\

newnavbar

Sunday 14 June 2015

KRITERIA PEMASAKAN PRODUK HORTIKULTURA


TUGAS : FISIOLOGI PASCA PENEN

KRITERIA PEMASAKAN PRODUK HORTIKULTURA

DOSEN : Dr. Okti Purwaningsih, SP,MP

panen adalah kegiatan memetik hasil dari tanaman cabai rawit yang telah mencukupi umur fisiologisnya. Kegiatan memetik/ memanen cabai rawit yang telah siap panen sesuai persyaratan yang telah ditentukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan persyaratan yang diminta pasar. (Jakes, 2007). Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam),tapi merupakan awal dari pekerjaan pascapanen, yaitu melakukaan persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran. ( Rumiati, 1982).

Panen adalah suatu proses akhir dan tindakan manusia dalam hal budidaya tanaman dimana pertumbuhan tanaman biasanya akan terjadi perubahan secara fisiologis maupun morfologi dari tanaman tersebut. ( Setyono,2001 ).

Untuk melakukan pemanenan khusunya tanaman hortikultura perlu diperhatikan ciri- serta kreteria yang sudah cocok untuk dipanen agar bisa di terima oleh pasar. Berikut ini akan kami uraikan 10 tanaman hortikultura yang bisa digunakan sebagai acuan untuk dijadikan masa panen agar hasilnya mampu bertahan serta kualitasnya terjamin.


1. Pepaya

Pepaya harus dipanen pada saat yang tepat sesuai tingkat kematangan sehingga buah yang dipanen akan matang secara normal dan menghasilkan buah dengan aroma dan rasa yang bagus. Beberapa tanda yang bisa digunakan untuk menentukan kematangan buah yaitu: perubahan warna kulit, lama waktu dari saat bunga mekar, perubahan tekstur daging buah, perubahan bobot buah, dan perubahan komposisi kimianya. Perubahan warna kulit biasanya digunakan oleh petani dan pedagang. Tingkat kematangan ditentukan oleh derajat warna kuning yang terlihat dan pemanenan dilakukan tergantung tujuan pasar. Buah-buah yang akan dikirim ke pasar yang jauh biasanya dipanen pada saat warna kulit buah baru sedikit menggurat kuning. Pada tingkat warna ini, buah dapat bertahan lebh lama (tidak cepat busuk).

Untuk tujuan pasar lokal, buah dipanen pada tingkat kematangan yang lebih tinggi yaitu ketika tiga perempat kulit buah sudah berwarna kuning dan warna tangkai buah juga mulai berubah menjadi kuning. Buah-buah seperti ini harus dipasarkan cepat karena buah tidak akan bertahan lama dengan jarak hidup yang sangat pendek hanya sekitar 3-4 hari.

Sebuah metode yang sistematik dalam menggambarkan/menjelaskan tanda-tanda warna untuk pepaya dijelaskan oleh Lam, P.F (1987) dalam tulisannya yang berjudul : “Ciri-ciri Fizikal, Fisiologi dan Biokimia Buah Betik”. Index warna buah diberikan nilai menurut tingkat kematangan buah seperti terlihat pada gambar 1. Buah untuk pasar yang jauh harus dipanen pada index warna 2 & 3. Buah yang berada pada index warna 1 tidak dapat dikonsumsi langsung karena buah masih sangat hijau dan bila dipetik buah tidak akan matang secara normal. Buah yang dipanen pada index warna 4 & 5 hanya sesuai untuk pasar lokal.












Gambar 1. Index warna pepaya

Index warna Warna kulit

1 Hijau penuh

2 Hijau dengan gurat kuning

3 Lebih banyak hijau daripada kuning

4 Lebih banyak kuning daripada hijau

5 Kuning dengan gurat hijau

6 Kuning penuh

Pada kondisi tingkat kematangan 75% yang merupakan kondisi pemetikan untuk tujuan pasar yang jauh akan baik disimpan pada suhu terendah 7OC. Buah-buah pepaya pada kondisi penyimpanan ini dapat bertahan 7 – 21 hari. Untuk mencegah serangan penyakit, sebaiknya buah pepaya direndam pada air bersuhu 47OC selama 20 menit atau telah dapat menghangatkan daging buah terdalam. Pada kondisi suhu 13OC, kadar CO2 : 5% dan kadar O2 : 1%, buah pepaya dapat disimpan hingga 3 minggu.

