\

newnavbar

Thursday 20 February 2014

TEKNIK BUDIDAYA SAWI (Brassica juncea L.) SISTEM MULSA HITAM PERAK


TEKNIK BUDIDAYA SAWI (Brassica juncea L.)
SISTEM MULSA HITAM PERAK
Nama                   : SABKI   Npm           : 12122100002 
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan
sebuah tugas wirausaha dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Teknik Budidaya Sawi (Brassica juncea L.)” yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
Besarnya volume impor dari negara-negara luar terhadap kebutuhan sayuran didalam negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kondisi ini harus menjadi intropeksi bagi masyarakat Indonesia. Harapannya komoditas sayuran dapat terus meningkat  sehingga terpenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi nilai impor sayuran.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya saya ucapkan kepada bapak dosen Ir. Herman Budi S, MP yang telah membimbing saya untuk membuat makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan.
Akhir kata, kami sampaikan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berperan serta dalam penyusunan makalah ini baik dari awal sampai akhir, yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu-persatu. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Yogyakarta, September 2013

Penulis




TEKNIK BUDIDAYA SAWI (Brassica juncea L.)
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Budidaya tanaman hortikultura merupakan salah satu andalan bagi sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat dari permintaan tanaman hortikulthural yang setiap tahunnya  kian meningkat. Seiring dengan meningkatnya taraf  hidup masyarakat di Indonesia maka kebutuhan akan pangan terutama makanan pokok seperti buah dan sayuran akan meningkat (Sudjianto, 2001).
Tanaman sayur dapat berbentuk rumput, perdu, semak, atau pohon. Bentuk pertumbuhanya tegak pendek, menjulang, atau menjalar dengan hasil berupa umbi, bunga, buah atau biji. Umumnya tanaman sayur berbunga sempurna (hermaphrodit), yakni dalam satu bunga terdapat bunga jantan dan betina. Alat reproduksi jantan disebut benang sari (stamen). Benang sari mengandung tepung sari (polen) dalam kantong sari (anthera). Sementara alat reproduksi betina disebut putik (pistillum). Putik terdiri dari bagian bakal buah (stigma). Benang sari  Ada pula tanaman yang berbungga betina dan jantannya terpisah atau berkelamin tunggal (unisexualis), tetapi dalam satu pohon. Selain itu ada juga tanaman sayur yang berumah satu (monoecus), seperti melinjo, nangka, dan keleweh (Hendro sunarjono, 2003).
Tanaman sayur sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Awalnya tanaman ini dikenal sebagai tanaman perkebunan rakyat, tetapi kini lebih dikenal dengan nama hortikultura. Budidaya sayuran perlu pengolahan dan perhatian yang lebih dari tanaman lain. Agar dapat menghasilkan tanaman yang maksimal.
Sayuran sangat penting dikonsumsi untuk kesehatan masyarakat. Nilai gizi makanan  sehari-hari dapat duperbaiki dengan mengkonsumsi sayuran, karna disayuran merupakan sumber vitamin, mineral, protein nabati,dan tentunya serat. Menurut hasil seminar Gizi tahun 1963 dan Workshop of Food tahun 1968, setiap orang indonesia memerlukan sayuran sebanyak 150 g berat bersih/orang /hari dalam menu makanannya.(Hendro sunarjono, 2003).
Dari sekian banyak tanaman horthikultura, Sawi/caisin (Brassica juncea L. Coss) merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura dari jenis sayur sayuran yang di menfaatkan daun-daun yang masih muda. Daun sawi sebagai makanan sayuran memiliki macam-macam manfaat dan kegunaan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Sawi selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan sayuran, juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan (terapi bermacam-macam penyakit) (Cahyono, 2003).
Selain itu sawi juga digemari oleh konsumen karena memiliki kandungan pro-vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Ada dua jenis caisin/sawi yaitu sawi putih dan sawi hijau. Keduanya dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi. Oleh karena itu, dalam makalah in akan dibahas secara terperinci mengenai lokasi yang strategis, cara budidaya, pemberantasan hama dan penyakit serta panendan pasca panen, dan tentunya analisis usaha tani. .

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a)      Bagaimana cara budidaya tanaman sawi berdasarkan tinjauan pustaka?
b)      Bagaimana keuntungan yang diperoleh dari hasil budidaya?
c)      Bagaimana hasil analisisusaha tani, layak atau tidak usaha budidaya sawi?

C.    Tujuan
a)      Tujuan Umum.
Masyarakat dapat menjadikan peluang usaha untuk membuat tepung mocaf.
b)      Tujuan Khusus.
(1) Mendeskripsikan sawi beserta varietasnya;
(2) Menguraikan peroses budidaya yang sesuai ;
(3) Menganalisis hasil usaha tani;

D.    Manfaat
a)      Manfaat Teoritis.
Menambah pengetahuan kepada masyarakat tentang bididaya sawi.
b)      Manfaat Praktis
Bagi penulis
(1)   Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis tentang budidaya sawi dan analisis usaha tani
(2)   Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah.
Bagi pelaku usaha
Memberi ilmu tambahanan serta wawasan, terutama yang bergelut di bidang pembudidayaan sawi.


