujud fisiknya secara signifikan.
C.
Mempertahankan Produk
Penyimpanan
adalah kegiatan menunda pemindahan dengan meletakkan bahan di suatu tempat.
Penyimpanan bahan pertanian biasanya bertujuan untuk menunggu waktu pemindahan
yang tepat dan menunggu perubahan harga terjadi.
Selama
penyimpanan, kualitas produk pertanian akan terus berubah seiring waktu. Kadar
nutrisi dapat berubah karena aktivitas enzimatis produk pertanian masih
terjadi. Pengendalian atmosfer merupakan metode yang dapat digunakan dalam
menahan aktivitas enzimatis di dalam produk pertanian dengan mengatur kadar
karbon dioksida, oksigen, dan kadar air. Bahan kimia lain dapat ditambahkan
tergantung kebutuhan dan jenis produk pertaniannya, misal pisang membutuhkan
gas etilena untuk mempercepat proses pematangan buah.
Banyak
cara yang dilakukan untuk mempertahankan atau menunda kemasakan produk dengan
penggunaan lilin atau penggunaan ruangan bersuhu rendah.
Pada
penelitaian ini kami mencoba membandingkan lama penyimpanan produk pertanian
yang berupa sayur dan buah pada suhu ruangan kamar dan ruangan dalam lemari es.
Berapa lama produk tersebut masaih dapat dianggap layak untuk dikonsumsi,
apakah ad apenyusutan berat atau tidak.
C.
METODOLOGI
a.
Waktu dan Tempat
Praktikum
dilaksanakan di kampus Universitas PGRI Yogyakarta, pada tanggal 13 Mei
- 1 juni 2015.
b. Alat dan Bahan
Untuk
keperluan praktikum, kami menggunakan bahan-bahan serta peralatan sebagai
berikut :
1.
Sawi
2.
Pisang
3.
Tomat
4.
Jeruk
5.
Kulkas
6.
Timbangan
7.
Plastik
c.
Cara Kerja
1.
Sayuran
a.
Setiap sayuran
ditimbang berat awal.
b.
Satu dimasukkan
kedalam kulkas dan satu di ruangan kamar
c.
Hitung lama
penyimpanan dan berat akhir
d.
Kemudian disajikan
data dalam table.
2.
Buah
a.
Setiap sayuran
ditimbang berat awal.
b.
Satu dimasukkan
kedalam kulkas dan satu di ruangan kamar
c.
Hitung lama
penyimpanan dan berat akhir
d.
Kemudian disajikan
data dalam table.
D.
DATA HASIL
PENGAMATAN
a.
Ruangan Kamar
Tabel 1.
Pengamatan sayuran dan buah dalam suhu kamar
No.
|
Nama sayuran
|
Berat awal
|
Lama penyimpanan
|
Berat akhir
|
Selisih
|
1
|
Sawi
|
0,100
|
5 hari
|
0,070
|
0,60
|
2
|
Tomat
|
0,065
|
7 hari
|
0,045
|
0,02
|
3
|
Pisang
|
0,040
|
4 hari
|
0,035
|
0,005
|
4
|
Jeruk
|
0.155
|
8 hari
|
0,153
|
0,002
|
b. Ruangan Kulkas
Tabel 2.
Pengamatan sayuran dan buah dalam suhu kulkas
No.
|
Nama sayuran
|
Berat awal
|
Lama penyimpanan
|
Berat akhir
|
Selisih
|
1
|
Sawi
|
0,085
|
19 hari
|
0,050
|
0,035
|
2
|
Tomat
|
0,060
|
17 hari
|
0,045
|
0,015
|
3
|
Pisang
|
0,040
|
14 hari
|
0,020
|
0,020
|
4
|
Jeruk
|
0.150
|
19 hari
|
0,130
|
0,020
|
E.
PEMBAHASAN
Penyimapanan suatu komoditi memang harus menggunakan
teknik dan teknologi-teknologi yang mampu menjaga ketahanan suatu produk. Pada
ruangan terbuka produk-produk pertanian mudah mengalami laju respirasi dan
transpirasi sehingga kualitas dan kuantitas produk berkurang, ini dapat kita liahat
perbandingannya.
