\

newnavbar

Tuesday 9 June 2015

KETIKA BUAH HATI FITNAHNYA DUNIA

ANAK merupakan salah satu anugerah terbesar yang Allah SWT berikan kepada kita. Kelahiran anak sangat ditunggu-tunggu dan diidam-idamkan bagi keluarga yang belum pernah dikaruniai anak dari Allah SWT. Dengan hadirnya anak, menjadikan keluarga terasa lebih lengkap rasanya, karena betapa bahagianya, kita telah memiliki keturunan dimana itu adalah hasil dari darah daging kita sendiri. Disisi lain, tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya anak, kita telah diamanatkan oleh Allah SWT untuk dapat menjaga dan mendidiknya menjadi anak yang shaleh dan shalehah, anak yang selalu taat pada perintah Allah SWT dan Rasulnya. Sebagai orang tua, ayah dan ibu memiliki tanggung jawab yang besar kepada Allah apabila mereka tidak bisa menjaga dan merawat titipan Allah tersebut. Dan salah satu akibat yang akan didapat adalah
mendapat fitnah (ujian dan cobaan), sebagaimana firman Allah SWT,

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar,” (QS. At Taghabun: 14,15).


Allah SWT juga berfirman pada ayat-Nya yang lain, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul-Nya, dan juga janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu padahal kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan, dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar,” (QS. Al-Anfal: 27,28).

Supaya anak kita tidak menjadi penyebab turunnya murka dan bencana Allah SWT, maka harus dididik dengan penuh cinta dan kasih sayang, agar anak tumbuh menjadi pribadi yang penuh cinta dan kasih sayang pula. Keberhasilan orang tua mendidik anaknya dapat terlihat dari hasil anak itu sendiri. Banyak orang yang berasumsi bahwa keberhasilan orang tua dilihat dari keberhasilannya menyekolahkan anaknya sampai ke tingkat tinggi seperti mendapat gelar doktor, insinyur, dan gelar lainnya. Bisa saja asumsi ini benar, namun hanya dilihat dari satu sisi saja. Hal yang harus diperhatikan oleh orang tua adalah kebutuhan sang anak akan pendidikan rohani dan religinya. Agar mereka menjadi hamba Allah yang mengetahui apa tugas utamanya lahir di dunia ini. Alangkah lebih bangga orang tua yang memiliki anak dengan gelar doktor sekaligus muwahhid (orang yang bertauhid) , atau bergelar arsitek yang mu’min dan shaleh. Sehingga ilmu yang mereka punya bermanfaat untuk seluruh keselamatan umat. Semoga Allah menganugerahi kita anak-anak yang dapat berguna di agama, bangsa, dan negaranya, serta menjadi pengingat dalam kelalaian kita sebagai orang tua. Aamiin.

Sumber: As-Sunnah/Ahmas Faiz Asifuddin/Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta/Solo

No comments:

Post a Comment