E.     Manfaat Lain  Dan Peluang Bisnis sawi
Secara teoritis sawi juga memiliki manfaat lain dan peluang bisnis yang menjanjikan berikut ini akan disajikan secara terperinci.
1.      Sawi untuk bahan makanan.
Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain. Sawi kurang enak dimakan sebagai sayuran segar, tetapi dimanfaatkan sebagai sayuran atau lalapan dalam bentuk masak. Selain itu, daun sawi hijau juga sering dibuat asinan oleh masyarakat Cina. Sawi juga merupakan tanaman semusim  bentuknya menyerupai caisim. Sawi dan caisim kadang sukar dibedakan sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu, dan berkrop. Kedua jenis sayuran tersebut dapat disilangkan (kawin silang). Sawi mempunyai batang pendek dan lebih langsing dari pada petsai. Urat daun utama lebih sempit dari pada petsai, tetapi daunnya lebih liat. Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak (roset) hingga sukar membentuk krop. Tanaman ini mempunyai akar tunggang dengan akar samping  yang banyak tetapi dangkal. Bunganya mirip petsai  tetapi rangkaian tandan lebih pendek. Ukuran kuntum bunga nya lebihkecil dengan warna kuning pucat yang spesifik. Ukuran bijinya kecil dan berwarna hitam kecokelatan. Bijinya terdapat dalam kedua sisi dinding sekat polong yang lebih gemuk. Hampir setiap orang gemar mengkonsumsi karna rasanya segar (enak) dan banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Untuk kandungan gizi dan komposisis kimia pada sawi dapat dilihat tada tabel 1.
No.
Jenis Zat
Jumlah Kandungan Gizi
1
kalori
22,00 kal
2
Protein
2,30 gr
3
Fat (lemak)
0,30 gr
4
Carbohydrate (karbohidrat)
4,00 gr
5
Fiber (serat)
1,20 gr
6
Ash (abu)                                  
                  -      gr
7
Kalsium (Ca)
220,50 mg
8
Fosfor (P)
38,40 mg
9
Besi (Fe)
2,90 mg
10
Natrium (Na)
         -          mg
11
Vitamin A
969,00 SI
12
Thiamine (Vitamin B1)
0,09 mg
13
Riboflavin (Vitamin B2)
0,10 mg
14
Niacin (Vitamin B3)
0,70 mg
15
Vitamin C
102,00 mg
16
Air
        -           
17
Kalium (K)
         -          mg
Sumber : Direktorat Gizi, Dep.Kes.RI (1981)
dan Emma. S. Wirakusumah (1994)
Dari tabel tersebut diatas, sawi kaya akan vitamin A sehingga komoditas ini sangat berguna untuk mengatasi kekuragan vitamin A.
2.      Manfaat dan Kandungan Sawi
           Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia. Sawi yang biasanya menjadi sayuran pendamping mie atau pangsit yang enak itu mempunyai banyak khasiat dan kandungan gizi yang banyak. Sawi Baik untuk Ibu Hamil, khasiat sawi luar biasa, mampu menangkal hipertensi, penyakit jantung, dan berbagai jenis kanker. Manfaat lainnya adalah menghindarkan ibu hamil dari anemia.
Konsumsi sayur-sayuran sudah menjadi kebutuhan primer karena kandungan gizinya yang sangat tinggi. Menurut Gladys Block, Ph.D, dari University of California di Berkeley, Amerika Serikat, konsumsi sayuran hijau secara teratur dapat menyusutkan risiko penyakit kanker hingga separuhnya. Dr. Joann Manson dari Harvard Medical Scholl menyebutkan bahwa konsumsi sayuran hijau dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular seperti stroke, jantung koroner, dan hipertensi. Salah satu jenis sayuran yang sangat populer di Indonesia adalah sawi. Beberapa keunggulan sawi yang saya rinci satu persatu.
a.       Cegah Osteoporosis
Sawi banyak mengandung vitamin dan mineral. Kadar vitamin K, A, C, E, dan folat pada sawi tergolong dalam kategori excellent. Mineral pada sawi yang tergolong dalam kategori excellent adalah mangan dan kalsium. Sawi juga excellent dalam hal asam amino triptofan dan serat pangan (dietaryfiber). Kandungan vitamin K pada sawi sangat tinggi, yaitu mencapai 419,3 mkg per cangkir. Konsumsi satu cangkir sawi sudah dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin K per hari.
Vitamin K sangat berguna untuk membantu proses pembekuan darah, sehingga sering disebut sebagi vitamin koagulasi. Vitamin K mempunyai potensi dalam mencegah penyakit-penyakit serius, seperti penyakit jantung dan stroke, karena efeknya mengurangi pengerasan pembuluh darah oleh faktor timbunan plak kalsium. Selain itu juga terkait dengan pengaturan protein tulang dan kalsium di dalam tulang dan darah, sehingga dapat menjaga tulang dari proses osteoporosis. Tanpa peran vitamin K, osteokalsin sebagai protein tulang tidak dapat bekerja dengan normal. Vitamin K juga dapat digunakan untuk menangani kanker karena dapat bertindak sebagai racun bagi sel-sel kanker, tetapi tidak membahayakan sel-sel yang sehat.
Fungsi lain dari vitamin K adalah dalam mencegah penyakit alzheimer, pengontrolan kadar gala darah, serta mencegah sitokin, pembawa pesan yang berperan dalam menyebabkan pembengkakan sambungan tulang saat penuaan terjadi.
Kadar vitamin A pada sawi juga sangat tinggi. Konsumsi 1 cangkir sawi cukup untuk memenuhi 84,9 persen kebutuhan tubuh akan vitamin A per hari. Vitamin A berperan menjaga kornea mata agar selalu sehat. Mata yang normal biasanya mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak kental yang dikeluarkan sel epitel mukosa, sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi. Kekurangan vitamin A membuat sel epitel akan mengeluarkan keratin, yaitu protein yang tidak larut dalam air dan bukan mukus. Bila sel-sel epitel mengeluarkan keratin, selsel membran akan kering dan mengeras, dan bila tidak segera diobati akan menyebabkan kebutaan.
Kandungan vitamin C pada sawi hampir setara dengan jeruk. Konsumsi 1 cangkir sawi cukup untuk memenuhi 59 persen kebutuhan tubuh akan vitamin C per hari. Peran utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler. Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vascular endothelium. Vitamin C sangat penting perannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi hidraksiprolin dan hidroksilisin. Kedua senyawa ini merupakan komponen kolagen penting. Selain itu, vitamin C sangat berperan dalam penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan stres.
b.      Asam Folat
Sawi juga sangat baik bagi ibu hamil karena mengandung asam folat yang cukup tinggi. Asam folat dibutuhkan tubuh untuk mengatasi anemia yang sering terjadi pada ibu hamil. Selain itu, asam folat merupakan koenzim untuk beberapa sistem enzim. Salah satu peranan asam folat adalah biosintesis dan pemindahan satu satuan karbon seperti gugus metil. Dengan demikian memungkinkan terjadinya sintesis metionin, kolin, dan penambahan gugus metil pada pirimidin sehingga terbentuk timin. Senyawa terakhir ini merupakan salah satu komponen penting dalam molekul DNA. Peran asam folat dalam proses sintesis nukleoprotein merupakan kunci pembentukan dan produksi butir-butir darah merah normal dalam sumsum tulang. Asam folat juga terlibat dalam proses oksidasi fenilalanin menjadi tirosin. Kebutuhan asam folat pada orang dewasa mencapai 400 mkg perhari. Kebutuhan ini menjadi dua kali lipat pada ibu yang sedang hamil dan bertambah 50 persen untuk ibu yang sedang menyusui.
Asam folat dan vitamin B6 dapat mereduksi homosistein di dalam tubuh. Homosistein dapat mencegah terbentuknya ikatan silang pada kolagen, sehingga tulang menjadi lebih mudah keropos.
Kandungan vitamin E pada sawi dapat berfungsi sebagai antioksidan utama di dalam sel. The George Mateljan Foundation (2006) menggolongkan sawi dalam kategori excellent sebagai sumber vitamin E. Kebutuhan rata-rata vitamin E mencapai 10-12 mg/hari. Kandungan vitamin E pada sawi juga berperan balk untuk mencegah penuaan.
c.       Unggul Serat, Kaya Mineral
Sawi juga memiliki keunggulan dalam hal serat pangan. Serat dibutuhkan tubuh untuk menurunkan kadar kolesterol dan gula darah. Di dalam saluran pencernaan, serat akan mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol) dan kemudian dikeluarkan bersama tinja. Semakin tinggi konsumsi serat, akan semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan oleh tubuh. Hal tersebut secara otomatis akan mengurangi kadar kolesterol. selain untuk mengendalikan kolesterol, serat pada sawi juga sangat berguna mencegah diabetes melitus dan terjadinya kanker kolon. Kandungan mangan pada sawi juga termasuk dalam kategori excellent. Mangan sangat esensial untuk proses metabolisme tubuh, sedangkan triptotan merupakan protein utama penghubung antarsaraf dan pengatur pola kebiasaan (neurobehaviour} yang berdampak kepada pola makan, kesadaran, persepsi atas rasa sakit, dan pola tidur.
Sawi juga memiliki kalsium yang sangat baik. Kalsium merupakan salah satu mineral terpenting yang dibutuhkan tubuh. Konsumsi kalsium kurang dari kebutuhan dapat menyebabkan rapuhnya integritas tulang dan osteoporosis di usia dini, terutama pada wanita. Kandungan kalsium yang tinggi pada sawi dapat mengurangi hilangnya bobot tulang yang biasa terjadi pada usia lanjut. Tekanan darah tinggi juga dapat disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium di dalam darah. Mineral lain yang cukup berarti pada sawi adalah magnesium. Kandungan magnesium pada sawi sangat berguna untuk mereduksi stres dan membantu membentuk pola tidur yang baik.
d.      Tangkal Macam-Macam Kanker
Sawi merupakan jenis sayuran yang sangat bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit, terutama kanker. Hal itu disebabkan tingginya kadar senyawa fitokimia pada sawi, khususnya glukosinolat. Di dalam tanaman, glukosinolat bereaksi dengan enzim mirosinase, menghasilkan komponen aktif indol dan isotiosianat. Indol dan isotiosianat berfungsi untuk mereduksi potensi kanker karena kemampuan kedua komponen itu mengatur enzim yang berfungsi mendetoksifikasi hati. Indol dan isotiosianat juga dapat menghambat enzim yang dapat menyebabkan terbentuknya senyawa karsinogenik (penyebab kanker).
Sebuah penelitian yang dilakukan dari Ohio State University membuktikan bahwa senyawa isotiosianat dapat menghambat sel kanker. Senyawa ini berasal dari senyawa glukosinolat yang mengalami perubahan setelah sayuran digigit, dikunyah, dan dicerna. Dari beberapa hasil studi epidemologi, Park dan Pezzuto (2002) melaporkan bahwa konsumsi sayuran dari genus Brassica (termasuk sawi) dapat menurunkan risiko berbagai jenis kanker, yaitu kanker payudara, prostat, ginjal, kolon, kandung kemih, dan paru-paru. Konsumsi tiga porsi atau lebih sayuran tersebut mampu menurunkan risiko kanker prostat dibandingkan dengan konsumsi hanya satu porsi per minggu. Dilaporkan juga bahwa konsumsi sayuran Brassica sebanyak 1-2 porsi/hari mampu menurunkan risiko kanker payudara sebesar 20-40 persen.
Sawi juga bermanfaat untuk mencegah kanker kandung kemih. Kanker kandung kemih merupakan penyakit yang paling menakutkan. Tercatat 11.000 orang didiagnosis menderita kanker tersebut di Inggris dan lebih dari 30 persen-nya meninggal akibat penyakit ini. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Steven Schwartz dari Ohio State University membuktikan bahwa senyawa isotiosianat dapat memangkas sel kanker kandung kemih, khususnya sel agresif yang cenderung cepat menyebar ke seluruh tubuh. Sawi juga mengandung sulforafan yang juga bersifat antikanker. Sebuah publikasi pada Journal of Nutrition pada tahun 2004 menunjukkan bahwa kandungan sulforafan yang banyak terdapat pada golongan Brassica sangat efektif untuk mencegah pertumbuhan sel kanker payudara. Paul Talalay, farmakologis dari Johns Hopkins, menegaskan bahwa sulforafan diketahui mampu meningkatkan produksi enzim fase II di dalam hati. Enzim ini berperan mengangkut bahan-bahan karsinogen yang dihasilkan dari senyawa prokarsinogen dan membuangnya keluar dari sel.
3.      Peluang Bisnis Sawi
Tanaman sawi sudah populer di masyarakat dan termasuk komoditas yang digemari terutama varietas sawi hijau. Sehingga permintaan jenis sayur ini sangat besar. Sawi merupakan bukan lah tanaman asli indonesia. Daerah asal tanaman sawi diduga dari Tiangkok ( Cina ) dan Asia Timur, konon didaareah Cina, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar luas ke Filifina dan Taiwan. ( Rukman R, 1994 ).
Masuknya sawi kewilayah Indonesia diduga pada abad XIX. Bersamaan dengan lintas perdaganagn jenis sayuran sub-tropis lainnya, terutama kelompok kubis-kubisan. Daerah pusat penyebaran sawi antara lain Cipanas ( Bogor ), Lembang, Pengalengan, Malang dan Tosari. Terutama daerah yang mempunyai ketinggian diatas 1.000 meter dari permukaan laut. ( Rukman R, 1994 ). Semenjak berdomisil di Indonesia tanaman ini sangat poluler di masyarakat. Hal ini dapat dlahat dari permintaan konsumen terhadap pasar, dengan harga yang relatif lebih murah, sehingga segala la;angan masyarakat dapat mengkonsumsinya. Disamping itu, sawi hijau juga merupakan mata dagangan ekspor diberbagai negara, baik dikawasan Asia ataupun eropa. Memperhatikan pasar yang begitu luas dan kesukaan masyarakat terhadap sawi, terutama sawi hijau. Memiliki peluang binis yang baik, sehingga apabila diusahakan dengan baik akan memberikan keuntungan yang baik pula.


