\

newnavbar

Tuesday, 21 April 2015

LAPORAN PRAKTIKUM ACARA I MELIHAT LETAK DAERAH TUMBUH TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2014





LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
ACARA I
MELIHAT LETAK DAERAH TUMBUH TANAMAN


Semester : 5                                         Tahun : 2014


Nama 1. Yohanes Sulistyo N            (12122100001)
           2. Sabki                                   (12122100002)
           3. Endong S. Adnan               (12122100013)
          

Tanggal praktikum : 13-27 November 2014.




Yogyakarta, 05 Desember 2014
Praktikan :                             


1.             Yohanes Sulistyo N     (                                   )

2.             Sabki                           (                                   )

3.               Endong S. Adnan       (                                   )







A.    TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum fisiologi tumbuhan yaitu mengamati daerah tumbuh pada akar dan batang.

B.     DASAR TEORI

a.      Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya meristem, hasil asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung. Secara empiris, pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotipe X lingkungan (internal dan eksternal) (Fahn, 1992).
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik dalam ukuran pada semua sistem biologi. Pertumbuhan ini digambarkan dengan kurva yang sigmoid. Proses pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon dari lingkungan (panjang hari, temperatur rendah, perubahan persediaan air). Pertumbuhan berikutnya disebut diferensiasi, yang didefinisikan sebagai pengontrolan gen dan hormonal serta lingkungan yang merubah struktur dan biokimiawi perubahan ini terjadi pada hewan dan tanaman saat berkembang (Kaufman, dkk., 1975).
Pertumbuhan primer untuk memperpanjang sumbu tubuh dan perkembangan sekunder adalah untuk meningkatkan diameter sumbu. Pertumbuhan sekunder dalan akar akan terjadi penebalan sekunder kambiumnya besar dari benang-benang meristem dalam jaringan prokambium atau jaringan perenkimatis yang terletak pada kelompok-kelompok floem primer dan pusat stele (Heddy, 1987).
Letak pertumbuhan adalah pada meristem apikal, lateral, dan interkalar. Pertumbuhan ujung cenderung menghasilkan pertambahan panjang, pertumbuhan lateral menghasilkan pertambahan lebar. Pertambahan panjang batang terjadi di meristem interkalar, memerlukan tambahan sumber hormon pertumbuhan dan mempunyai jumlah sel ataupun aktifitas sel yang rendah (Campbell, dkk., 1999).
Daerah meristematis pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti yang terjadi pada akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya proliferasi aksis batang namun juga pembentukan organ lateral lainnya. Pembelahan sel pada batang umumnya terjadi pada internodus paling atas. Selama periode pertumbuhan aktif, meristem ujung batang yang tipis, berdinding lembut dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel diperpanjang sepanjang internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan semakin lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang biasanya 10 cm panjangnya (Loveless, 1991).
Proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas yang sedikit lebih tua di bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan sel dan pemanjangan sel dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan yang terus menerus sehingga mendorong ke arah pemanjangan batang dan tunas (Campbell, dkk, 1999). Pada batang yang sedang tumbuh, daerah pembelahan sel batang lebih jauh letaknya dari ujung daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter dibawah ujung (Salisbury dan Ross, 1992).
Sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang menyebabkan akar berbentuk silindris (Campbell, dkk., 1999). Selanjutnya sel-sel dekat ujung akar aktif berproliferasi, dimana terletak tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan (zona pembelahan sel, zona pemanjangan dan zona pematangan). Zona pembelahan sel meliputi meristem apikal dan turunannya, yang disebut meristem primer (terdiri dari protoderm, prokambium dan meristem dasar). Meristem apikal yang terdapat di pusat zona pembelahan menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat meristematik. Zona pembelahan sel bergabung ke zona pemanjangan (elongasi). Di sini sel-sel memanjang sampai sepuluh kali semula, sehingga mendorong ujung akar, termasuk meristem ke depan. Meristem akan mendukung pertumbuhan secara terus-menerus dengan menambahkan sel-sel ke ujung termuda zona pemanjangan tersebut (Campbell, dkk., 1999).



