\

newnavbar

Friday, 21 February 2014

Teknik perbanyakan tanaman



assalamu'alaikum, WR WB.ketemu lagi ama aKU gan. kali ini aku akan membagikan artikel mengenai teknik perbanyakan tanaman. mungkin agan-agan dapat tugas dari guru atau dosen dapat menggunakan ini sebagai refrensi, jangan hanya sekedar Copy paste ya. gak bolehhhh. . . .

Teknik perbanyakan tanaman





1.      Pengertain Perbanyakan Tanaman
Setiap tumbuhan tingkat tinggi seperti pada tanaman buah-buahan mempunyai alat anggota tubuh yang lengkap, yakni akar, batang, cabang, daun; bunga (putik, tepung sari, dan lain-lain), buah, serta biji (kulit biji, embrio, dan lain-lain). Alat-alat tersebut masing-masing mempunyai fungsi khusus. Salah satu fungsi yang penting ialah memperbanyak diri untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (melalui tunasnya, bijinya, dan sebagainya).
Jadi, yang dimaksud dengan perbanyakan di sini ialah cara atau teknik menghasilkan bibit tanaman dengan alat-alat tubuh tanaman yang ada. Ada dua cara perbanyakan sesuai dengan alat tanaman yang digunakan, yakni:
1.      Generatif  dengan menggunakan bijinya yang mengandung embrio (bakal tanaman yang di buahi).
2.      Vegetatif dengan menggunakan alat-alat lain bukan biji, misalnya akar cabang, daun, bagian sel biji yang tidak dibuahi, dan sebagainya.
Ada kalanya biji buah-buahan itu tidak mengandung embrio sehingga tidak mampu berkecambah atau tumbuh, misalnya pada pisang. Ada kalanya bijisudah tua benar, embrionya belum berkembang dengan sempurna sehingga memerlukan penyempurnaan waktu lama. Selama ini biji tidak mampu berkecambah, misalnya pada melinjo. Sebaliknya, ada biji buah-buahan yang embrionya tidak berkembang karena tidak dibuahi, tetapi biji buah-buahan yang embrionya tidak berkembang tidak dibuahi, tetapi biji tersebut mampu berkecambah dengan baik. Sudah tentu tanaman yang berasal dari biji seperti itu sifatnya vegetatif pula sehingga identik dengan sifat induknya. Misalnya pada manggis yang disebut apomixis.
Dengan kejadian-kejadian seperti itu, maka banyak bijiyang mampu berkecambah dan tumbuh lebih dari satu tunas (tanaman), yang disebut poliembrioni. Misalnya pada mangga, jeruk, advokat, jambu bol, manggis, duku, dan sebagainya.
Dengan demikian, poliombrioni itu mempunyai kecambah (semai):
1.      Satu atau lebih dari embrio yang dibuahi. Jadi, sifatnya generatif, yakni manca ragam dan tidak mantap;
2.      Satu atau lebih semai dari embrio yang tidak dibuahi. Jadi, sifatnya vegetatif, yakni seragam dan mantap.
3.      Satu atau ebih semai dari sel-sel di luar embrio yang disebut sel integumentum, sifatnya vegetatif. Semai ini disebut “semai nucelus” (nucellus seedling), yang bersifat vegetatif. Jadi, identik dengan induknya.
Pada umumnya tanaman buah-buahan adalah heterozigot, artinya selalu mengadakan pecahan sifat sesuai dengan sifat genetiknya yang tidak seragam, dan umumnya tanaman mengadakan pembuahan melalui penyerbukan silang (cross pollination). Akibatnya , biji yang dihasilkan tidak mantap (zaad vast), yakni apabila ditanam akan menghasilkan berbagai macam bentuk atau sifat anak turunan yang baru atau segregasi. Oleh karena itu, untuk  menghasilkan bibit bermatu, penggunaan biji tidak di benarkan. Selain it, tanaman yang berasal dari biji umumnya  umurnya sampai berbuah, yang disebut masa remaja atau juvenilitas adalah panjang sehingga merugikan petani.