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Botani Tanaman Sawi
Sawi/caisin (Brassica juncea L. Coss) merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura dari jenis sayur sayuran yang di menfaatkan daun-daun yang masih muda. Daun sawi sebagai makanan sayuran memiliki macam-macam manfaat dan kegunaan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Sawi selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan sayuran, juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan (terapi bermacam-macam penyakit). (Cahyono, 2003). Selain itu sawi juga digemari oleh konsumen karena memiliki kandungan pro-vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Ada dua jenis caisin/sawi yaitu sawi putih dan sawi hijau. Keduanya dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi.
Sawi pada umumnya banyak ditanam di dataran rendah. Tanaman ini selain tahan terhadap suhu panas (tinggi) juga mudah berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada kondisi iklim tropis Indonesia (Haryanto dkk, 2002).  Daerah asal tanaman sawi diduga dari Tiangkok ( Cina ) dan Asia Timur, konon didaareah Cina, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar luas ke Filifina dan Taiwan. Masuknya sawi kewilayah Indonesia diduga pada abad XIX. Bersamaan dengan lintas perdaganagn jenis sayuran sub-tropis lainnya, terutama kelompok kubis-kubisan. Daerah pusat penyebaran sawi antara lain Cipanas ( Bogor ), Lembang, Pengalengan, Malang dan Tosari. Terutama daerah yang mempunyai ketinggian diatas 1.000 meter dari permukaan laut. ( Rukman R, 1994 ).
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman sawi diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom                     : Plantae
Divisi                           : Spermatophyta (tanaman berbiji)
Sub divisi                    : Angiospermae ( biji berada didalam buah)
Kelas                           : Dicotyledonae (biji berkeping dua atau biji berbelah)
Ordo (bangsa)                          : Rhoeadales (Brassicales)
Famili (suku)                : Cruciferae ( Brassicaceae)
Genus (marga)             : Brassica
Spesies (jenis)              : Brassica juncea L.
Sumber : Cahyono, 2003.
Sistem perakaran sawi memiliki akar tunggang (radix primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar kesemua arah dengan kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain mengisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman (Heru dan Yovita, 2003). Batang sawi pendek sekali dan beruas-ruas sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun (Rukmana, 2002).  Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak (roset) hingga sukar membentuk krop (Sunarjono, 2004).
Sawi umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Stuktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga sawi terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 2002).
B.     Tipe dan Varietas Sawi
Penggunaan varietas merupakan teknologi yang dapat diandalkan, tidak hanya dalam hal meningkatkan produksi pertanian, tetapi dampaknya juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Oleh karena itu varietas unggul yang memiliki berbagai sifat yang diinginkan memegang peranan penting untuk tujuan dimaksud. Varietas unggul pada umumnya memiliki sifat-sifat yang menonjol dalam hal potensi hasil tinggi. Tahan terhadap organisme pengganggu tertentu dan memiliki keunggulan pada ekolokasi tertentu serta mempunyai sifat-sifat agronomis penting lainnya. Dengan menggunakan varietas unggul tahan hama dan penyakit adalah merupakan cara paling murah untuk menekan pengganggu tanaman tanpa adanya kekhawatiran akan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam upaya untuk terus meningkatkan produksi pertanian, para pemulia tanaman senantiasa berusaha menciptakan varietas unggul modern yang memiliki sifat-sifat yang dinginkan dan cocok untuk kondisi lingkungan tertentu (Fakultas Pertanian UNS, 2011). Varietas adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk dan pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakter atau kombinasi genotype yang dapat membedakan dengan jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami pertumbuhan (Shvoong, 2011).
Sawi termasuk famili cruciferae. Dari jenis ini terdapat beberapa vaerietas. Namun, hanya dua jenis yang sangat digemari oleh konsumen yaitu :
1.      Sawi putih atau disebut juga sawi jabung (Brassica juncea L. var. rugosa Roxb. & Prain)
Sawi putih dikenal sebagai sayuran olahan dalam masakan Tionghoa; karena itu disebut juga sawi Cina. Ia dikenal pula sebagai petsai. Disebut sawi putih karena daunnya yang cenderung kuning pucat dan tangkai daunnya putih. Sawi putih dapat dilihat penggunaannya pada asinan (diawetkan dalam cairan gula dan garam), dalam capcay, atau pada sup bening. Sawi putih beraroma khas namun netral. Habitus tumbuhan ini mudah dikenali: memanjang, seperti silinder dengan pangkal membulat seperti peluru. Warnannya putih. Daunnya tumbuh membentuk roset yang sangat rapat satu sama lain. Sawi putih hanya tumbuh baik pada tempat-tempat sejuk, sehingga di Indonesia ditanam di dataran tinggi. Tanaman ini dipanen selagi masih pada tahap vegetatif (belum berbunga). Bagian yang dipanen adalah keseluruhan bagian tubuh yang berada di permukaan tanah. Produksinya tidak terlalu tinggi di Indonesia. Sayuran ini populer di Tiongkok, Jepang, dan Korea. Di Korea varietas lain sawi putih dipakai sebagai bahan baku kimchi, makanan khas Korea.
Sawi putih sangat digemari banyak orang karna rasanya enak. Tulang daunnya lebar, berwarna hijau keputih-putihan, bertangkai pendek, dan bersayap. Sayap tersebut melengkung kebawah batang sawi putih perndek tetap tegap.
2.      Sawi hijau ( Pai - Tsai) atau bahasa ilimaiahnya Brassica Juncea
Sawi hijau merupakan jenis sayuran yang cukup populer. Dikenal pula sebagai caisim, caisin, atau sawi bakso, sayuran ini mudah dibudidayakan dan dapat dimakan segar (biasanya dilayukan dengan air panas) atau diolah menjadi asinan (kurang umum). Jenis sayuran ini mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Bila ditanam pada suhu sejuk tumbuhan ini akan cepat berbunga. Karena biasanya dipanen seluruh bagian tubuhnya (kecuali akarnya), sifat ini kurang disukai. Pemuliaan sawi ditujukan salah satunya untuk mengurangi kepekaan akan suhu ini. Sawi ini rasanya agak pahit. Namun, sangat digemari sama halnya sawi putih. Sawi hijau batangnya pendek dan tegap. Daun daunnya lebar, berwarna hijau tua, dan bertangkai pipih.