C.    METODOLOGI

a.      Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan di kampus Universitas PGRI Yogyakarta, pada tanggal 13-27 November 2014.
b.      Alat dan Bahan
Untuk keperluan praktilum, kami menggunakan bahan-bahan serta peralatan sebagai berikut :
1.    Gelas piala
2.    Plat kaca
3.    Kertas filter
4.    Petridish
5.    Penggaris
6.    Tinta China
7.    Kecambah biji kacang tanah

c.       Cara Kerja
1.      Daerah Tumbuh Akar
a.       Mengambil gelas piala dengan volume ± 600 cc. Melapisi sekeliling bagian dalam gelas piala dengan kertas filter basah. Membungkus plat kaca berukuran ± 7,5 x 10 cm dibungkus dengan kertas filter dan memasukkannya ke dalam air.
b.      Pilihlah dari kecambah biji kacang tanah yang mempunyai akar lurus dan panjang paling sedikit 2 cm sebanyak 5 buah. Tandailah akar-akar ini dengan garis-garis dari tinta cina sepanjang 2 cm mulai dari ujung dengan interval 2 mm. untuk kontrol pilihlah 5 kecambah lagi dan masing-masing akarnya tandai dengan 1 garis saja pada jarak 20 mm dari ujungnya.
c.       Usahakanlah selama mengerjakan ini kecambah tetap tidak menjadi kering. Kemudian kecambah-kecambah tadi dengan perantaraan suatu karet diletakkan pada plat kaca tadi dan kemudian masukkan dalam gelas piala. Gelas piala kemudian ditutup dengan petridish.
d.      Setelah 48 jam (2 hari), ukurlah jarak antara masing-masing garis tadi pada tiap-tiap akarnya. Kemudian mengambil rata-rata tiap interval. Juga mengukur panjang akar dari kontrol mulai ujung akar sampai tanda tinta cina. Dan membuat grafik dari angka-angka tersebut.

2.      Daerah Tumbuh Batang
a.       Mengecambahkan biji kacang tanah pada pot dalam kamar gelap (etiolate). Setelah kecambah berumur 4 – 5 hari kemudian menandainya dengan tinta cina mulai dari ujung epicotyl sebanyak 10 garis dengan interval 2 mm. Sebagai kontrol beberapa kecambah masing-masing ditandai  1 garis saja dengan tinta cina pada jarak 20 mm dari ujung epicotyl. Setelah itu, memasukkan kembali pot tersebut ke dalam ruang gelap.
b.      Setelah 48jam ukurlah jarak antara masing-masing garis juga diukur penambahan panjang dari tanaman kontrol. Sesudah itu hitunglah panjang rata-rata dari masing-masing interval dari tanaman-tanaman yang diberi tanda dan buatlah grafik dari panjang rata-rata interval.


D.    DATA HASIL PENGAMATAN
a.      Daerah tumbuh akar
Tabel 1. Pengamatan daerah tumbuh akar kacang tanah
no.interval
panjang interval setelah 48 jam
1
2,1
2,5
3,5
3,5
3,5
2
4,6
4,6
4,6
4,6
4,6
3
2,2
2,2
2,6
3,4
3,5
4
4,3
6,6
7
8,9
8,9
5
3,2
3,2
3,2
3,2
3,2

Tabel 2. Pengamatan tanaman kontrol daerah tumbuh akar
no.interval
panjang interval setelah 48 jam
1
2,3
2,4
2,5
2,6
2,8
2
2,6
2,7
2,7
3,5
3,7
3
3,3
3,3
3,3
3,5
3,5
4
2,7
3
3,8
7,6
8,2
5
3,2
3,2
4,1
4,1
4,1

b.      Daerah tumbuh batang
Tabel 3. Pengamatan daerah tumbuh batang kacang tanah pada kondisi terang
no.interval
panjang interval setelah 48 jam terang
1
2,6
3,2
4,2
5,3
5,7
2
2,7
3,4
4,3
5,6
5,6
3
2,3
3,1
4,1
5,9
5,9
4
2,4
3
4,2
5,3
5,4
5
2,5
3,2
4,6
5,6
5,8




