EROSI DAN MEKANISME TERJADINYA
1. Penertian
erosi
Erosi adalah gejala
alam yang
sering kita dengar dan baca, baik di media cetak maupun elektronik. Istilah ini kerap kali dihubungkan dengan kerusakan tanah pertanian, hutan, atau meluasnya lahan kritis. Pernyataan ini tidak seluruhnya benar sebab dalam batas-batas tertentu proses erosi tidak menimbulkan kerusakan alam.
sering kita dengar dan baca, baik di media cetak maupun elektronik. Istilah ini kerap kali dihubungkan dengan kerusakan tanah pertanian, hutan, atau meluasnya lahan kritis. Pernyataan ini tidak seluruhnya benar sebab dalam batas-batas tertentu proses erosi tidak menimbulkan kerusakan alam.
Erosi adalah Erosi adalah peristiwa pengikisan
padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi
angin, air atau es, karakteristik hujan, creep (merayap) pada tanah dan
material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup.
Secara sederhana, erosi dapat diartikan sebagai
proses pelepasan dan pemindahan massa batuan dari suatu wilayah ke wilayah
lainnya.
Erosi merupakan gejala alam, alam yang berproses,
namun diperparah oleh manusia dan proses erosi semakin cepat.
2. Mekanisme
Terjadi Erosi
Mekanisme terjadinya erosi oleh Nurpilihan (2000)
diidentifikasikan menjadi tiga tahap yaitu:
1. detachment
(penghancuran tanah dari agregat tanah menjadi partikel-partikel tanah);
2. transportation
(pengangkutan partikel tanah oleh limpasan hujan atau run off dan
3. sedimentation
(sedimen/pengendapan jumlah tanah tererosi); tanah-tanah tererosi akan
terendapkan pada cekungan-cekungan atau pada daerah-daerah bagian bawah.
Cekungan-cekungan yang
menampung partikel-partikel tanah dari top soil yang tergerus akan menjadi
lahan yang amat subur.
Faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi erosi
adalah iklim terutama curah hujan, tekstur tanah; vegetasi dan topografi dan
manusia; kecuali iklim maka faktor-faktor lainnya dapat dikendalikan oleh
manusia.
Jenis-jenis erosi berdasarkan kecepatannya.
· Erosi
geologi
Erosi geologi adalah bentuk pengikisan proses
pengikisan atau penghancuran tanahnya relatif seimbang dengan proses
pembentukannya. Gejala alam ini dapat dikatakan tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan.
· Erosi
tanah
Erosi tanah atau dinamakan pula erosi yang
dipercepat (accelerated erosion) yaitu bentuk erosi yang proses penghancuran
tanah (batuan) jauh lebih cepat dibandingkan dengan pembentukannya. Erosi tanah
biasanya dipercepat oleh aktivitas manusia dalam mengelola lahan tanpa
memperhatikan unsur-unsur kelestarian alam misalnya penebangan hutan
sembarangan dll.
Gambar proses erosi tanah oleh air.
Selain berdasarkan
kecepatannya, erosi dapat pula diklasifikasikan berdasarkan zat pelaku atau
pengikisnya beserta proses terjadinya erosi
a. Erosi
air
Proses erosi oleh air merupakan kombinasi dua sub
proses yaitu :
1. penghancuran
struktur tanah menjadi butir-butir primer.
2. penghancuran
struktur tanah diikuti pengangkutan butir-butir tanah tersebut oleh air yang
mengalir dipermukaan tanah.
Air hujan yang menimpa tanah-tanah terbuka akan
menyebabkan tanah terdispersi (perbecahan). Sebagian dari air hujan yang jatuh
tersebut akan mengalir di atas permukaan tanah. Banyaknya air hujan yang
mengalir diatas permukaan tanah tergantung pada hubungan antara jumlah dan
intensitas hujan dengan kapasitas infiltrasi (meresap) tanah dan kapasitas
penyimpanan air tanah. Kekuatan perusak air yang mengalir diatas permukaan
tanah akan semakin besar dengan semakin curam dan makin panjang lereng
permukaan tanah.
Massa air yang mengalir, baik gerakan air di dalam
tanah maupun di permukaan Bumi berupa sungai atau air larian permukaan selamban
apapun pasti memiliki daya kikis. Sedikit demi sedikit, air yang mengalir itu
mengerosi batuan atau tanah yang dilaluinya. Semakin cepat gerakan air
mengalir, semakin tinggi pula daya kikisnya. Oleh karena itu, sungai-sungai di wilayah
perbukitan atau pegunungan yang alirannya deras memiliki lembah yang lebih
curam dan dalam dibandingkan dengan sungai di wilayah dataran yang alirannya
relatif tenang.
Secara umum dilihat dari tahapan kerusakan tanah
yang terkikis, erosi air terdiri atas empat tingkatan, yaitu sebagai berikut.
a) Erosi
Percik (Splash Erosion)
Erosi percik merupakan
bentuk pengikisan tanah oleh percikan air hujan. Pada saat titik air hujan
memercik ke permukaan tanah, butiran-butiran air akan menumbuk kemudian
mengikis partikel tanah serta memindahkannya ke tempat lain di sekitarnya.
b) Erosi
Lembar (Sheet Erosion)
Erosi lembar merupakan
tahapan kedua dari erosi air. Pada tahapan ini, lapisan tanah paling atas (top
soil) yang kaya akan bahan humus penyubur tanah hilang terkikis sehingga
tingkat kesuburan dan produktivitasnya mengalami penurunan.