C.    Syarat Tumbuh
Sawi pada umumnya banyak ditanam didataran rendah. Tanaman ini selain tahan terhadap suhu panas (tinggi) juga mudah berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada kondisi iklim tropis Indonesia (Haryanto dkk, 2002).
Ada baiknya lokasi usaha tani sawi harus memiliki kondisi lingkungan yang sesuai seperti yang dikehendaki tanaman. Sebab, kecocokan keadaan lingkugan (iklim dan tanah) sangat menunjang produktifitas tanaman. Hingga dewasa ini masih banyak di jumpai para petani yang mengalami gagal panen atau memperoleh keu7ntungan yang rendah karna kurang memperhatikan keadaan lingkungan lokasi penanaman.
Adapun keadaan lingkungan (iklim dan tanah) yang cocok untuk membudidayakan tanaman sawi  adalah sebagai berikut:
1.      Keadaan Iklim
Keadaan iklim yang perlu mendapat perhatian didalam memnentukan lokasi usaha tani sawi adalah suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan penyinaran cahaya matahari.
a.       Suhu Udara.
Selain dikenal sebagai tanaman sayuran daerah iklim sedang (sub-tropis) tetapi saat ini berkembang pesat di daerah panas (tropis). Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan sawi adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,6°C dan siang hari 21,1°C . (Sastrahidajat dan Soemarno, 1996).
Pertumbuhan sawi yang baik membutuhkan suhu udara yang berkisar antara 19ºC - 21ºC.. Keadaan suhu suatu daerah atau wilayah berkaitan erat dengan ketinggian tempat daripermukaan laut (dpl).  Daerah yang memiliki suhu berkisar antara 19ºC - 21ºC adalah daerah yang ketingiannya 1000 – 1200 m dpl, semakin tinggi letak suatu daerah dari permukaan laut, suhu udaranya semakin rendah.sementara itu pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh suhu udara. Misalnya proses perkecambahan, pertunasan, pembangunan dan lain sebagainya.
Suhu yang ditanam melebihi 21ºC dapat menyebabkan tanaman sawi tidak dpat tumbuh dengan baik. Karna suhu udara sangat mempengaruhi. Jika tidak sesuai dengan kehendakinya maka pertumbuhannya pun tidak bagus,  karna terhambatnya proses fotosintesis yang dapat mengakibatkan terhentinya produksi pati (karbohidrat) dan respirasi meningkat lebih besar, jika suhu udara melebihi 21ºC. Jika sesuai dengan daerah yang dia kehendaki, maka tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan baikuntuk pembentukan karbohidrat dalam jumlah  yang besar. Sehingga sumber energi lebih tersedia untuk proses pernapasan (respirasi), pertumbuhan tanaman (pembesaran dan pembentukan sel-sel baru, pembentukan daun), dan produksi (kualitas daun baik). (Cahyono, 2003).
b.      Kelembaban Udara
Kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi yang optimal berkisar antara 80% - 90%. Kelembaban yang tinggi darlebih dari 90% berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman, yakni tanaman tumbuh tidak sempurna, tanaman tidak subur, kualitas daun jelek, dan bila penanaman bertujuan untuk pembenihan maka kualitas biji jelek. Kelembaban udara juga berpengaruh terhadap proses penyerapan unsur hara oleh tanaman yang diikuti dengan meningkatnya pertumbuhan tanaman.
c.       Curah Hujan
Tanaman sawi dapat ditanam sepanjang tahun (sepanjang musim). Curah hujan yang cukup sepanjang tahun dapat mendukung kelangsungan hidup tanaman karena ketersediaan air tanah mencukupi.  Curah hujan yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman sawi adalah 1000 – 1500 mm/tahun. Daerah yang memiliki  curah hujan sekitar 1000 – 1500 mm/tahun ialah daerah dengan ketinggian 1000 – 1500 m dpl. (Cahyono, 2003)  Sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan. ( Zuldesains, 2011).
d.      Penyinaran Cahaya Matahari
Tanaman dapat melakukan fotosintesis memerlukan energi yang cukup. Cahaya matahari merupan energi yang dieprlukan untuk tanaman dalam melakukan fotosintesis. Energi kinetik matahari yang optimal yang diperlukan tanamn untuk pertumbuhan dan produksi berkisar antara 350 cal / cm2 – 400 cal / cm2 setiap hari. Tanaman sawi hijau memerlukan cahaya matahari tinggi. (Cahyono, 2003).
Faktor cahaya sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi. Intensitas cahaya yang tinggi dapat mengakibatkan menigkatnya proses fotosintesa tercapai, akan tetapi peningkatan proses fotosintesis akan tyerhenti pada titik jenuh cahaya matahari. Cahaya matahari yang kurang juga dapat menyebabkan pertumbuahn dan produksi tanaman menurun. Tanaman pertumbuhannya lemah, pucat, kurus, dan memanjang. Sehingga produktifitas tanaman sangat kurang.
Tanamna sawi hijau untuk mendapatkan intensitas cahaya matahari yang cukup memerlukan panjang penyinaran matahari (fotoperiodisitas) 12 - 16 jam setiap hari. (Cahyono, 2003).
2.      Keadaan Tanah
Persyaratan tumbuh bagi jenis komoditi ini tidak terlalu sulit. Caisin dapat tumbuh dan beradaptasi baik hampir disemua jenis tanah baik pada tanah-tanah mineral yang bertekstur ringan sampai liat berat maupun tanah organic seperti tanah gambut. pH tanah yang optimal untuk budidaya caisin berkisar antara 6-6,5. Media tanam adalah tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik.
            Sawi pada umumnya banyak ditanam didataran rendah. Tanaman ini selain tahan terhadap suhu panas (tinggi) juga mudah berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada kondisi iklim tropis Indonesia (Haryanto dkk, 2002).  Menurut Sutirman (2011) pakcoy bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.Tanaman pakcoy dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Tanaman pakchoy tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur (Anonim, 2012). Varietas yang paling diunggulkan untuk daerah yang rendah yaitu sawi hijau.





