Tabel 4. Pengamatan tanaman kontrol daerah tumbuh batang pada kondisi terang
no.interval
panjang interval setelah 48 jam
1
2,7
3,2
4
5,5
6
2
3,1
3,5
3,8
5,1
5,6
3
2,3
2,6
4,1
5,1
5,9
4
2,2
2,9
3,7
4,1
4,6
5
2,1
3,2
4,1
5,3
5,6

Tabel 5. Pengamatan daerah tumbuh batang kacang tanah pada kondisi gelap
no.interval
panjang interpal setelah 48 jam gelap
1
4,7
6,3
18,2
18,4
18,4
2
4,3
6,3
18,4
18,6
18,7
3
4,2
6,4
18,3
18,3
18,5
4
4,6
6,5
12,1
14,3
14,4
5
4,3
6,8
14,2
17,2
17,4

Tabel 6. Pengamatan tanaman kontrol daerah tumbuh batang pada kondisi gelap





E.     PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini dilakukan untuk mengetahui daerah tumbuh pada akar dan batang dari kecambah kacang tanah. 5 kecambah kacang tanah diberikan tanda pada akar, satu diantaranya sebagai kontrol dan 5 kecambah kacang tanah diberikan tanda pada batang serta satu diantaranya pula sebagai kontrol dengan menggunakan tinta. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap daerah tumbuh pada akar 48 jam dan batang 48 jam,  kacang tanah selama 48 jam menunjukkan adanya pertambahan panjang pada akar dan batang kecambah kacang tanah. Proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas yang sedikit lebih tua di bawah ujung tunas tersebut. Proses pemanjangan akar terkonsentrasi pada sel-sel dekat ujung akar, dimana terletak tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan. Dari ujung akar ke arah atas terdapat zona pembelahan sel yang meliputi meristem apical dan turunannya, zona pemanjangan, dan zona pematangan. Hasil praktikum menunjukkan variasi pertambahan panjang tiap lokus batang dan akar.

a.       Daerah Tumbuh Akar
Tabel 1. Pengamatan daerah tumbuh akar kacang tanah
no.interval
panjang interval setelah 48 jam
jumlah
rata-rata
1
2,1
2,5
3,5
3,5
3,5
15,1
3,02
2
4,6
4,6
4,6
4,6
4,6
23
4,6
3
2,2
2,2
2,6
3,4
3,5
13,9
2,78
4
4,3
6,6
7
8,9
8,9
35,7
7,14
5
3,2
3,2
3,2
3,2
3,2
16
3,2

Berdasarkan hasil pengamatan diatas pertumbuhan akar pada nomor interval 1-5 mengalami perubahan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pertambahan panjang pada tiap-tiap akar kacang tanah. Pada nomor interval 1, setelah 48 jam mengalami pertambahan panjang menjadi 2,1. Pada 48 jam berikutnya panjang nomor interval 1 menjadi 2,5 dan berikutnya panjang interval menjadi 3,5. 48 jam selanjutnya, panjang interval masih berada pada angka 3,5. Pada nomor interval 2, pertambahan panjang akar hanya terjadi pada 48 jam pertama yaitu 4,6. Dan pada 48 jam berikutnya masih menunjukkan panjang yang sama dan tidak ada perubahan hingga pada hari penghitungan panjang akar selesai, yaitu masih bertahan pada angka 4,6. Nomor interval 3 mengalami pertambahan panjang yaitu 2,2. Pada 48 jam berikutnya panjang akar masih berada pada angka 2,2. Tetapi pada hari berikutnya, interval 3 menunjukkan pertambahan panjang akar yaitu 2,6. 48 jam selanjutnya bertambah menjadi 3,4 dan berakhir pada angka 3,5. Nomor interval 4 pada 48 jam pertama bertambah panjang menjadi 4,3. Selanjutnya bertambah menjadi 6,6 dan 7. Pada akhirnya hanya bertahan pada angka 8,9. Untuk nomor interval 5 hanya mengalami perubahan pada 48 jam pertama saja, yaitu 3,2. Untuk selanjutnya masih bertahan pada angka 3,2.
Sebagai kontrol kami melakukan perhitungannya juag. Namun, perubahan panjang akar tidak begitu seknipikan hampir sama yang dialami perlakuan berikut kami sajikan dalam tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Pengamatan tanaman kontrol daerah tumbuh akar
no.interval
panjang interval setelah 48 jam
jumlah
rata-rata
1
2,3
2,4
2,5
2,6
2,8
12,6
2,52
2
2,6
2,7
2,7
3,5
3,7
15,2
3,04
3
3,3
3,3
3,3
3,5
3,5
16,9
3,38
4
2,7
3
3,8
7,6
8,2
25,3
5,06
5
3,2
3,2
4,1
4,1
4,1
18,7
3,74