2.Rambutan

Buah rambutan yang telah matang dengan ciri-ciri melihat warna yang disesuaikan dengan jenis rambutan yang ada juga dengan mencium baunya serta yang terakhir dengan merasakan rambutan yang sudah masak dibandingkan dengan rambutan yang belum masak, dapat dipastikan bahwa pemanenan dilakukan sekitar bulan November sampai Februari, juga dapat dipengaruhi musim kemarau atau musim penghujan.

Cara Pemanenan Rambutan

Cara pemanenan yang terbaik adalah dipetik beserta tungkalnya yang sudah matang (hanya yang sudah masak) sekaligus melakukan pemangkasan pohon agar tidak menjadi rusak. Pemangkasan dilakukan sekaligus panen agar dapat bertunas kembali cepat berbuah apabila pemetikan tidak terjangkau dapat dilakukan dengan menggunakan galah untuk mengkait tangkai buah rambutan secara benar.

Periode Panen Tanaman Rambutan

Periode pemanenan buah rambutan dilakukan pada sekitar bulan November sampai dengan Februari (masa musim penghujan). Dengan dicari buah yang masak dan yang belum masak supaya ditinggal dulu dan kemudian dipanen kembali.

3.Salak

Tanaman salak pondoh memiliki kemampuan berbunga sepanjang tahun apabila pemeliharaan dilakukan secara intensif. Musim panen raya terjadi pada musim hujan yaitu bulan November-Januari, masa panen kecil terjadi pada bulan Februari-April dan musim panen sedang terjadi pada bulan Mei-Juli. Pada bulan Agustus-Oktober buah yang ada di kebun sangat sedikit bahkan tidak ada.

Tanaman salak mulai berbuah setelah berumur 2 tahun jika tanamanberasal dari cangkok dan 3-4 tahun jika tanaman berasal dari biji. Buah salak termasuk buah non klimakterik sehingga hanya dapat dipanen jika benar-benar telah matang di pohon.Umur buah salak dari saat penyerbukan sampai buah siap panen adalah 24-25 minggu atau sekitar 5-7 bulan setelah penyerbukan dengan cara memotong tandan buah.

Adapun Ciri-ciri buah salak pondoh yang siap panen yaitu permukaan kulit bersih mengkilap, susunan sisiknya tampak lebih renggang, bila dipegang terasa lunak dan kulitnya tidak kasar, duri-duri kecil di permukaan kulit buah sudah tidak terlihat, dan mengeluarkan aroma salak. Sebagian besar petani mengetahui kriteria panen buah salak pondoh dari tandan, penampilan buah, dan aroma buah. Menurut Purnomo (2001), Salak yang telah matang kulitnya tampak bersih, mengkilat dan apabila dipegang tidak terasa kasar. Ujung kulit yang menempel pada tongkol terasa lunak jika ditekan.

Peralatan yang digunakan untuk memanen salak pondoh yaitu pisau, sabit, dan pahat yang tajam. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong tandan buah dengan pisau atau sabit apabila buah dalam tandan matang keseluruhan. Jika buah matang hanya sebagian maka panen dilakukan dengan cara memuntir buah yang yang telah matang. Petani salak pondoh menggunakan keranjang bambu untuk menampung buah setelah panen.

Panen dilakukan pada pagi hari (pukul 08.00-10.00) saat buah sudah tidakberembun. Jika panen dilakukan terlalu pagi dan buah masih berembun makabuah akan mudah kotor dan bila luka sangat rentan terserang penyakit. Bila panendilakukan pada siang hari, buah akan mengalami penguapan sehingga susut lebih banyak.

Standar mutu salak Indonesia tercantum pada Standar Nasional Indonesia(SNI) 01-3167-1992. Salak dibagi dalam 2 (dua) kelas mutu, yaitu mutu I danmutu II (Tabel 2). Ukuran berat dibagi atas ukuran besar untuk salak yangberbobot 61 gram atau lebih per buah, ukuran sedang berbobot 33 – 60 g/buah,dan ukuran kecil berbobot 32 g atau kurang per buah.

Tabel 1. Kelas Mutu Salak Berdasarkan SNI 0- 3167-1992







4.Sawo

Tanaman sawo yang dikembangbiakkan dengan pencangkokan dapat menghasilakan buah hanya sampai 3-5 tahun, sedangkan yang melalui penyambungan antara 5-6 tahun.

Buah sawo kadang-kadang matang tidak serempak sehingga pemanenan dilakukan dengan bertahap dengan cara memilih buah yang sudah menunjukkan ciri fisiologis untuk dipanen (tua). Ciri-ciri buah sawo yang sudah tua adalah ukuran buah maksimal, kulit berwarna cokelat muda, daging buah agak lembek, bila dipetik mudah terlepas dari tangkainya, serta bergetah relatif sedikit. Pemetikan buah yang masih muda sebaiknya dihindari karena memerlukan waktu yang lama untuk pemeramannya dan rasa buah tidak manis (sepat).