Akan tetapi, pada umumnya sel-sel embrio dan sel lain di luar embrio dari biji itu sukar ditembus oleh virus dan sebangsanya. Hal itu disebabkan oleh terbalutnya sel-sel tersebut oleh berlapis-lapis sel kulit yang bersifat menyaring dan menghalanginya. Oleh karena itu, pada umumnya biji buah-buahan bebas dari penyakit virus.
2.      Perbanyakan Generatif
      Telah kita ketahui bahwa perbanyakan dengan biji tidak diperkenankan untuk pengembangan tanaman buah-buahan karena sifatnya yang selalu mengadakan segregasi walaupun persentase segregasinya kecil. Perbanyakan dengan biji hanya diperolehkan apabila untuk:
1.      Bahan pemuliaan untuk mendapatkan varietas unggul baru;
2.      Batang bawah (onderstam) dalam perbanyakan tanaman dengan penyambungan;
3.      Cara perbanyakan vegetatif  belum dapat dilakukan atau kurang menguntungkan, misalnya pada pepaya, semangka, melon, dan sebagainya.
Biji buah-buahan umumnya tidak dapat disimpan lama, yakni cepat kehilangan daya kecambahnya atau daya hidupnya (viabilitas), misalnya biji durian, rambutan, manggis, duku, jeruk, gowok, dan lain-lain. Biji-biji semacam itu harus cepat ditanam. Sedangkan biji jambu biji (psidium guajava), biji markisa, waluh, semangka, melon, dan sebagainya dapat disimpan sampai beberapa bulan tanpa mengalami banyak kehilangan viabilitas-nya. Biji seperti itu sering disebut ortodoks.
Biji-biji yang tidak dapat disimpan lama (recalcitrant) seperti tersebut di atas, tidak boleh dijemur di bawah sinar matahari langsung. Penjemuran sebaiknya dilakukan di bawah sinar difus (tidak langsung), yakni kering angin, selama beberapa jam saja sebelum disemaikan. Walaupun demikian, sifat poliembrioni pada berbagai jenis buah-buahan tersebut dapat menyulitkan program pemuliaan dan seleksinya. Hal itu kadang-kadang disebabkan oleh sulitnya memisahkan antara semai vegetatif dengan semai generatif.
  Untuk bahan pemuliaan, yang diutamakan ialah semai generatif yang mampu menimbulkan keanekaragaman baru (variabilitas). Sedangkan untuk bahan penyambungan atau batang bawah, dengan aany poliembroni tersebut, dapat menimbulkan bermacam-macam reaksi batang bawahnya terhadap batang atas atau entris-nya, karena secara fisiologi batang bawah berpengaruh terhadap batang atas. Oleh karena itu, dalam pembibitan untuk menghasilkan bibit bermutu, semai batang bawah harus diseleksi terlebih dahulu supaya seragam sebelum digunakan untuk menyambung, yang dipilih ialah yang vegetatif. Pada jeruk, semai vegetatif tumbuhnya lebih cepat dari pada semai generatif. Sebaliknya pada advokat dan mangga, semai generatiflah yang lebih cepat tumbuhnya. Dengan demikian, diperlukan pengenalan deskripsi poliembrioni tiap-tiap jenis tanaman.
Namun dalam hal tertentu, perbanyakan dengan biji masih dapat digunakan, mengingat cara lain belum dapat dilakukan misalnya pada waluh, melon, semangka, manggis, duku, dansebagainya. Dalam hal ini, diperlukan kaidah pembibitan, yakni isolasi, seleksi dan sortasi secara ketat.
Pada tanaman buah-buahan biasanya macam isolasi yang digunakan ialah isolasi tempat, isolasi tanaman, atau isolasi bunga. Jarak isolasi tempat untuk pembibitan waluh, semangka, melon dan pepaya adalah 600 – 1200 m. Hal itu bergantung kepada sifat penyerukannya dan perantara penyerbuknya (lebah, angin, dan lain-lain).
Perkembangbiakan secara generatif  pada tumbuhan berbiji tertutup ditandai dengan munculnya bunga. Dalam bunga inilah terdapat Putik dan Benang Sari yang menjadi alat reproduksi bagi tumbuhan. Untuk lebih jelasnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagian-bagian dari bunga agar kita lebih mudah untuk memahami penjelasan selanjutnya.

