\

newnavbar

Wednesday 25 March 2015

LAPORAN PRAKTIKUM ACARA III CURVE SIGMOID PERTUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2014



LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
ACARA III
CURVE SIGMOID PERTUMBUHAN

Semester : 5                                         Tahun : 2014


Nama 1. Yohanes Sulistyo N             (12122100001)
           2. Sabki                                   (12122100002)
           3. Endong S. Adnan               (12122100013)
          

Tanggal praktikum : 26 November-6 Desember 2014



Yogyakarta, 10 Desember 2014
Praktikan :                             


1.             Yohanes Sulistyo N     (                                   )

2.             Sabki                           (                                   )

3.               Endong S. Adnan       (                                   )






A.      TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum yang kami lakukan ini adalah untuk mengetahui sifat pertumbuhan tanaman.

B.       DASAR  TEORI
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat dibalikkan dalam ukuran pada sistem biologi. Secara umum pertumbuhan berarti pertambahan ukuran karena organisme multisel tumbuh dari zigot, pertumbuhan itu bukan hanya dalam volume, tapi juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pertumbuhan biologis terjadi dengan dua fenomena yang berbeda antara satu sama lain. Pertambahan volume sel dan pertambahan jumlah sel. Pertambahan volume sel merupakan hasil sintesa dan akumulasi protein, sedangkan pertambahan jumlah sel terjadi dengan pembelahan sel (Kaufman, 1975).
Pada setiap tahap dalam kehidupan suatu tumbuhan, sensitivitas terhadap lingkungan dan koordinasi respons sangat jelas terlihat. Tumbuhan dapat mengindera gravitasi dan arah cahaya dan menanggapi stimulus-stimulus ini dengan cara yang kelihatannya sangat wajar bagi kita. Seleksi alam lebih menyukai mekanisme respons tumbuhan yang meningkatkan keberhasilan reproduktif, namun ini mengimplikasikan tidak adanya perencanaan yang disengaja pada bagian dari tumbuhan tersebut (Campbell, 2002).
Pada batang yang sedang tumbuh, daerah pembelahan sel batang lebih jauh letaknya dari ujung daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter dibawah ujung (tunas). Sedangkan pertambahan panjang tiap lokus pada akar tidak diketahui pertambahan panjang terbesar dikarenakan kecambah mati (Salisbury dan Ross, 1996).
Teorinya, semua ciri pertumbuhan bisa diukur, tapi ada dua macam pengukuran yang lazim digunakan untuk mengukur pertambahan volume atau massa. Yang paling umum, pertumbuhan berarti pertambahan ukuran. Karena organisme multisel tumbuh dari zigot, pertambahan itu bukan hanya dalam volume, tapi juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pada banyak kajian, pertumbuhan perlu diukur. Pertambahan volume (ukuran) sering ditentukan denagn cara mengukur perbesaran ke satu atau dua arah, seperti panjang (misalnya, tinggi batang) atau luas (misalnya, diameter batang), atau luas (misalnya, luas daun). Pengukuran volume, misalnya dengan cara pemindahan air, bersifat tidak merusak, sehingga tumbuhan yang sama dapat diukur berulang-ulang pada waktu yang berbeda (Salisbury dan Ross, 1996).
Kurva sigmoid yaitu pertumbuhan cepat pada fase vegetatif sampai titik tertentu akibat pertambahan sel tanaman kemudian melambat dan akhirnya menurun pada fase senesen (Tjitrosoepomo, 1999).
Pengukuran daun tanaman mulai dari waktu embrio dengan menggunakan kurva sigmoid juga memiliki hubungan erat dengan perkecambahan biji tersebut yang otomatis juga dipengaruhi oleh waktu dormansi karena periode dormansi juga merupakan persyaratan bagi perkecambahan banyak biji. Ada bukti bahwa pencegah kimia terdapat di dalam biji ketika terbentuk. Pencegah ini lambat laun dipecah pada suhu rendah sampai tidak lagi memadai untuk menghalangi perkecambahan ketika kondisi lainnya menjadi baik. Waktu dormansi berakhir umumnya didasarkan atas suatu ukuran yang bersifat kuantitatif. Untuk tunas dan biji dormansi dinyatakan berhasil dipecahkan jika 50 % atau lebih dari populasi biji tersebut telah berkecambah atau 50% dari tunas yang diuji telah menunjukkan pertumbuhan. Bagi banyak tumbuhan angiospermae di gurun pasir mempunyai pencegah yang telah terkikis oleh air di dalam tanah. Dalam proses ini lebih banyak air diperlukan daripada yang harus ada untuk perkecambahan itu sendiri. (Kimball, 1992).
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik dalam ukuran pada semua sistem biologi. Pertumbuhan ini digambarkan dengan kurve yang sigmoid.  Proses pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon dari lingkungan (panjang hari, temperatur rendah, perubahan persediaan air). Pertumbuhan berikutnya disebut diferensiasi, yang didefinisikan sebagai pengontrolan gen dan hormonal serta lingkungan yang merubah struktur dan biokimiawi perubahan ini terjadi pada hewan dan tanaman saat berkembang (Kaufman, dkk., 1975).
Laju pertumbuhan suatu tumbuhan atau bagiannya berubah menurut waktu. Oleh karena itu, bila laju tumbuh digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh ordinat dan waktu pada absisi, maka grafik itu merupakan suatu kurva berbentuk huruf S atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid ini berlaku bagi tumbuhan lengkap, bagian-bagiannya ataupun sel-selnya. Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat, kemudian berangsur-angsur lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun. Apabila digambarkan dalam grafik, dalam waktu tertentu maka akan terbentuk kurva sigmoid (bentuk S). Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor keturunan dan lingkungan (Tjitrosoepomo, 1999).
Kurva pertumbuhan berbentuk S (sigmoid) yang ideal yang dihasilkan oleh banyak tumbuhan setahun dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun maupun bertahunan, Pada fase logaritmik ukuran (V) bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti laju kurva pertumbuhan (dV/dt) lambat pada awalnya. Tetapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan organisme, semakin besar organisme semakin cepat ia tumbuh (Tjitrosoepomo, 1999).
Fase pertumbuhan logaritmik juga menunjukkan sel tunggal. Fase ini adalah fase dimana tumbuhan tumbuh secara lambat dan cenderung singkat. Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan, biasanya pada waktu maksimum selama beberapa waktu lamanya. Laju pertumbuhan ditunjukkan oleh kemiringan yang konstan pada bagian atas kurva tinggi tanaman oleh bagian mendatar kurva laju tumbuh dibagian bawah. Fase senescence ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua (Salisbury dan Ross, 1996).
Kurva pertumbuhan berbentuk S (Sigmoid) yang ideal, yang dihasilkan oleh banyak tumbuhan setahun dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun maupun bertahun, dengan mengambil contoh tanaman jagung. Kurva menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dan waktu. Tiga fase utama biasanya mudah dikenali: fase logaritmik, fase linear, dan fase penuaan (Salisbury dan Ross, 1992).