Pada table.1 sayur dan buah diletakkan di ruangan
terbuka, alhasil produk cepat mengalami kerusakan yang sangat cepat ini di
akibatkan tidak adanya penghambatan aktifitas respirasi sehinggga mempercepat
kerusakan. Dari ke empat produk tersebut buah pisang yang paling cepat
mengalami kerusakan pada hari ke 4 dengan penyusutan sebanyak 0,005 geram,
piang tidak terlalu banyak kehilangan berat, namun lebih rendah yaitu Jeruk
malah hanya 0,002 gram saja susut dan lama penyimpannanya mencapai 8 hari.
Pada produk sayuran, tanaman Sawi yang paling
cepat rusak pada hari ke 5 dengan
selisih berat 0,60 gram dari berat awal dikurangi berat akhir. Kemudian tomat
yang berbentuk buah termasuk agak lama tahannya, berkiar 7 hari. Setiap komoditi
mengalami penyusutan ini diakibatkan adanya aktifitas transiprasi dan respirasi
pada produk tersebut.
Sebagai pembanding produk yang sama di masukkan ke dalam
kulkas, dan hasilnya sangat lebih jauh lebih awet di bandingkan di dalam
ruangan biasa. Ini dapat kita lihat rata-rata lam penyimpanan di atas 10 hari
atau kisarannya antara 14- 19 hari. Namun penyusutan berat awal dengan berat
akhir yang dialami sangat besar ini dapat kita lihat pada sayuran sawi dan
tomat itu selisih berta awal denga berat akhir dengan berat awal pada sawi
0,085 yang dikurangi berat akhir 0,050 dengan selisih kehilangan berkisar 0,035
gram. Dan pada tomat 0,015. Ini menunjukkan pada sayuran banyak kehilnagn air.
Begitu juga dengan buah-buahan juga mengalami penyusutan
berat. Meski kerusakan produk dapat dipertahankan, dengan suhu kulka yang dapat
menekan aktifitas respirasi namun transpirasi tetap berlangsung dengan
kehilangan bobot setiap komoditi.
F.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari percobaan ini yaitu :
Produk hortikultura
perlu penanganan khusus dalam mempertahankan kualitas dan kuantitas produk,
setiap komoditi memiliki sifat-sifat kimia yang berbeda-beda sehingga kita
perlu mempelajarinaya agar dapat menunda kemasakan dan penuan.
Pada tanaman sayur-sayuran kerusakannya
relatif lebih cepat di bangingkan buah-buahan. Penyimpanan produk di ruang
terbuka sangat cepat mengalami kerusakan di abngingkan di dalamkulkas yang
memiliki suhu yang relatif dingin ini diakibatkan aktifitas enzim didalam buah
tertekan dengna suhu yang rendah sehingga proses respirasi berlangsung sangat
lambat, namun penyusutan berat mengalami lebih banyak karna proses transpirasi
tetap berlangsung. Tapi, pada ruangan terbuka dengan keadaan bebas proses
respirasi dan transpirasi sangat cepat sehingga tidak dapat ditekan dan
kerusakan tidak dapat dihindari. Namun pada penyimpannan didalam kulkas adanya
penambahan biaya dalam menjaga produk tetap segar.
DAPTAR
PUSTAKA
Anonim. (t.thn.). Teknik Pasca Panen. Dipetik
08 Juni, 2015, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_pasca_panen
Ipoel.
(February082015, februari 08). makalah pengolahan pasca panen. Dipetik
Maret 30, 2015, dari
http://sikacok.indonesiaz.com/makalah-pengelolaan-pascapanen.xhtml
Jailani, B.
(t.thn.). Pelapisan Lilin Pada Produk Hortikultura. Dipetik Juni 08,
2015, dari http://www.slideshare.net/BayuJaellani/laporan-tp3-bayu-acara-1
Sunarjono, H.
(2001). Ilmu Produksi Tanaman Buah-Bauahan. Bandung: Sinar Baru.
No comments:
Post a Comment