\

newnavbar

Monday 20 April 2015

Natuna Punya Sejarah Tentang KAA

RANAI (HK) - Pulau Sedanau di Kecamatan Bunguran Barat memiliki kaitan sejarah dengan Konfensi Asia Afrika (KAA) pertama yang digelar di Kota Bandung pada 11 April 1955 silam. Kaitannya dengan jatuhnya pesawat Kashmir Princess yang dicarter oleh delegasi Republik Rakyat Cina Kala itu.


Kashmir Princess mengangkut 19 orang awak dan penumpang, mereka merupakan delegasi Cina. Sebelum sampai di Bandung ternyata Kashmir Princess yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan di wialayah Natuna tepatnya di perairan Bunguran Barat, Natuna.

Sisa - sia puing pesawat tersebut hingga kini masih bisa disaksikan dari permukaan air jika air laut dalam kondisi surut. Dengan ini Bunguran Barat memiliki kaitan erat dengan KAA.

Camat Bunguran Barat, Asmarajuana Suhardi mengatakan pihaknya sudah menyurati panitia KAA ke-60 yang segera digelar akhir bulan ini.

"Ya saya sudah menyurati panitia KAA ke 60 tahun 2015 ini di Bandung agar turut membunyikan daerah (situs) tempat jatuhnya pesawat delegasi Tiongkok ini di Natuna," ujar Asmarajuana, kemarin.

Pemerintah lokal bersama masyarakat di Sedanau, Bunguran Barat turut menjaga situs ini, sebagai saksi perjalanan sejarah dunia. "Dengan begitu dunia bisa tahu tentang Natuna dan Bunguran Barat. Selama ini kan cuma ceritanya saja, namun jarang ada yang berkunjung ke lokasi tersebut," kata Asmarajuana lagi.

Lokasi puing-puing pesawat Kashmir Princess ini berada di dasar laut. Secuil wisatawan memang sempat berkunjung melakukan wisata diving. Namun tidak banyak, karena memang tidak banyak yang tahu.

"Jika air laut surut diantara Pulau Jalik dan Penganak itu, maka kita bisa lihat bekas-bekas puingnya dari atas perahu, masih ada beberapa bagian yang utuh," ujarnya.

Terkait keberadaan lokasi jatuhnya pesawat ini, Asmarajuana menyebutkan titik lokasinya bisa menjadi spot diving dan situs wisata sejarah yang punya nilai historis yang tinggi dalam perkembangan politik dunia.

"Saya sudah bikin SK Camat, pasang pelampung di tempat itu sebagai tanda, jadi kita ingin menjaga keberadaannya sebagai promosi daerah juga," tuturnya.

Selain itu, pihak kecamatan juga melakukan promosi wisata itu ke sekolah-sekolah yang ada di Bunguran Barat, sekaligus menambah wawasan para pelajar terkait sejarah KAA.

Jarak perairan titik jatuh pesawat Kasmir Princess ini 9 mil dari Pulau Sedanau. Selama ini diakuinya memang kurang publikasi.

Sementara itu, di Sedanau pun ada semacam tugu semen dengan bentuk pesawat. Ternyata tugu itu menandakan lokasi Kampung Karang Princess. Asmarajuana punya penjelasan langsung terkait pemberian nama kampung itu.

"Dulu waktu kejadian, masyarakat Sedanau turut membantu memberikan perawatan dan penyelamatan kepada korban pesawat jatuh itu. Di dalam pesawat ada tokoh politik tiongkok dan wartawannya. Dari 19 awak dan penumpang hanya 3 yang selamat," ujarnya.

Lokasi dimana tempat korban di rawat dan jenazah yang meninggal di kuburkan itu kini diberi nama Kampung Karang Princess. Kuburan para korban pesawat Kashmir Princess itu pun tidak jauh dari tugu itu, bisa ditempuh dengan jalan darat menaiki sepedamotor sejauh 2 kilometer.

"Aksesnya bagus kesana dan masih terawat. Lokasi kuburan ini juga menjadi wisata sejarah. Namun memang selama ini kurang publikasi. Kita berharap Sedanau, Natuna bisa dikenal lewat peristiwa monumental itu," harap Asmarajuana.

Bahkan kejadian di atas menjadi salah satu pemercepat dibangunan Bandara Ranai oleh Pemerintah RI. Bandara tersebut masih aktif hingga saat ini dan masih dipergunakan sebagai pangkalan udara (Lanud) TNI AU.