BAB III
TEKNIK BUDIDAYA SAWI
A.    Penyemaian Bibit.
Caisim atau sawi sebelum ditanam, dibibiti terlebih dahulu. Ada 2 cara pembibitan tanaman caisin/sawi.
Cara pertama, benih di semai di bedengan yang berukuran kecil 0.5 x 1 m²  atau luas ukuran sesuai dengan kebutuhan bibit.
Cara kedua, benih di semai di wadah plastic dengan luas ukuran wadah sesuai kebutuhan bibit (dapat dibeli ditoko) . Sebelum benih disemai, benih direndam dengan air selama ± 2 jam. Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang. Benih yang tenggelam digunakan untuk disemai. Kemudian benih disebar secara merata diatas bedeng persemaian dengan tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang 1:1,  (media tanam)  setebal ± 7 cm. Benih yang telah disebar disiram sampai basah kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama 2-3 hari. Sebaiknya bedeng persemaian diberi naungan. Bila bibit sudah berumur 2-3 minggu setelah disemai, bibit tersebut sudah siap untuk ditanam.
Perlakuan yang sama pula dilakukan jika benih disemai di wadah plastik. Wadah tersebut diteduhkan di rumah persemaian sampai bibit berumur 2-3 minggu. Bibit tersebut sudah siap untuk ditanam.
B.     Teknik Budidaya Sawi
 Teknik budidaya sawi banyak jenisnya ada yang ditanam dilahna terbuka, didalam polybag, ada juga dengan sistem hidroponik, dan masih banyak lagi berbagai inovasi baru yang diciptakan manusia agar seefesian munkin dalam penggunaan lahan. kali ini yang akan dipaparkan ada dua teknik yaitu  sistem lahan tebuka dan sistem tanam di dalam polybag.
1.      Penyiapan Lahan Untuk Penanaman Bibit
a.       Pengolahan tanah.
Pengolahan tanah untuk penanaman bibit dilakukan dalam selang waktu 25 hari setelah mempersiapkan lahan persemaian, atau setelah selesai mempersiapkan lahan persemaian, atau juga 10 hari stelah menyemai benih. Benanaman bibit berlangsung 3 minggu (21 hari) baru dapat ditanami, sedangkan umur bibit pindahg 21 – 30 hari setelah semai.
Lahan dibersikan dari gulma. Kemudian tanahnya dicangkul sedalam 20 – 30 cm supaya gembur. Setelah itu, bedengan dibuat dengan ketinggian sekitar 20-30 cm, lebar sekitar 1 m, dan panjang tergantung ukuran/bentuk lahan. Jarak antar bedengan sekitar 40 cm atau disesuaikan dengan keadaan tanah. Setelah tanah diratakan, permukaan bedengan diberi pupuk kandang yang sudah matang, dengan dosis 100 kg/100 m². Semprot larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada permukaan bedengan, kemudian permukaan bedengan ditutup dengan tanah. Biarkan selama 3 hari dan bedengan siap untuk ditanami. Jika tanah terlalu asam maka dapat dilakukan pengapuran hingga pH tanah sesuai untuk tanaman sawi. Pengapuran pada umumnya menggunakan dolamit, untuk menaikkan pH tanah sebesar 0,1 diperlukan kapur dolamit sekitar 312 kg/Ha. Cara melakukan pengapuran tanah adalah kapur disebarkan secara merata pada permukaan tanah, kemudian tanah dicangkul tipis-tipis sampai tercampur merata dengan tanah. Sebelum dilakukan pengapuran tanah, sebaiknya dilakukan pengukuran  pHtanh terlebih dahulu . untukmengetahui pH tanah , cara pengukurannya adalah sebagai berikut :
a.       Tanah diambil secara acak dan merata pada petak kebun.
b.      Tanah yang telah diambil, kemudian dicampur hingga merata. Lalu tanahdiambil secukupnya kira-kira satu cangkul.
c.       Tanah yang satu cangkul tersebut, dimasukkan kedalam ember yang berisi air, lalu dibiarkan sampai mengendap.
d.      Setelah tanah mengendap, air dipisahkan dari endapan kedalam emberlain,
e.       Selanjutnya, air tersebut diukur pH-nya dengan kertas lakmus atau pH meter. Nilai pH tersebut menunjukkan derajat keasaman tanah (pH tanah).
f.       Setelah pH tanah diketahui dan bila tanah kurang dari 6, maka harus dilakukan pengapuran tanah hinggapH tanah mencapai 6-7 sesuai dengan yang dikehendaki tanaman sawi.
Setelah menentukan kemasaman tanah, barulahan diberi denagn pemupukan dasar baik berupa kotoran ternak atau pupukorganik maupun non organik. Setelah itu selanjutnya lahan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak. Sistem budidaya menggunakan mulsa plastik hitam perak pada tanamna sayuran sudah banyak digunakan karna sangat bermanfaat sekali. Dengan menggunakan mulsa dapat memberikan hasil yang memuaskan dibandingkan tanpa menggunakan nya.
Beberapa keuntungannya yaitu :
a.         Apabiala penanaman dilakukan pada musim hujan maka dapat melindungi tanah dari curahan air hujan sehingga tanah tidak terlalu basah.
b.      Mempertahankan keadaan suhu tanah dan kelembaban tanah, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
c.       Mengurangi penguapan air tanah (evavorasi), sehingga dapat mencegah tanaman kekeringan.
d.      Mencegah tumbuhnya gulma atau rumput- rumput, sehingga tanaman tidak terganggu pertumbuhannya
e.       Dapat mengurangi erosi atau hanyutnya pupuk  oleh hujan atau saat kita menyiram serta mengurangi penguapan pupuk kimia (NPK) karena sinar matahari.
f.       Penyerapan pupuk oleh tanaman lebih efektif,
Masih ada banyak lagi keunggulan penggunaan mulsa hitam perak, tentu membuat keuntungan bagi para petani. Pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan pada siang hari antara pukul 09.00 – 14.00. dengan demikian plastik dapat terpasang lebih kencang dan rapat.
2.      Penanaman Bibit Dikebun
Didalam penanaman sawi di kebun meliputi pekerjaan-pekerjaan sbagai berikut : pemindahan bibit dan seleksi bibit, pengaturan jaraktanam, cara menanam dan waktu penanaman.
a.       Pemindahan Bibit dan Waktu Penyeleksian Bibit
Pemindahan dan penyeleksian bibit pada tahap ini setelah penanaman di dalam kantong polybag. Bibit yang sudah ditanam di polibag kemudain diangkut kelahan untuyk kemudian ditanam dilahan. Ada juga dengan cara membawa tempat persemaian ke lahan kemudian langsung diseleksi dan ditanam langsung di lahan atau dibedengan. Cara ini lebih mudah dan hemat wkatu, tapi kematian tanaman lebih besar karna ketidak hati-hatian dalam mencabut tanaman dan waktu penanamannya yang tidak sesuai. Jika menggunakan sistem langsung tanam sebaiknya tanaman di kasih peneduh yang terbuat dari kulit pohon pisang yang di telungkupkan membentuk piramida  dan ditancapkan di tanah.
b.      Pengaturan Jarak Tanam
Jarak tanam  sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil panen. Pengaturan jarak tanam harus disesuaikan menurut varietas yang di tanam. Pada umu7mnya jaraktanam yang digunakan adalah 30 cm x 40 cm. (Cahyono, 2003).
Jarak tanam yang terlalu rapat akan meningkatkan kelembaban disekitar tanaman. Keadaan ini dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan organisme pengganggu, terutama golongan cendawan. Selain itu banyak lagi pengaruhnya jika tanaman di tanam terlalu rapat. Jarak tanam juga mempengaruhi jumlah bibit. Dengan jarak tanam 30 cm x 40 cm diperlukan bibit sejumlah 73.320 / Ha. Penentuan jarak tanam dapat menggunakan meteran gulung atau tali yang telah di tandai.
c.       Cara Menanam
Sehari sebelum bibit ditanam, tanah tempat penanaman bibit diberi air pengairan. Selanjutnya buat lubang dengan melubangi mulsa denagn diemeter sekitar 8 cm. Dan dalamnya lunbang sektiar 10 cm pada titik yang telah ditentukan menurut jarak tanamnya. Bibit kemudian ditanam sedalam leher akar. Pada bbit yang diambil sistem cabutan, akar-akar serabut nya ditata secara menyebar. Untuk bibit yang diambil dengan sistem putaran ataupun bibit yang berasal dari polybag, tanaman dapat langsung dimasukkan kedalam lobangtanam beserta tanah bawaannya. Kemudian di sekitar pangkal batang diurug tanah sambil di tekan agar tanaman dapat berdiri tegak dan kuat.
Selesai penanaman selalu di lakukan penyiraman (memberikan air pengairan). Pada daerah yang beririgasi teknis , pemberian air dapat dilakukan dengan sistem “leb”. Sedangkan untuk darah yang tak beririgasi, penyiraman dapat digunakan gembor.
d.      Waktu Penanaman.
Didalam penanaman waktu penanam harus tepat agar tanaman tumbuh denga baik, disarankan agar tanaman di tanam di pagi hari atau sore hari. Penanaman pada siang hari dapat menimbulkan kelayuan pada tanaman, sebab tanaman yang baru ditanam akarnya blum dapat berfungsi dengan sempurna dalam penyerapan air. Disampng kelayuandapat juga  disebabkankarena belum adanya keseimbangan antara jumlah air yang diserap oleh akar tanaman dengan proses transpirasi(penguapan air) yang terjadi pada tanaman itu sendiri . sehinnga dengan  demikian penanaman pada waktu siang dan pagi hari dapat mencegah kelayuan . waktu pagi hari yang dianjurkan adalah sebelum jam 09.00 dan pada sore hari setelah jam 15.00.
Bibit yang ditanam di kebun tak semuanya tumbuh baik. Ada kalanya sebagian tanaman mengalami ganguan saat di pindahkan dikebun mengalami gangguan atau hambatan pertumbuhan, seperti tnaman rusak, tumbuhan kerdil dan kurus bahkan sampai ada yang mati. Tanaman –tanaman yang telah mengalami gangguan segera di ganti dengan tanaman yang baru agar produksinya tetap tinggi.