Sawo akan berbuah dengan cepat pada musim panen raya. Untuk membedakan buah masak dan buah mentah dilakukan dengan cara membelah buah dan melihat daging buah yang dihasilkan.

5.Kunyit

CIRI DAN UMUR PANEN

Tanaman kunyit siap dipanen pada umur 8-18 bulan, saat panen yang terbaik adalah pada umur tanaman 11-12 bulan, yaitu pada saat gugurnya daun kedua. Saat itu produksi yang diperoleh lebih besar dan lebih banyak bila dibandingkan dengan masa panen pada umur kunyit 7-8 bulan. Ciri-ciri tanaman kunyit yang siap panen ditandai dengan berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti terjadi kelayuan/perubahan warna daun dan batang yang semula hijau berubah menjadi kuning (tanaman kelihatan mati).

CARA PANEN

Pemanenan dilakukan dengan cara membongkar rimpang dengan cangkul/garpu. Sebelum dibongkar, batang dan daun dibuang terlebih dahulu. Selanjutnya rimpang yang telah dibongkar dipisahkan dari tanah yang melekat lalu dimasukkan dalam karung agar tidak rusak.

PERIODE PANEN

Panen kunyit dilakukan dimusim kemarau karena pada saat itu sari/zat yang terkandung didalamnya mengumpul. Selain itu kandungan air dalam rimpang sudah sedikit sehingga memudahkan proses pengeringannya.

6.Jeruk

Umur buah/tingkat kematangan buah yang dipanen, kondisi saat panen, dan cara panen merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi mutu jeruk. Umur buah yang optimum untuk dipanen adalah sekitar 8 bulan dari saat bunga mekar. Ciri-ciri buah yang siap dipanen : jika dipijit tidak terlalu keras; bagian bawah buah jika dipijit terasa lunak dan jika dijentik dengan jari tidak berbunyi nyaring, warnanya menarik (muncul warna kuning untuk jeruk siam), dan kadar gula (PTT) minimal 10%. Kadar gula dapat ditentukan dengan alat hand refraktometer di kebun. Dalam satu pohon, buah jeruk tidak semuanya dapat dipanen sekaligus, tergantung pada kematangannya. Jeruk termasuk buah yang kandungan patinya rendah sehingga bila dipanen masih muda tidak akan menjadi masak seperti mangga. Jika panen dilakukan setelah melampaui tingkat kematangan optimum atau buah dibiarkan terlalu lama pada pohon, sari buah akan berkurang dan akan banyak energi yang dikuras dari pohon sehingga mengganggu kesehatan tanaman dan produksi musim berikutnya. Panen yang tepat adalah pada saat buah telah masak dan belum memasuki fase akhir pemasakan buah. Dalam penyimpanan, rasa asam akan berkurang karena terjadi penguraian persenyawaan asam lebih cepat dari pada peruraian gula.

Kerusakan mekanis selama panen bisa menjadi masalah yang serius, karena kerusakan tersebut menentukan kecepatan produk untuk membusuk, meningkatnya kehilangan cairan dan meningkatnya laju respirasi serta produksi etilen yang berakibat pada cepatnya kemunduran produk. Panen dapat dilakukang dengan tangan maupun gunting. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam panen jeruk :

7.Bawang Merah

Ciri-ciri fisik tanaman bawang merah yang siap dipanen adalah sebagai berikut (Tjiptono 1986 dalam Musaddad dan Sinaga 1995) :

•Jika dipegang, pangkal daun sudah lemas

•Daun (70-80%) berwarna kuning pucat

•Umbi sudah berbentuk dengan penuh dan kompak

•Sebagian umbi sudah terlihat di permukaan tanah

•Umbi berwarna merah tua/merah keunguan serta berbau khas

•Sebagian besar (>80%) daun tanaman telah rebah




8.Bawang Putih

Bawang putih yang akan dipanen harus mencapai cukup umur. Tanaman bawang putih sudah siap dipanen pada umur 90 - 120 hari setelah tanam, tergantung varietas. ciri-ciri tanaman siap panen, sekitar 50 prosen daun-daun mulai menguning dan mengering, pangkal batang tampak melemas dan rebah, serta umbinya maksimal dan keras.

9.Cabai / Cabe

Panen tanaman cabai besar pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik.

