\

newnavbar

Saturday, 30 May 2015

POLA PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI DI INDONESIA

bukan lautan tapi kolam susu
tongkat dan batu jadi tanaman.
mungkin kalian pernah mendengar lagu koes plus yang satu ini. tentu kita bangga tinggal di Indonesia, kekayaan alamnya, tersebar luas dari gunung, lembah maupun di lautan bahkan didalam perut bumi pun tersimpan kekayaan alam di Indonesia.
namun itu hanya sebuah ironis negara kaya, yang dibuang hasilnya ke
luar negeri untuk para berdasi.
Dilaut,didarat maupun dihutan sekarang sudah dikuasai oleh para penjajah2 kekayaan indonesia, data menyebutkan sekitar 1000 perusaaan asing yang mengeruk kekayaan indonesia untuk dibuangke luar negeri dan kemudian dibawa ke Indonesia dalam bentuk barang jadi.
lantas kemana hilangnya pertanian Di  Indonesia?
pertanian indonesia hanya dijadikan alat sebagai program kompanye para pemimpin negara. tidak ada yang benar-benar serius dalam mengembangnkan pertanian.
kita pernah menjadi negara swasambada pangan pati bertahan 5 tahun dan mendapat penghargaan dari PBB. setelah mendapat perhargaan kemudian diruntuhkan, APA indonesia hanya mencari perhargaan bukan kualitas ?
apa permasalahan pertanian di Indonesia sekarang sepertinya selalu dikait-kaitkandengan kemiskinan para penduduk di Indonesia.
permasalahan yang sangat inti adalah keseriusan dan kesungguhan pemerintah dan rakyat dalam membangun sektor pertanian, adanya pupuk murah, dan harga jual yang suhu pengembangannya relatif setabil. tentu rakyat yang menjadi Petani akan sejahtera, 
tapi sekarang hasil wacana- hanya wacana, kalahnya persaingan di sektor pertanian dengan sektor industi,banyaknya lahan-lahan produktif yang di alih fungsikan menjadi lahan industri, hotel. tentu ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. untuk mengendalian pembangunan yang sejalan dengan pembangunan pertanian, 
manusia mengosumsi produk pertanian setiap harinya, bukan mengosumsi semen dan limbah-limbah.
mensejahterakan rakyat perkuat kelas bawah maka indonesia akan jaya seperti yang pernah terjadi di Orde Baru.

No comments:

Post a Comment