Bunga tersusun dari beberapa bagian. Namun ada bunga yang disebut dengan bunga lengkap dan bunga tidak lengkap, juga ada yang disebut dengan bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Apa maksudnya yah? Yuk kita telaah lebih dalam.

===> Bagian-Bagian Bunga



·           Perhiasan bunga. Yang dimaksud dengan Perhiasan Bunga yaitukelopak dan mahkota bunga. Kelopak bunga merupakan bagian dari bunga yang letaknya di dekat dasar bunga dan menyambung dengan tangkai bunga. Kelopak bunga ini biasanya menyelimuti bunga saat bunga masih dalam keadaan kuncup dan biasanya setelah mekar dalam waktu tertentu, akan gugur dengan sendirinya. Bentuk kelopak bunga sangat beraneka ragam bentuk dan warnanya sesuai dengan jenis bunga. Bagian kelopak bunga inilah yang memberikan keindahan pada bunga tersebut dan biasanya warnanya digunakan untuk mengindetifikasi jenis bunga tersebut. Misalnya bunga mawar yang warna kelopaknya merah disebut dengan Red Roses atau Mawar Merah.

2. A.  Proses Penyerbukan atau Pembuahan

Dalam proses perkembangbiakan generatif pada tanaman dikenal dengan Penyerbukan. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari pada Kepala Putik. Berdasarkan asal serbuk sarinya, penyerbukan dapat dibedakan menjadi:


·           Penyerbukan Sendiri. Penyerbukan Sendiri adalah penyerbukan yang terjadi apabila Benang Sari yang jatuh pada Kepala Putik berasal dari bungan itu sendiri dan tentu saja yang dapat melakukannya adalah Bunga Lengkap yang memiliki Putik dan Benang Sari Sekaligus.
·           Penyerbukan Tetangga. Penyerbukan Tetangga adalah penyerbukan yang terjadi jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain tetapi masih pada satu pohon.
·           Penyerbukan Silang. Penyerbukan Silang adalah penyerbukan yang terjadi apabila serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain yang sejenis tetapi berbeda pohonnya.
·           Penyerbukan Bastar. Penyerbukan Bastar adalah Penyerbukan yang terjadi apabila serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain yang tidak sejenis.
       Kalau di atas adalah jenis-jenis penyerbukan yang terjadi berdasarkan asal muasal serbuk sari yang jatuh di kepala putik, maka berikut ini adalah Jenis-Jenis penyerbukan berdasarkan faktor yang  menyebabkan sampainya serbuk sari ke kepala putik, yaitu:


·           Penyerbukan oleh angin. Bunga yang penyerbukannya dibantu oleh angin memiliki ciri-ciri antara lain memiliki serbuk sari yang banyak, kecil, kerig dan ringan sehingga mudah diterbangkan oleh angin. Pada dasrnya bunganya kecil atau mahkotanya kecil dan bahkan ada yang tidak memiliki mahkota. Contohnya adalah bunga pada tumbuhan rerumputan.
·           Penyerbukan oleh hewan. Bunga yang penyerbukannya dibantu oleh hewan memiliki ciri-ciri antara lain memiliki mahkota bunga yang besar, menarik, memiliki warna mahkota yang mencolok, mengeluarkan bau yang khas serta menghasilkan nektar yang semuanya dapat menarik binatang untuk menghampirinya. Bunga jenis ini umumnya memiliki serbuk sari yang menggumpal dan lengket sehingga mudah menempel pada hewan (terutama pada kaki-kaki serangga). Contoh hewan yang biasanya membantu penyerbukan adalah Kupu-kupu, lebah madu, kelelawar dll.
·           Penyerbukan oleh air. Penyerbukan yang dibantu oleh air biasanya terjadi pada tumbuhan-tumbuhan air. Hal ini terjadi karena air hujan yang turun dapat mengenai serbuk sari. Air yang telah mengandung serbuk sari tersebut kemudian jatuh pada kepala putik sehingga terjadilah penyerbukan.
·           Penyerbukan oleh manusia. Tumbuhan yang proses penyerbukannya dibantu oleh manusia adalah tumbuh-tumbuhan yang umumnya berguna bagi kehidupan manusia sehingga manusia sering melakukan kotak dengan tumbuhan berbunga tersebut. Contohya adalah Vanili dan bunga anggrek.

3.         Perbanyakan vegetatif
Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan dibagi menjadi dua kelompok yaitu Perkembangbiakan secara vegetatif alami dan vegetatif buatan.

