Kelompok 2
Yohanes sulistyo nugroho
Sabki
Arif sutono
Kasper yoda
morib
Dewi susilowati
Mata kuliah Fisiologi Pasca Panen
HORMON DALAM POSES PEMATANGAN DAN PENUAAN
Etilen (C2H4)
merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil metabolisme normal
dalam tanaman. Etilen berperan dalam pematangan buah dan
kerontokan daun.
Etilen (Salah
satu senyawa yang mudah menguap yang dibebaskan pada waktu terjadinya proses
pematangan buah-buahan.
“Hormon” yang
dibutuhkan dalam proses pematangan. Etilen
dapat dihasilkan oleh jaringan pada waktu-waktu tertentu.
Etilen dapat berperan sebagai “hormon” setelah
jumlahnya mencapai nilai ambang (Treshold). Nilai ambang akan menurun apabila
buah-buahan dipetik.
Etilen dapat
berfungsi setelah terikat dengan bagian reseptor logam dari enzim. Etilen dapat dihambat oleh CO2. Penghambatan
bersifat kompetitif karena CO2 berkompetisi dengan aktifator (etilen) untuk
memperebutkan bagian reseptor logam tersebut. Aktivitas etilen terhadap resptor
satu juta kali lebih besar dari CO2. Apabila cukup banyak etilen, pematangan
tidak mungkin dapat dihambat oleh CO2 meskipun dalam jumlah yang besar.
Etilen dapat berfungsi setelah terikat dengan bagian
reseptor logam dari enzim. Etilen dapat
dihambat oleh CO2. Penghambatan bersifat kompetitif karena CO2 berkompetisi
dengan aktifator (etilen) untuk memperebutkan bagian reseptor logam tersebut.
Aktivitas etilen terhadap resptor satu juta kali lebih besar dari CO2. Apabila
cukup banyak etilen, pematangan tidak mungkin dapat dihambat oleh CO2 meskipun
dalam jumlah yang besar.
Enzim yang mempunyai kemampuan mengikat O2 biasanya
mengandung Fe atau Cu .
Senyawa yang
terbentuk akibat suatu reaksi yang diaktifkan oleh etilen bersifat labil.
Substrat yang mampu menghasilkan etilen :
1. Glukosa
2. Asam Linoleat
3. Metionon
PERAN HORMON DALAM PEMATANGAN DAN PENUAN
Peranan etilen dalam proses pematangan Pada
hakekatnya, etilen berperan dalam proses pematangan dapat dibuktikan dengan
memuaskan jika dapat ditunjukkan bahwa: Bila tanpa adanya etilen tersebut tidak
akan terbangkitnya pemasakan. Peranannya dalam proses pematangan tidak dapat
diganti dengan senyawa lain. Reaksi respirasi dengan segera terjadi bila C2H4
(etilen) diberikan dari luar. Etilen dapat mempercepat kematangan.
Contoh, Alpokat
yang disimpan pada atmosfer biasa matang setelah 11 hari Alpokat yang disimpan
dgn penambahan etilen (10 ppm) matang stlh 6 hari.
Perlakuan pada buah mangga dengan menggunakan etilen
pada konsentrasi yang berbeda akan mempengaruhi proses pemasakan buah.
Pemasakan buah ini terlihat dengan adanya struktur warna kuning, buah yang
lunak dan aroma yang khas.
Kecepatan
pemasakan buah terjadi karena zat tumbuh mendorong pemecahan tepung dan
penimbunan gula. Proses pemecahan tepung dan penimbunan gula tersebut merupakan
proses pemasakan yang ditandai dengan perubahan warna, tekstur dan bau buah.
Perubahan fisiologi yang terjadi selama proses
pematangan adalah terjadinya proses respirasi klimaterik, diduga dalam proses
pematangan oleh etilen mempengaruhi respirasi klimaterik melalui dua cara,
yaitu:
1.
Etilen
mempengaruhi permeabilitas membran, sehingga permeabilitas sel menjadi besar,
hal tersebut mengakibatkan proses pelunakan sehingga metabolisme respirasi
dipercepat.
2.
Selama
klimaterik, kandungan protein meningkat dan diduga etilen lebih merangsang
sintesis protein pada saat itu. Protein yang terbentuk akan terlihat dalam
proses pematangan dan proses klimaterik mengalami peningkatan enzim-enzim
respirasi.
Pada proses pematangan buah-buah
terjadi perubahan-perubahan organoleptik yang meliputi tekstur, flavor,
dan rasa dan warna. Perubahan tekstur pada buah terjadi karena degradasi
hemiselulosa dan protopektin. Melunaknya tekstur buah-buahan karena
adanya perubahan protopektin pada buah-buahan yang masih mentah yang tidak
larut air menjadi pectin yang larut air pada saat pemasakan buah. Dalam
buah-buahan terdapat zat-zat fenolik, zat fenolik inilah yang menjadi penentu
flavor. Berkurangnya kadar fenolik pada buah-buahan menyebabkan rasa sepat dan
masamnya pun berkurang.
Warna buah tanda kematangan pertama
pada buah adalah hilangnya warna hijau. Perubahan warna merupakan perubahan
yang paling menonjol pada waktu pemasakan buah. Di samping terjadi perombakan
klorofil, dalam proses ini terjadi sintesa dari pigmen tertentu, seperti pigmen
karotenoid yang sudah ada tetapi belum muncul menjadi terlihat pada saat
pemasakan buah dan buah menjadi berwarna kuning. Terjadinya perubahan warna
pada buah-buahan karena hilangnya klorofil dan menyebabkan tampaknya
warna pigmen lain yang terkandung dalam buah.
Laju
produksi etilen oleh buah dan sayuran beragam. Bila produk dengan laju produksi
etilennya tinggi ditempatkan satu ruangan dengan produk yang laju produksi
etilennya rendah maka akan mempercepat penuaan atau pelayuan produk yang
berproduksi etileh rendah.
Sumber
referensi
No comments:
Post a Comment