3.      Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan ini merupakan pemupukan yang kedua setelah pemupukan dasar yang telah dilakukan pada saat pengolahan lahan. Jenis pupuk yang digunakanuntuk pupuk susulan yaaitu pupuk urea yang mengandung zat niitrogen; pupuk SP-36 (super phosphate), yang mengandung zat phosphat; dan pupuk KCL (kalium klorida) yang mengandung kalium. Pupuk urea mengandung nitrogen (N) 46%, pupuk SP-36 mengandung phosphat (P2O5) 36%, PUPUK kcl mengandung (K2O) 60%.( Cahyono, 2003).
Penggunaan pup[uk kimia hendaknya memperhatika waktu pemupukan, dosis pemupukan, dan cara pemupukan. Hal ini untuk menghindari dari pencemaran lingkungan, dan rusaknya angregat tanah. Sehingga tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pemupukan susulan, yaitu  dosis, waktu, dan cara premupukan.
a.       Dosis dan waktu pemupukan.
Jumlah pupuk yang diberikan dan waktu pemupukan sangat berpengaruhterhadaphasil panen, dimana pemberian pupuk dengan jumlah (dosis) dan waktru pemupukan yang sesuai dapat meningkatkan hasil panen yang sesuai.
Menurut cahyono, kebutuhan pupuk NPK (Urea, SP-36,dan Kcl) perhektar sebagai pupuk sususlan untuk tanaman sawi, adalah sebagai berikut :
1.      Pupuk urea      =          220 kg/hektar
2.      Pupuk SP-36   =          73  kg/hektar
3.      Pupuyk Kcl     =          73 kg/hektar
Waktu untuk pemberian tergantung cara budidayanya. Apabila budidaya dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak, maka pemberian pupuk urea, SP-36, dan Kcl dapat diberikan sekaligus dan waktunya adalah 7 hari sebelum tanam. Sedangkan cara budidayanya dilakukan tanpa menngunakan mulsa plastik hitam perak, maka pemberian pupuk SP – 36 dan Kcl dilakukan 7 hari sebelum tanam dan urea 21 hari setelah tanam.
b.      Cara Pemupukan
Cara pemupukan tergantung dari sistem budidayanya. Pada sistem budidaya dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak, pemberian pupuk kandang sebagai pupuk dasar diberikan denagn cara ditaburkan secara merata diatas permukaan tanah pada bedengan –bedengan, kemudian diolah secara ringan. Pemberian pupuk urea, SP-36, dan Kcl diberikan dengan cara yang sama, yakni ditaburkan secara merata diatas permukaan tanah bedengan, lalu diolah secara ringan agar pupuk dapat tercampur merata dengan tanah. Setelah itu, bedengan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak.
Pada sisitem tanpa mengunakan mulsa pemupukan dasar cara pemberian sama dengan sistem mulsa sama halnya nengan pemberian pyupuk SP-36 dan Kcl. Namun pemberian urea dapat diberikan dengan cara ditudal di samping tanaman, dan sebagainya.
4.      Pengairan
Pemberian air yang cukup akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif seperti tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang, dan pertumbuhan genaratif seperti jumlah bunga, buah,dan kualitas biji. (Cahyono, 2003)
Kebutuhan air pada tanaman sawi tergantung fase pertumbuhan tanaman, keadaan iklim, jenis tanah dan teknik budidaya. Pada awal pertumbuhan dapat diberikan air sebanyak 2 kali sehari tergantung cuaca. Selain penyiraman  perlu juga dilakukan penyiangan dan pendangiran. Penyiangan harus dilakukan dengan baik di sekitar tanaman, agar tidak adsanya perebutan unsur hara oleh gulma, bagusnya gulma di cabut, secara manual atau secara mekanik, atau pun bisa juga dilakukan secara kimiawi. Selain penyiangan perlu juga pendangiran yaitu, pengolahan tanah secara ringan disekitar tanaman.  Tujuannya adalah untuk menggemburkan kembali tanah di sekitar tanaman yang sudah memadat karna tertekan oleh air penyiraman atau jjuga berfungsi untuk memperbaiki tat letak tanaman yang tanahnya hanyut dibawa air.
Hama dan penyakit perlu dikendalikan agar panen mendapat hasil yang maksimal, umumnya penyerangan hama dan ppenyakit membuat petani menjadi rugi karena kurangnya pengendalian hama yang menyerang tanaman. Biasanya pengendalian hama banyak dilakukan dengan cara kimiawi. Pestisida yang digunakan umunnya menggunakan semprotan. Penngunaan pestisida harus dilakukan dengan baik dan harus memperhatiakn beberapa hal, yakni waktu penyemprotan, pemakaian dosis yang tepat, luas areal yang terserang, pennguaan pestisida secara selektuif serta memperhatikan, penyemprotan  pestisida jangan mendekati waktu panen dan dianjurkan melakukan pengendalian secara terpadu, yakni dengan mengagabungkan cara kultur teknis, mekanis, biologis, dan kimiawi.














BAB IV
HAMA DAN PENYAKIT SERTA PANEN DAN PASCA PANEN
A.    Hama dan Penyakit.
Tanaman sawi caisim dan pakcoy sering diserang oleh empat (4) hama dan dua (2) penyakit utama, yaitu :
1.      Hama
a.       Ulat Tanah (Agrotis sp.),
berwarna coklat sampai coklat kehitaman, menyerang tanaman yang masih kecil/muda setelah ditanam di lahan. Serangan biasanya terjadi pada malam hari, hal tersebut disebabkan karena ulat ini takut sinar matahari. Pangkal batang tanaman yang masih sangat sukulen digerek hingga putus, akibatnya tanaman mati karena sudah tidak memiliki titik tumbuh. Apabila tanaman belum diserang, sebaiknya dilakukan pencegahan dengan cara melakukan sanitasi lahan secara benar, termasuk pada galengan atau parit di sekitar lokasi lahan. Akan tetapi bila tanaman sudah terserang, perlu dilakukan pemberantasan. Serangan ulat tanah biasanya berlangsung tidak serentak alias sedikit demi sedikit. Apabila ditemukan gejala awal serangan, segera berantas dengan insektisida berbewntuk butiran (granul). Caranya dengan menaburkan sedikit insektisida tersebut di samping pokok tanaman, dengan dosis 0,3 - 0,4 gr per tanaman atau 6 kg insektisida granul per hektar. Insektisida granul yang dapat diaplikasikan di antaranya Furadan 3 G dan Curater 3 G.
b.      Ulat Grayak (Spodoptera litura dan Spodoptera exigua).
Spodoptera litura berukuran sekitar 15-25 mm, berwarna hijau tua kecoklatan dengan totol-totol hitam di setiap ruas buku badannya. Sedangkan Spodoptera exigua, mempunyai ukuran yang sama dengan Spodoptera litura tetapi warna tubuhnya hijau sampai hijau muda tanpa totol-totol hitam di ruas buku badannya. Kedua jenis ulat ini sering menyerang tanaman dengan cara memakan daun hingga menyebabkan daun berlubang-lubang terutama pada daun muda. Agar tanaman tidak terserang, maka perlu dilakukan pencegahan yaitu dengan melakukan sanitasi lahan dengan baik. Selain itu juga perlu dilakukan dengan cara memasang perangkap kupu-kupu di beberapa tempat. Perangkap ini dibuat dari botol-botol bekas air mineral yang diolesi dengan produk semacam lem yang mengandung hormon sex pemanggil kupu-kupu. Apabila tanaman ditemukan telah terserang ulat ini, segera semprot dengan insektisida yang tepat yaitu Matador 25 EC, Curacron 500 EC dan Buldok 25 EC. Dosis yang digunakan disesuaikan dengan anjuran pada label kemasan.
c.       Ulat Perusak Daun (Plutella xylostella),
berwarna hijau muda, dengan panjang tubuh sekitar 7-10 mm. Pada saat melakukan penyerangan, ulat ini suka bergerombol dan lebih menyukai pucuk tanaman. Akibatnya daun muda dan pucuk tanaman berlubang-lubang. Jika serangan sudah sampai ke titik tumbuh tunas, pertumbuhan tanaman akan terhenti, sehingga proses pembentukan krop akan sangat terganggu, dan lebih parah lagi, krop tidak terbentuk. Agar tidak mudah terserang maka perlu dilakukan sanitasi (penyiangan) lahan dengan baik. Jika serangan hama ini sudah tampak, segera semprot dengan insektisida yang tepat, yaitu March 50 EC, Proclaim 5 SG, Decis 2,5 EC dan Buldok 25 EC. Dosis yang digunakan sesuai anjuran yang ada pada label kemasan.
d.      Leaf Miner (Liriomyza sp.)
Serangga ini termasuk hama penggorok daun. Serangga dewasa meletakkan telur di daun, selanjutnya larva yang berukuran sangat kecil masuk ke dalam daun. Larva ini memakan daging daun dan hanya menyisakan kulit daunnya. Akibatnya, di permukaan daun tampak bercak kuning kecoklatan melingkar-lingkar ke segala arah yang sebenarnya merupakan jalur larva memakan daging daun. Untuk mencegah terjadinya serangan dengan menghindari menanam di lokasi yang terindikasi banyak serangan hama ini. Selain itu tentu saja perlu dilakukan sanitasi lahan dengan baik. Namun bila sudah nampak gejala serangan, segera semprot dengan insektisida sistemik karena sasaran hama berada di dalam daging daun. Insektisida sistemik yang dapat digunakan di antaranya Trigard 75 WP dan Proclaim 5 SG. Dosis penggunaannya sesuai dengan anjuran yang terdapat pada label kemasan.