C.      WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum dilaksanakan di kampus Universitas PGRI Yogyakarta, pada tanggal 26 November - 6 Desember 2014.

D.      ALAT DAN BAHAN
Untuk keperluan praktilum, kami menggunakan bahan-bahan serta peralatan sebagai berikut :
a.         Biji kacang tanah
b.      Polybag/Nampan plastik
c.       Penggaris
d.      Buku
e.       Pena
f.       Botol penyemprot/hand sprayer

E.       CARA KERJA
a.         Memecahkan beberapa biji kacang tanah yang sudah direndam semalaman, lalu mengukur panjang daun-daun embryonya dengan menggunakan penggaris milimeter dilanjut menghitung panjang rata-ratanya.
b.      Memilih kurang lebih 30 biji kacang tanah yang sudah direndam itu kemudian ditanam didalam polybag atau nampan plastik. Pada waktu-waktu tertentu siram menggunakan handsprayer. Sesudah 2 hari setelah tanam ukur panjang daun lembaganya, jika belum tumbuh maka di galih dan diukur setelah itu dibuang. Pengukuran dilakukan setiap 2 hari sekali sampai kira-kira 2 minggu. Dalam pengukuran-pengukuran tadi diambil 5 sampel acak dan dihitung rata-ratanya.
c.       Setelah pengamatan selesai maka dilanjutkan penghitungan dan pembuatan grafik.
F.       DATA HASIL PENGAMATAN
a.    Panjang daun embrio setelah direndam 1 malam.

No. interval
Panjang daun embrio (mm)
1
1 mm
2
1 mm
3
1 mm
4
2 mm
5
2 mm
jumlah
7 mm
rerata
1,4

b.    Pengukuran panjang daun lembaga.
No.
Interval
Panjang daun lembaga (mm)
2 hari
4 hari
6 hari
8 hari
10 hari
12 hari
1
2
4
6
9
8
9
2
3
3
5
8
9
10
3
2
3
6
8
10
9
4
2
4
7
9
11
11
5
2
3
7
10
9
10
jumlah
11
17
31
44
47
49
Rata-rata
2,2
3,4
6,2
8,8
9,4
9,8







G.    PEMBAHASAN
Panjang daun-daun lembaga kacang tanah setelah ditanam mengalami pertambahan panjang, setelah sebelumnya dipilih 5 biji kacang tanah untuk diukur daun embrionya. 2 hari setelah dilakukan penanaman, diambil 5 biji kacang tanah untuk diukur lagi panjang daun lembaganya dan menunjukkan hasil seperti pada tabel di atas. Pada hari ke-4, 6, 8 sampai hari ke-12 dilakukan hal yang sama. Pertambahan panjang paling pesat terjadi pada hari ke-6, hal ini ditunjukkan dari rata-rata hari ke-4 yaitu 3,4 mm kemudian pada hari ke-6 bertambah menjadi 6,2 mm.sehingga dapat dilihat dalam kurva sigmoid dibawah ini.
Gambar 1. Kurva sigmoid pertumbuhan


H.    KESIMPULAN
Laju pertumbuhan suatu tumbuhan atau bagiannya berubah menurut waktu. Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat, kemudian berangsur-angsur lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun. Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor keturunan dan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2002. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Kaufman, P. B., dkk., 1975.  Laboratory Experiment in Plant Physiology. Macmillan Publishing Co., Inc.  New York.
Kimbal, 1992. Tinjauan Konseptual Model Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Hutan. USU-Digital Library. Medan.
Salisbury, F.B dan C.W. Ross., 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid Tiga Edisi Keempat. ITB-Press. Bandung.
Tjitrosoepomo, G., 1999. Botani Umum 2. Angkasa. Bandung.

Aldi, A. 2014. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Kurva Sigmoid. http://andialdiempe.blogspot.com/2014/01/laporan-praktikum-fisiologi-tumbuhan_6236.html. diakses tanggal 3 Desember 2014.