Ciri-ciri tanah yang
telah mengalami erosi lembar antara lain:
1) air
yang mengalir di permukaan berwarna keruh (kecokelatan) karena banyak
mengandung partikel tanah;
2) warna
tanah terlihat pucat karena kadar humus (bahan organik) rendah;
3) tingkat
kesuburan tanah sangat rendah.
c) Erosi
Alur (Riil Erosion)
Jika proses erosi
lembar terus berlangsung maka pada permukaan tanah akan terbentuk alur-alur
yang searah dengan kemiringan lereng. Alur-alur erosi ini merupakan tempat air
mengalir dan mengikis tanah.
d) Erosi
Parit (Gully Erosion)
Pada tahap ini alur-alur erosi berkembang menjadi
parit-parit atau lembah yang dalam berbentuk huruf U atau V. Erosi parit banyak
terjadi di wilayah yang memiliki kemiringan tinggi dengan tingkat penutupan
vegetasi (tetumbuhan) sangat sedikit. Untuk mengem balikan kesuburan tanah
kritis yang telah mengalami erosi parit diperlukan biaya yang sangat mahal.
Di sepanjang aliran sungai terjadi pula proses erosi
oleh arus air. Proses pengikisan yang mungkin terjadi sepanjang aliran sungai
antara lain sebagai berikut.
1) Erosi
Tebing Sungai, yaitu erosi yang bekerja pada dinding badan sungai sehingga
lembah sungai bertambah lebar.
2) Erosi
Mudik, yaitu erosi yang terjadi pada dinding air terjun (jeram). Akibat erosi
mudik, lama-kelamaan lokasi air terjun akan mundur ke arah hulu.
3) Erosi
Badan Sungai, yaitu erosi yang berlangsung ke arah dasar sungai (badan sungai)
sehingga lembah sungai menjadi semakin dalam. Jika erosi badan sungai ini
berlangsung dalam waktu geologi yang sangat lama maka akan terbentuk
ngarai-ngarai yang sangat dalam, seperti Grand Canyon di Sungai Colorado
(Amerika Serikat).
b. Erosi
Angin
Erosi oleh pengerjaan
angin (deflasi) banyak terjadi di daerah gurun beriklim kering yang sering
terjadi badai pasir yang dikenal dengan istilah harmattan atau chamsina. Pada
saat kejadian angin kencang tersebut, butiran-butiran kerikil dan pasir yang
terbawa angin akan mengikis bongkah batuan yang dilaluinya.
c. Erosi
Gelombang Laut atau erosi marin.
Gelombang laut yang bergerak ke arah pantai mampu
mengikis bahkan memecahkan batu-batu karang di pantai, kemudian diangkut ke
tempat-tempat lain di sekitarnya atau ke arah laut dan samudra.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan abrasi
antara lain sebagai berikut.
1. Kekerasan
batuan, semakin keras jenis batuan yang ada di pantai, semakin tahan terhadap
erosi.
2. Gelombang
laut, semakin besar gelombang yang bergerak ke arah pantai, semakin besar
kemungkinannya untuk mengerosi wilayah pantai.
3. Kedalaman
laut di muka pantai, jika laut yang terletak di muka pantai merupakan laut
dalam, gelombang laut yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan laut yang
dangkal, sehingga kekuatan erosi akan lebih besar.
4. Jumlah
material yang dibawa gelombang terutama kerikil dan pasir, semakin banyak
material yang diangkut semakin kuat daya abrasinya.
Bentang alam khas yang sering kita jumpai sebagai
akibat adanya abrasi antara lain sebagai berikut.
1) Cliff,
yaitu pantai yang berdinding curam sampai tegak.
2) Relung,
yaitu cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding cliff.
3) Dataran
Abrasi, yaitu hamparan wilayah dataran akibat abrasi. yang dapat dilihat dengan
jelas saat air laut surut.
4) Gua
laut (Sea Cave).
d. Erosi
Glasial
Gletser terdapat di
wilayah kutub atau di pegunungan tinggi yang puncaknya senantiasa tertutup oleh
lembaran salju dan es, seperti Pegunungan Jayawijaya, Rocky, dan Himalaya.
Massa gletser yang bergerak menuruni lereng pegunungan akibat gaya berat maupun
pencairan es akan mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Massa batuan hasil
pengikisan yang diangkut bersama-sama dengan gerakan gletser dinamakan morain.
Ciri khas bentang alam akibat erosi glasial adalah
adanya alur-alur yang arahnya relatif sejajar pada permukaan batuan sebagai
akibat torehan gletser. Jika erosi gletser ini terus-menerus berlangsung dalam
waktu yang sangat lama, akan terbentuk lembah-lembah yang dalam, memanjang, dan
searah dengan gerakan gletser.
Daftar pustaka
Anonim. (2013). pengertian-erosi-dan-jenis-jenis-erosi.
Dipetik Maret 31, 2014, dari
http://bangkusekolah-id.blogspot.com/2013/02/pengertian-erosi-dan-jenis-jenis-erosi.html
Anonim. (2013). proses-terjadinya-erosi.
Dipetik Maret 31, 1014, dari http://www.psychologymania.com/2013/08/proses-terjadinya-erosi.html
Damanik, E. (2014). mekanisme-terjadi-erosi-serta-erosi.
Dipetik April 02, 2014, dari
http://ondyx.blogspot.com/2014/02/mekanisme-terjadi-erosi-serta-erosi.html
Edukasi.net. (t.thn.). Fenomena
Alam (materi erosi). Dipetik April 02, 2014, dari
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Fenomena.Alam/Erosi/materi_3.html
Hari, A. M. (t.thn.). Pengertian-Erosi.
Dipetik April 02, 2014, dari http://www.scribd.com/doc/50462463/Pengertian-Erosi.