2.      Penyakit
a.       Penyakit Busuk Daun (Phytoptora sp.).
Gejala serangan ditandai dengan bercak basah coklat kehitaman di daun. Bentuk bercak tidak beraturan, awalnya kecil, lalu melebar dan akhirnya busuk basah. Serangan akan semakin parah jika suhu dan kelembaban udara terlalu tinggi. Umumnya kondisiini terjadi ketika hujan sehari diikuti panas atau terik pada beberapa hari berikutnya. Agar tanaman tidak diserang, sebaiknya dilakukan pencegahan dengan melakukan sanitasi lahan dengan baik, selain itu juga hindari menanam pada musim hujan. Apabila menanam pada musim hujan, jarak tanam perlu dilebarkan menjadi 30 x 25 cm, dan selokan diperlebar agar sirkulasi air dan udara lancar. Namun bila sudah tampak gejala serangan, segera semprot dengan fungisida yang tepat yaitu Bion M 1/48 WP, Topsin M 70 WB dan Kocide 60 WDG. Dosis yang digunakan sesuai dengan anjuran yang ada pada label kemasan.
b.      Penyakit Akar Gada (Plasmodiophora brassicae).
Penyakit ini menyerang perakaran tanaman. Gejala serangan ditunjukkan dengan tanaman tampak layu hanya pada siang hari yang cerah dan panas. Sebaliknya, pada pagi hari kondisi tanaman segar. Pertumbuhan tanaman yang terserang penyakit ini akan terhambat. Apabila tanaman dicabut, akan tampak benjolan-benjolan besar seperti kanker di perakarannya. Jika tingkat serangannya sudah parah, tanaman sama sekali tidak bisa berproduksi. Pencegahan yang harus dilakukan adalah dengan :
 a) menghindari menanam di lahan bekas tanaman sawi caisim dan pakcoy (brokoli, bunga kol, kol, sawi putih, dan kailan) yang terindikasi serangan penyakit ini;
b) melakukan pergiliran tanaman, terutama dengan jagung dan kacang-kacangan untuk memutus rantai hidup fungi penyebab penyakit ini;
c) penggunaan teknologi EMP dikombinasi dengan pengapuran tanah (untuk menaikkan pH tanah).
Namun bila tanaman sudah terserang penyakit ini, seharusnya dilakukan pemberantasan. Akan tetapi sampai saat ini belum ditemukan fungisida untuk memberantas penyakit akar gada, khususnya setelah tanaman terserang. Dengan demikian hal yang perlu diperhatikan adalah melakukan pengawasan dan pencegahan secara ketat agar usaha tani sawi caisim dan pakcoy berhasil.

B.     Panen dan Pasca Panen
Sawi Caisim dan Pakcoy sudah bisa dipanen pada umur 30 -35 HST, tergantung pada ketinggian tempat penanaman. Semakin tinggi tempat penanaman, umur panen akan bertambah. Potong caisim dan pakcoy di pangkal batangnya dengan menggunakan pisau tajam, lalu kumpulkan hasil panen di tempat pencucian. Setelah terkumpul, hasil panen dicuci dan dibersihkan dari bekas-bekas tanah sambil mengupas daun dan tangkai yang tua, kuning, berwarna, dan rusak. Tiriskan di rak-rak yang ditempatkan di ruangan yang teduh. Untuk sawi caisim dan pakcoy yang akan dijual ke supermarket perlu dikemas dengan cara mengikatnya dengan menggunakan label isolasi. Berat setiap kemasan sekitar 250-300 gr. Susun hasil kemasan secara rapi di dalam boks plastik untuk selanjutnya dikirim ke supermarket. Sedangkan untuk sayuran yang akan dijual di pasar tradisional, sayuran tidak perlu dikemas melainkan cukup dicurah saja asalkan kondisinya masih segar dan tidak rusak.




BAB V
ANALISIS USAHA TANI
Perkiraan analisis usaha tani tanaman sawi berdasarkan berbagai pustaka yang ada dan perkiraan harga yang tidak menentu dipsaran maka dapat diperinci. Dalam perhitungan biaya dan pendapatan ini berdasarkan padsa anggapan-anggapan sebagai berikut.
1.      Varietas yang ditanamn adalah  (sawi hijau ) varietas tosakan (caisim bangkok).
2.      Luas tanah yang diusahakan 1hektar.
3.      Sistem budidaya menggunakan sistem mulsa plastik  hitam perak.
4.      Lokasi kebun dekat dengan sumber air yang cukup dan sarana transportasi.
5.      Pembudidayaan dilakukan secara intensif
6.      Kegiatan usaha berorientasi pada pasar komersial
7.      Penanaman dilakukan pada musim tanam.
8.      Tingkat kerusakan tanaman deperkirakan sebesar 10%.
9.      Tenaga kerja diperhitungakandalam satuan hari kerja setara pria (HKSP), dimana dalam satu HKSP sama dengan 8 jam kerja.
10.  Harga sawi ditingkat petani Rp.1.400,-/kg.
11.  Rata-rata bobot sawi pertanaman adalah 400 gr.
12.  Biaya tak terduga diperhitungkan sebesar 10% dari semua biaya yang dikeluarkan.
13.  Bunga modal diperhitungkan sebesar 2% per bulan.
14.  Jumlah tanaman 73.320/ha dengan jarak tanam 30 cm x 40 cm.
15.  Keadaan agroklimat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman.
Adapun analisis usaha tani sawi hijau per hektar selama 1 musim tanam (4 bulan) adalah sebagai berikut :
A.    Modal Usaha Tani
Biaya modal usaha tani ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu biaya prasarana produksi, biaya sarana produksi, dan biaya tenaga kerja.
1.      Prasarana Produksi
a.       Sewa lahan  1 hektar selama 4 bulan : Rp.800.000,-
b.      Base campuran ukuran 5 m x 5m = Rp.671.000,-
Komponen
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
Bambu
15 batang
4000
60.000
Dinding bambu ukuran 5 x 1,75 m
8 buah
19.000
152.000
Paku
3,5 kg
5000
17.500
Tali
15 meter
600
9.000
Genteng
950 buah
350
332.500
Tenaga kerja
10 HKSP
10.000
100.000
Total biaya


671.000

c.       Peralatan =  Rp.494.500,-
Komponen
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
Tangki semprot
2 buah
130.000
260.000
Sabit
5 buah
5.000
25.000
Cangkul
5 buah
13.500
67.500
Alat pelubangmulsa plastik
2 buah
11.000
22.000
Keranjang
5 buah
5.000
25.000
Gembor
3 buah
5.000
15.000
Gunting pangkas
4 buah
15.000
60.000
Ember plastik
4 buah
5.000
20.000
Total biaya


494.500

d.      Prasarana lainnya = Rp. 2.679.500,-
Komponen
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
Mulsa plastik hitam perak
10 rol
250.000
2.500.000
Polybag semai 8 x 9 cm
12 kg
4.250
51.000
Bambu untuk keranka naungan
4 batang
4.000
16.000
Plastik transparan untuk naunagan persemaian

75 meter

1.500

112.500
Total biaya


2.679.500
Total seluruh biaya prasarana :
a.       Sewa lahan  1 hektar selama 4 bulan              = Rp.800.000,-
b.      Base campuran ukuran 5 m x 5m                    = Rp.671.000,-
c.       Peralatan                                                         =  Rp.494.500,-
d.      Prasarana lainnya                                            = Rp. 2.679.500,-
Jumlah                                                           Rp.4.645.000


2.      Sarana Produksi
a.       Benih 30 pak (1 pak isi 25 gr) @  Rp.5.000 = Rp.150.000,-
b.      Pupuk dan obat-obatan untuk persemaian = Rp.610.500,-
Komponen
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
Pupuk kandang
8 ton
45.000
360.000
Pupuk NPK (15:15:15)
9 kg
3.500
31.500
Pupuk daun cair Fosfo N  500 ml
1 botol
-
19.000
Obat-obatan
-
-
200.000
Total biaya


610.500

c.       Pupuk dan obat- obatan untuk penanaman = Rp.2.298.450,-
Komponen
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
Pupuk kandang
15 ton
45.000
675.000
Pupuk SP-36
36,5 kg
1.800
65.700
Pupuk urea
165 kg
1.250
206.250
Pupuk Kcl
73 kg
2.500
182.500
Pupuk daun Fosfo N Super
1,5 liter
42.000
63.000
Insektisida
5 liter
146.000
730.000
Fungisida
8 kg
47.000
376.000
Total biaya


2.298.450
                                

Total seluruh biaya sarana :
a.       Benih 30 pak (1 pak isi 25 gr) @  Rp.5.000   = Rp.150.000,-
b.      Pupuk dan obat-obatan untuk persemaian      = Rp.610.500,-
c.       Pupuk dan obat- obatan untuk penanaman     = Rp.2.298.450,-
Jumlah                                                           Rp.3.058.950,-