Gambar 1. Grafik daerah tumbuh akar
b.      Daerah Tumbuh Batang

Tabel 3. Pengamatan daerah tumbuh batang kacang tanah pada kondisi terang
no.interval
panjang interval setelah 48 jam terang
jumlah
rata-rata
1
2,6
3,2
4,2
5,3
5,7
21
4,2
2
2,7
3,4
4,3
5,6
5,6
21,6
4,32
3
2,3
3,1
4,1
5,9
5,9
42
8,4
4
2,4
3
4,2
5,3
5,4
20,3
4,06
5
2,5
3,2
4,6
5,6
5,8
21,7
4,34

Pengamatan daerah tumbuh batang pada tempat terang, nomor interval 1-5 menunjukkan perubahan panjang batang. Nomor interval 1 bertambah menjadi 2,6. Panjang interval setelah 48 jam bertambah menjadi 3,2. 48 jam berikutnya masih menunjukkan perubahan panjang menjadi 4,2 selanjutnya 5,2 dan 5,7 dengan rata-rata interval 4,2. Nomor interval 2 setelah 48 jam bertambah panjang menjadi 2,6. Selanjutnya bertambah menjadi 2,7 dan 48 jam selanjutnya panjang interval masih 2,7. Tetapi 48 jam berikutnya panjang interval bertambah menjadi 3,5 dan 3,7 dengan rata-rata interval 3,04. Nomor interval 3 bertambah menjadi 2,3. Panjang interval setelah 48 jam bertambah menjadi 3,1. 48 jam berikutnya masih menunjukkan perubahan panjang menjadi 4,1 selanjutnya 5,9 tetapi pada 48 jam berikutnya masih berada pada angka 5,9 dengan rata-rata interval 8,4. Nomor interval 4 panjang interval bertambah menjadi 2,4. 48 jam berikutnya panjang interval menjadi 3. Selanjutnya panjang interval menjadi 4,2 dan masih menunjukkan perubahan panjang interval menjadi 5,3 dan 5,4 dengan rata-rata interval 4,06. Nomor interval 5 panjang interval bertambah menjadi 2,5. 48 jam berikutnya panjang interval menjadi 3,2. Selanjutnya panjang interval menjadi 4,6 dan masih menunjukkan perubahan panjang interval menjadi 5,6 dan 5,8 dengan rata-rata interval 4,34. Sebagai kontrol kami juga melakukan perhitungannya.




Tabel 4. Pengamatan tanaman kontrol daerah tumbuh batang pada kondisi terang
no.interval
panjang interval setelah 48 jam
jumlah
rata-rata
1
2,7
3,2
4
5,5
6
21,4
4,28
2
3,1
3,5
3,8
5,1
5,6
21,1
4,22
3
2,3
2,6
4,1
5,1
5,9
20
4
4
2,2
2,9
3,7
4,1
4,6
17,5
3,5
5
2,1
3,2
4,1
5,3
5,6
20,3
4,06