Pada cabe rawit masa panen saat tanaman berumur 75 – 85 hst yang ditandai dengan buahnya yang padat dan warna merah menyala, buah cabe siap dilakukan pemanenan pertama. Umur panen cabe tergantung varietas yang digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan serta kesehatan tanaman. Tanaman cabe dapat dipanen setiap 2 – 5 hari sekali tergantung dari luas penanaman dan kondisi pasar.

10.Lengkuas

Ciri-ciri yang dapat dijadikan pedoman bahwa tanaman lengkuas sudah saatnya dipanen adalah :

1. Telah berumur cukup tua, antara 9-12 bulan.

2. Daun-daunnya tampak layu, menguning dan mengering atau berguguran.

3. Rimpangnya berwarna coklat mengilap, dagingnya keras dan liat(alot)

Gejala seperti itu terjadi pada musim kemarau atau tanaman sudah berumur lebih dari 6 bulan. Pada usia ini tanaman lengkuas mulai mengakhiri pertumbuhan vegetatifnya dengan dicirikan oleh terhentinya pembentukan tunas-tunas baru dan mulai muncul bunga.

Pada keadaan tertentu yang tidak memungkinkan dipanen, misalnya harga pasar sedang turun (rendah), maka pemanenan dapat ditunda pada musim berikutnya. Untuk menjaga harga tanaman tetap utuh, maka semua rumpun lengkuas dibumbun tanah kembali. Bahkan perlu juga dilakukan pemupukan tambahan. Cara ini tidak akan mengurangi kualitas hasil, tetapi justru meningkatkan hasil persatuan luas karena adanya pertambahan anakan atau rimpang baru.Cara pemanenan lengkuas dapat dilakukan hanya dengan mengambil sebagian dari rimpangnya saja. Cara panennya adalah memotong atau mematahkan sebagian rimpang dari rumpun tanaman, kemudian sisanya dibiarkan tumbuh menjadi tumbuhan baru.







DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S. (2011, September 30). Penanganan Panen dan Pasca Panen Pepaya. Retrieved Maret 30, 2015, from http://kliksatori.blogspot.sg/2011/09/penanganan-panen-dan-pasca-panen-pepaya.html

Anonim. (2013, juni 05). Budidaya Lengkuas. Retrieved Maret 31, 2015, from http://budidayaagronomispertanian.blogspot.sg/2013/06/budi-daya-lengkuas_5.html

Anonim. (2010, April 04). Membudidayakan Tanaman Cabe. Retrieved Maret 31, 2015, from http://tipspetani.blogspot.sg/2010/04/membudidayakan-tanaman-cabe.html

Anonim. (n.d.). Panen Tanaman Kunyit. Retrieved Maret 31, 2015, from http://agromaret.com/post/panen_tanaman_kunyit/91217145212

Anonim. (n.d.). Pemanen dan Pascapanen Budidaya Rambutan. Retrieved Maret 30, 2015, from http://www.pustakadunia.com/artikel-pustaka-umum/pemanenan-dan-pascapanen-budidaya-rambutan/

Anonim. (2013, mei 05). Teknik Budidaya Bawang di Musim Hujan. Retrieved Maret 31, 2015, from http://www.bakorluh-maluku.com/2013/05/teknik-budidaya-bawang-di-musim-hujan/

Arsih, U. (n.d.). Penanganan Panen dan Pascapanen Salak Pondok. Retrieved Maret 31, 2015, from https://umiarsih.wordpress.com/2013/10/08/penanganan-panen-dan-pasca-panen-salak-pondoh-salacca-zalacca-gaertner-voss/

Conan, P. (2013, Mei 05). Panen dan Pasca Panen cabai dan Kubis. Retrieved Maret 31, 2015, from http://putriconan20.blogspot.sg/2013/05/panen-dan-pasca-panen-cabai-dan-kubis.html

Ipoel. (February082015, februari 08). makalah pengolahan pasca panen. Retrieved Maret 30, 2015, from http://sikacok.indonesiaz.com/makalah-pengelolaan-pascapanen.xhtml

Mustiati. (2013, Februari 02). Budidaya Tanaman Bawang Putih. Retrieved Maret 31, 2015, from http://musriatiatik.blogspot.sg/2013/02/budidaya-tanaman-bawang-putih.html

Oryzae, R. (2012, Oktober 10). Pemeraman Pada Sawo dan Tomat. Retrieved Maret 31, 2015, from http://tepegeee.blogspot.sg/2012/10/pemeraman-pada-sawo-dan-tomat.html

Sutopo. (2011, Februari 13). Penanganan Panen danPasca Panen Jeruk. Retrieved Maret 31, 2015, from https://kpricitrus.wordpress.com/2011/02/13/penanganan-panen-dan-paska-panen-jeruk/












No comments:

Post a Comment