3.a. Perkembangbiakan secara Vegetatif Alami


·           Spora. Spora memiliki inti sel yang berubah fungdi menjadi alat perkembangbiakan. Spora berbentuk seperti biji yang sangat kecil sehingga sulit terlihat oleh mata telanjang. Spora hanya bisa dilihat dengan menggunakan alat yaitu mikroskop. Contoh tumbuhan spora adalah Lumut dan tumbuhan paku.
·           Umbi akar. Umbi akar adalah akar yang menggembung karena menyimpan makanan. Umbi ini kemudian dapat mengeluarkan tunas sebagai individu yang baru. Contohnya adalah wortel, bunga dahlia dll.
·           Umbi Batang. Yg dimaksud dengan Umbi batang adalah bagian batang yang menggembung karena berisi cadangan makanan yang berbentuk zat tepung. Contohnya adalah kentang, ubi jalar, dll.
·           Umbi lapis. Umbi lapis memiliki struktur berlapis-lapis dan tunas dibagian tengahnya. contohnya adalah bawang-bawangan dan bunga tulip.
·           Akar tinggal atau Rhizoma. Rhizoma adalah batang yang tumbuh dan menjalar didalam tanah serta bentuknya bercabang-cabang. Contohnya adlah Kunyit, jahe, Bangle, lengkuas dan tebuh.
·           Geragih atau stolon. Geragih adalah batang beruas-ruas yang tumbuh menjalar di atas permukaan tanah, dan dari ruas-ruas tersebut bisa menumbuhkan tunas baru sebagai individu baru. Contohnya adalah tanaman pegagan, strawberry, semanggi dan lain-lain.
·           Tunas. Tunas berasal dari tumbuhan induk dan dan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru dengan cepat. Contohnya pisang, tebuh, pohon pinang dan bambu.
·           Tunas Aventif. Tunas aventif adalah tunas yang tumbuh dari ujung-ujung daun contohnya cocor bebek.








3.b. Perkembangbiakan secara Vegetatif Buatan

       Perkembangbiakan vegetatif buatan ditandai dengan adanya campur tangan manusia dalam proses perkembangbiakannya. ia memiliki beberapa keunggulan diantaranya tanaman baru yang dihasilkan cepat berbuah atau memberikan hasil serta sifatnya sama atau bahkan lebih bagus dari tanaman indukannya. Berikut ini beberapa cara perkembangbiakan vegetatif buatan:


·           Mencangkok. Mencangkok adalah proses menumnbuhkan akar dari batang tanaman yang berada di atas tanah agar dapat ditanam menjadi tanaman baru. Proses inilah yang paling sering dilakukan khususnya untuk tanaman buah sehingga proses pembuahan bisa terjadi dengan cepat dan hasilnya banyak dan besar. Proses mencangkok hanya dapat dilakukan pada jenis tumbuhan yang berkambium atau tumbuhan dikotil. COntohnya adalah rambutan, mangga, jeruk, jambu dan sejenisnya.
·           Menempel atau Okulasi. Okulasi adalah proses menempelkan tunas dari suatu tanaman ke tanaman lain. Contohnya adalah okulasi pada tanaman durian dan jeruk.
·           Menyambung atau Kopulasi atau Enten. Proses Enten dilakukan dengan cara menyambung batang bawah suatu tanaman ke batang atas tanaman lain sehingga diperoleh tanaman baru. Tanaman yang biasa disambung adlah jenis tanaman yang masih dalam rumpun keluarga. MIsalnya durian yang lama tumbuh dibandingkan dengan Lai. Maka supaya cepat tumbuh dan berbuah, tunas durian disambungkan dengan pokok lai.
·           Menyetek atau Stek. Menyetek adalah proses menanam sebagian potongan atau bagian tubuh dari tanaman tersebut baik berupa cabang ataupun batang. Bagian tanaman yang distek harus memiliki ruas atau mata tunas sehingga dapat tumbuh tanaman baru. Contohnya adalah tebu, singkong dan bunga mawar.
·           Merunduk. Merunduk adalah proses membengkokkan bagian tanaman berupa dahan atau ranting ke dalam tanah lalu ditimbun. Bagian yang ditimbun ini natinya akan mengeluarkan akar, dan setelah akar dirasa cukup banyak, dahan atau ranting tersebut dapat dipotong dan dipindahkan sebagai tanaman baru. Contohnya adalah tanaman selada, anyelir, amanda dll