Pengamatan daerah tumbuh batang pada tempat gelap sama seperti pada pengamatan daerah tumbuh batang pada tempat terang, nomor interval 1-5 juga menunjukkan perubahan panjang batang. Nomor interval 1, setelah 48 jam panjang interval menjadi 4,7. Kemudian panjang interval menjadi 6,3 dan bertambah lagi menjadi 18,2. 48 jam berikutnya panjang interval menjadi 18,4 dan selanjutnya tidak mengalami perubahan panjang interval, hanya berhenti pada panjang interval 18,4 dengan rata-rata interval 13,2. Nomor interval 2 panjang interval bertambah menjadi 4,3. 48 jam berikutnya panjang interval menjadi 6,3. Selanjutnya panjang interval menjadi 18,4 dan masih menunjukkan perubahan panjang interval menjadi 18,6 dan 18,7 dengan rata-rata interval 13,26. Nomor interval 3 panjang interval bertambah menjadi 4,2. 48 jam berikutnya panjang interval menjadi 6,4. Selanjutnya panjang interval menjadi 18,3 tetapi hari berikutnya tidak menunjukkan perubahan interval dan masih berada pada angka 18,3. Setelah itu menunjukkan perubahan panjang interval menjadi 18,5 dengan rata-rata interval 13,4. Nomor interval 4 panjang interval bertambah menjadi 4,6. 48 jam berikutnya panjang interval menjadi 6,5. Selanjutnya panjang interval menjadi 12,1 dan masih menunjukkan perubahan panjang interval menjadi 14,3 dan 14,4 dengan rata-rata interval 10,38. Nomor interval 5 panjang interval bertambah menjadi 4,3. 48 jam berikutnya panjang interval menjadi 6,8. Selanjutnya panjang interval menjadi 14,2 dan masih menunjukkan perubahan panjang interval menjadi 17,2 dan 17,4 dengan rata-rata interval 11,98.



Tabel 5. Pengamatan daerah tumbuh batang kacang tanah pada kondisi gelap
no.interval
panjang interpal setelah 48 jam gelap
jumlah
rata-rata
1
4,7
6,3
18,2
18,4
18,4
66
13,2
2
4,3
6,3
18,4
18,6
18,7
66,3
13,26
3
4,2
6,4
18,3
18,3
18,5
65,7
13,14
4
4,6
6,5
12,1
14,3
14,4
51,9
10,38
5
4,3
6,8
14,2
17,2
17,4
59,9
11,98

Tabel 6. Pengamatan tanaman kontrol daerah tumbuh batang pada kondisi gelap
Pada akhir penelitian kami membuat grafik perbandingan  daerah tumbuh batang. Pada grafik dapat kita lihat perbedaan  yang sangat mencolok antara daerah terang dan daerah gela, dimana pada daerha terang pertumbuhan tanaman lambat dan pada daerah gelap pertumbuhan sangat cepat bahkan dapat sampai 2 kali lipat di daerah terang. Dibawah ini kami sajikan Grafik pertumbuhan batang.








Gambar 2. Grafik daerah tumbuh batang













F.     KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu :
1.      Daerah tumbuh dari batang dan akar dari kecambah kacang tanah adalah pada bagian ujung batang dan ujung akar. Karena adanya meristem apikal tepatnya meristem apeks pada bagian tumbuhan tersebut.
2.      Bahwa daerah pertambahan panjang pada batang dan akar kacang tanah terdapat pada daerah ujung batang dan ujung akar.
3.      Batang kecambah yang diletakkan pada daerah terang pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan dengan kecambah ditempat gelap. Karena kerja hormon auksin menjadi tidak aktif saat terkena cahaya.
4.      Adanya perbedaan pertumbuhan antara tumbuhan pada akar dan batang yang disimpan pada tempat yang gelap dengan tumbuhan yang disimpan di tempat yang terang.










DAFTAR PUSTAKA


Bumbungan, N. (2012, Oktober 23). Laporan Praktikum Daerah Tumbuh.
Retrieved Desember 1, 2014, from
http://noberanagbio.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-in-x-
none-x.html.
Campbell, N. A., Reece, J. B. dan Mitchell, L.G., 1999, Biologi, Erlangga, Jakarta.
Fahn, A., 1992, Anatomi Tumbuhan Edisi ke 3, UGM University, Yogyakarta.
Gardner, F. P., Pearce, R. B. dan Mitchell, R. L., 1991, Fisiologi Tanaman
Budidaya, UI Press, Jakarta.
Harjadi, S. S., 1979. Pengantar Agronomi. Gramedia, Jakarta.
Heddy, S., 1987. Biologi Pertanian, Rajawali Press, Jakarta.
Kaufman, P. B., Labavitch, J., Prouty, A. A. dan Ghosheh, N. S., 1975. Laboratory
Experiment in Plant Physiology. Macmillan Publishing Co., Inc, NewYork.
Loveless, A. R., 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Salisbury, F. B. dan Ross, C. W., 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. ITB,
Bandung