3.      Tenaga Kerja
Uraian
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
Persiapan tanah persemaian, menyemai dan pemeliharaan persemaian

10 HKSP

10.0000

600.000
Pengolahan tanah dengan traktor
-
-
200.000
Pemupukan dasar
10 HKSP
10.0000
100.000
Pembuatan bedeng dan parit
1000 HKSP
10.0000
1.000.000
Pemasangan mulsa plastik hitam perak
45 HKSP
10.0000
450.000
Pelubangan mulsa dan penanaman
75 HKSP
10.0000
750.000
Pemupukan, penyiangan, penyulaman, dan penyemprotan pestisida

1000 HKSP

10.0000

1.000.000
Panen dan angkut
30 HKSP
10.0000
300.000
Tenaga pengawas 1 orang
4 bulan
500.000
2.000.000
Total biaya


6.400.000
Keterangan : HKSP  = Hari Kerja Setara Pria 8 jam per hari.
Total seluruh biaya yang diperlukan :
1.      Prasarana Produksi                  = Rp.4.645.000,-
2.      Sarana Produksi                      = Rp.3.058.950,-
3.      Tenaga Kerja                           = Rp. 6.400.000,-
Jumlah keseluruhan             Rp.14.103.950,-



B.     Analisis Biaya Usaha Tani
Perhitungan analisis biaya usaha tani adalah sebagai berikut :
Uraian
Waktu
Jumlah (Rp)
Sewa tanah selama
Per 4 bulan
 800.000
Nilai penyusutan base camp
Per 4 bulan
58.500
Nilai penyusutan tangki semprot
Per 4 bulan
18.000
Nilai penyusutan cangkul
Per 4 bulan
10.500
Nilai penyusutan sabit selama
Per 4 bulan
3.000
Nilai penyusutan keranjang selama
Per 4 bulan
4.500
Nilai penyusutan gunting pangkas
Per 4 bulan
10.000
Nilai penyusutan pelubang mulsa plastik
Per 4 bulan
3.500
Nilai penyusutan mulsa
-
1.250.000
Nilai penyusutan gembor
Per 4 bulan
5.000
Nilai penyusutan ember plastik
Per 4 bulan
3.500
Nilai penyusutan naungan persemaian
-
21.000
Polybag persemaian
-
51.000
Benih
-
150.000
Pupuk dan obat-obatan untuk persemaian
-
610.500
Pupuk dan obat-obatan untuk penanaman
-
2.298.450
Tenaga kerja
-
5.500.000
Biaya tak terduga 10%
-
1.410.395
Bunga modal selama 4 bulan 8%
-
1.128.316
Jumlah

13.336.161























C.    Analisis Pendapatan dan Keuntungan Usaha Tani
1.      Pendapatan usaha tani :
Jumlah tanam X 90% X rata-rata bobot sawi X harga sawi di tingkat petani
ð  73.320 X 90% X 0,4 kg X Rp.1.400,-       =         Rp. 36.953.280,-
2.      Biaya usaha tani                                                          Rp.13.336.161,-
Keuntungan Usaha Tani                                          Rp.23.617.119,-
D.    Analisis Titik Impas Pulang Modal (BEP)
Analisis titik impas pulang modal atau Break Event  Point (BEP) adalah suatu kondisi yang menggambarkan hasil usaha tani yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. Dalam kondisi ini, usaha tani yang dilakukan tidak menghasilkan keuntungan tetapi  juga tidak mengalami kerugian.
1.      Break Even Point  Volume Produksi
BEP volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan dalam usaha tani agar tidak mengalami kerugian.
Total Biaya Usaha Tani
BEP Volume Produksi = 
Harga Penjualan
                                          13.336.161,-
                                    =
                                                1.400,-
=  9.525,8 Kg
  Hasil yang menunjukkan bahwa pada saat diperoleh produksi sebesar 9.525,8 Kg tidak diperoleh keuntungan maupun kerugian.
2.      BEP Harga Produksi
BEP harga produksi menggambarkan harga terendah dari produk yang dihasilkan. Apabila harga pasaran ditingkat petani lebih rendah dari harga BEP, maka usaha tani akan mengalami kerugian. Barga BEP ini adalah merupakan harga pokok atau harga dasar untuk mengembalikan modal. Agar usaha tani untung, maka petani harus menjual produksinya di atas harga dasar ini.
Total biaya usaha tani                                    
BEP Harga Produksi   =
                                                Total Produksi


13.336.161,-
=
26.395
                                                =  Rp.505,25,-
            Hasil menunjukkan bahwa pada saat harga sawi ditingkat petani sebesar Rp.505,25,- usaha tani sawi tidak memberikan keuntungan maupun kerugian.
E.     Analisis Kelayakan Usaha Tani (B/C Ratio)
 Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) biasa digunakan dalam analisis kelayakan usaha tani, yaitu perbandingan antara total pendapatan dan total biaya yang dikeluarkan :
Pendapatan usaha tani
B/C Ratio        =
                                    Biaya usaha tani

                      =    36.953.280,- /13.336.161,-  =  2,77
                                            

            Nilai B/C Ratio sebesar 2,77 menunjukkan bahwa dari biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.13.336.161,- akan diperoleh penerimaan sebesar 2,77 kali lipatnya. Dengan kata lain, hasil penjualan sawi mencapai 277 % dari modal yang dikeluarkan. Nialai B/C Ratio lebih besar dari 1, usaha tani layak.
F.     Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal (ROI)
 Return Of Investment (ROI) adalah analisis untuk mengetahui keuntungan usaha berkaitan dengan modal yang telah dikeluarkan. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh keuntungan yang didapat dari perputaran modal.
Keuntungan usaha tani
R O I =                                                      X 100 %
Modal usaha tani


23.617.119,-
=                                               X 100 % = 167,45 %
                        14.103.950,-
            Nilai ROI sebesar 167,45 % menggambarkan bahwa dari Rp.100,- modal yang ditanam akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 167,45
Hasil ROI yang akan tinggi menunjukkan bahwa usaha tani sawi tesebut telah sangat sesuai.

G.    Penutup
1)      Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa prospek penggembangan budidaya sawi sangat menjanjikan, dari harga yang setabil di pesaran, terlebih lagi manfaatnya begitu banyak dan dari perhitungan analisis ekonomi usaha ini sangat layak.
2)      Saran
Sebagai mahasiswa yang akan terjun dimasyarakat secara langsung proses budidaya sawi dapat diterapkan dengan mudah di lapangan asal sesuai lokasi dan kecocokan tempat budidaya yang telah di urai di awal, agar produksi menguntungkan para petani dan tentunya tidak mengalami kerugian.









Daftar Pustaka
Anonim. “Botani Tanaman sawi, Universitas Sumatra Utara”. Dalam http://repository.usu.ac.id/. Diunduh 17 November 2013.
Anonim. “Sawi”. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/. Diunduh 15 November 2013.
Anonim. “Sawi hijau”. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/. Diunduh 15 November 2013.
Anonim. 2013. Manfaat dan Kandungan Sawi. Dalam http://minumanbandrek.blogspot.com/. Diunduh 17 November 2013.
Anonim. 2011. Tinjauan Pustaka Tanaman Sawi. dalam http://digilib.unimed.ac.id/. Diunduh 17 November 2013.
Cahyono, Bambang. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau (Pai – Rsai). Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama.
Hidajati, Wiwiek. 2013. “Hama dan Penyakit Utama serta Penanganan Panen dan Pasca Panen Tanaman Sawi”. Dalam  Penyuluh Pertanian Madya, http://cybex.deptan.go.id. Diunduh  tanggal 15 November 2013.
Moctava, Mohammad Aries. 2013. Respon Tiga Varietas Sawi (Brassica L. ) Terhadap Cekaman Air. Dalam, http://pdf-jurnal-produksi-tanaman. Diunduh tanggal 15 November 2013.
Noprijal, Rahmad. 2012. “Perbandingan Hasil Budidaya Tanaman Sawi Secara Hidroponik dan Konversional”. Dalam http://hortikulturapolinela.files.wordpress.com/. Diunduh 15 November 2013.
Sosilo, Kartika Restu & Renda Diennazola. 2012. 19 Bisnis Tanaman Sayur Paling Diminati Pasar. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Sunarjono, Hendro. 2003. Bertanam 30 Jenis Tanaman Sayur. Jakarta : Penebar Swadaya.

1 comment:

  1. Kami tantang para semua yang suka bermain judi online
    dengan kemungkinan menang sangat besar.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    PIN BB : D61E3506
    Whatsapp : +85598249684
    L ine : Sinidomino
    judi poker

    ReplyDelete