Telah diketahui bahwa perbanyakan vegetatif mempunyai ciri khusus, yakni hasilnya selalu identik dengan sifat induknya dan masa remajanya lebih pendek sehingga lebih cepat berbuah, kecuali bila terjadi mutasi. Oleh karena itu, dengan cara perbanyakan vegetatif ini sifat unggul pohon induk dapatdipertahankan. Banyak cara perbanyakan vegetatif yang dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman buah-buahan. Akan tetapi, pada dasarnya dapat di bagi menjadi dua golongan, yakni:
1.      Perbanyakan vegetatif tanpa mengubah sifat pohon induk. Termasuk ke dalam golongan ini ialah stek, tunas, cangkokan, sobekan anakan, rundukan, kultur jaringan atau kultur meristan dan sebagainya.
2.      Perbanyakan vegetatif dengan meningkatkan keunggulan sifat pohon induk. Termasuk ke dalam golongan ini ialah okulasi, sambungan (enten), susuan (approach grafting), dan modifikasinya. Cara itu di sebut juga penempelan atau penyambungan, dan ada pula yag menyebut hibridisasi vegetatif.
Perbanyakan vegetatif tidak lain adalah penggabungan antara dua jenis tanaman. Yang satu bertindak sebagai penerima (recipient) yang disebut batas atas “entria” dan yang lain bertindak sebagai pendukung (donor) yang disebut batang bawah atau onderstam (rootstock).
      Oleh karena itu, kedua mahluk harus mampu menjalin hidup berdampingan tanpa menimbulkan efek yang tidak dikehendaki, bahkan mampu meningkatkan kekekaran, produktivitas, dan kualitas hasil batang atasnya. Untuk maksud tersebut, maka batang bawah itu harus memiliki sifat :
a.       Kompatibel dengan entrisnya ( batang atasnya), yakni serasi;
b.      Resisten terhadap penyakit akar/leher batang;
c.       Mempunyai sistem pekakaran yang luas dan kuat, yakni banyak dan dalam, serta tumbuh cepat dan kekar;
d.      Mendorong batang atas tumbuh pendek (dwarf), tetapi cepat berbuah;
e.       Tahan terhadap lingkungan yang menekan (sterss);
f.       Toleran terhadap pH rendah atau alkalis tinggi.
Metode pembibitan pada tanaman buah-buahan yang dilakukan pada saat ini diarahkan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi petani dalam pengembangan buah-buahan. Adapun persoalan tersebut, ialah :
a.       Dalam waktu singkat dapat menghsilkan jumlah bibit unggul banyak.
b.      Memperpendek umur muda (juvenilitas), supaya cepat berbuah. Dalam hubungan ini, digunakan batang bawah (onderstam) sebagai donor yang mampu merangsang sifat fisiologis tanaman btang atas (entrisnya) menjadi lebih cepat berbuahnya, yakni lebih pendek juvenilita-nya dan tahan penyakit akar.
Metode pembibitan vegetatif yang dimaksud adalah :
a.       Enten super mini atau yang lebih dikenal dengan shoot tipgrafting atau micrografting dan semi micrografting. Sesuai dengan namanya, entris yang digunakan dalam perbanyakan ini sangat kecil (0,1 – 0,2 mm) dan batang bawahnya kecil sekali (umur 3 – 35 hari) sehingga pengambilan entris hanya dapat dilakukan dengan bantuan mikroskop. Pekerjaan tersebut sulit dilakukan oleh petani dan hanya mungkin akan dilakukan oleh ahli khusus. Hasil perbanyakan  itu digunakan sebagai pohon induk. Pohon induk tersebut diperbanyak lebih lanjut dengan penyambungan mini (enten) dan okulasi muda (green budding). Pada STG, penyambungannya harus dilakukan dibawah mikroskop dalm ruangan aseptik (sreril). Sedangkan pada SMG penyambungannya dengan mudah dilakukan tanpa  bantuan mikroskop, karena  batang bawahnya sudah cukup besar (umurnya 21 – 35 hari). Cara enten super mini biasa digunakn untuk membebaskan penykit virus yang terdapat/terkandung dalam tanaman jeruk.

b.      Enten mini atau yang lebih dikenal dengan “ sambungan mini” ( mini grafting).
Sesuai dengan namanya, bibit batang bawah yang digunakan masih dalm ukuran kecil (umur 1 – 12 bulan tergantung jenis buah-buahannya). Pada durian umur bibit batang bawah cukup 1 – 3 bulan, pada mangga 3 – 5 bulan, pada duku dan manggis ± 12 bulan, dan sebagainya. Untuk durian, enten pada batang epikotil adalah yang paling baik hasil jadinya dibandingkan dengan pada hipokotil.

c.       Susuan (approach grafting)
Ada dua cara susuan, yakni susuan duduk karena bibit  batang bawah didudukkan di atas tanah atau di atas para-para, dan susuan gantung karena bibit batang bawah digantungkan pada cabang pohon induk yang diperbanyak.
Model penyusuan di atas dilakukan dengan berbagai bentuk. Tetapi, yang mudah dan tanpa memerlukan keterampilan/pengalaman, yaitu model susuan sayat dan susuan sosok (tusuk).
            Pada susuan gantung harus digunakan media tanaman batang bawah yang ringan supaya tidak memberatkan beban pada cabang entrisnya. Percobaan menunjukkan bahwa mos adalah yang terbaik untuk media susuan gantung karena mos mampu mengikat air dengan baik. Sebagai alternatif media dapat digunakan serabut kelapa halus dicampur dengan pupuk kandang atau kompos.








 Daftar Pustaka
Hendro Sunarjono. 1987. Ilmu Produksi Tanaman Buah-Buahan. Bandung: Sinar Baru.

No comments:

Post a Comment